Tumbuhan Bahan Pewarna dan Tanin Tumbuhan Penghasil Bahan Bangunan Tumbuhan Keperluan Ritual Adat dan Keagamaan

4. Kelompok tumbuhan moluskisida adalah kelompok tumbuhan yang menghasilkan pestisida pengendali hama moluska. Beberapa tanaman menimbulkan pengaruh moluskisida, diantaranya: daun sembung, akar tuba, patah tulang dan tefrosia kacang babi. 5. Kelompok tumbuhan pestisida serba guna adalah kelompok tumbuhan yang tidak berfungsi hanya satu jenis saja, misalnya insektisida saja, tetapi juga berfungsi sebagai fungisida, bakterisida, moluskisida, nematisida dan lainnya. Contoh tumbuhan dari kelompok ini adalah: jambu mete, lada, mimba, mindi, tembakau dan cengkih.

2.1.2.7 Tumbuhan Bahan Pewarna dan Tanin

Tumbuhan pewarna adalah jenis tumbuhan yang dapat memberikan pengaruh warna terhadap benda baik berpa makanan, minuman, atau benda lainnya setelah diolah sebelumya. Penelitian Rifai dan Waluyo 1992 terhadap kehidupan suku Madura menyebutkan bahwa proses peramuan zat pewarna dari tumbuhan adalah suatu kejelian dari nenek moyang yang telah turun-temurun mengolah dan memanfaatkan jenis tumbuhan sebagai sumber daya nabati yang diketahui mengadung zat warna. Jenis-jenis tumbuhan penghasil warna diantaranya adalah daun suji Pleomele angustifolia untuk warna hijau, kunyit Curcuma domestica pengahasil warna kuning, dan sebagainya. Tanin nabati merupakan bahan dari tumbuhan, rasanya pahit dan kelat, seringkali berupa ekstrak dari pepangan atau bagian lain terutama daun, buah dan puru. Hasil dari penyamakan kulit dengan tannin berupa kulit samak yang banyak manfaatnya, selain samak kulit juga dapat menyamak jala, tali dan layar. Tanin juga digunakan sebagai perekat, pewarna dan mordan Lemmens Soetjipto, 1999.

2.1.2.8 Tumbuhan Penghasil Bahan Bangunan

Tumbuhan penghasil bahan bangunan oleh masyarakat adat digunakan untuk membuat atau membangun rumah, tempat berkumpul dan beristirahat, dan sarana ibadat. Kartikawati 2004 menyebutkan bahwa bahan bangunan utama pada masyarakat suku Dayak Meratus adalah pohon-pohon dihutan, ada pula rotan dan bambu. Jenis-jenis yang umum digunakan adalah sengon Paraserianthes falcataria, jati Tectona grandis, ulin Eusideroxylon zwageri, dan sebagainya.

2.1.2.9 Tumbuhan Keperluan Ritual Adat dan Keagamaan

Diantara pengetahuan tentang tumbuhan yang dimiliki oleh masyarakat, ada yang bersifat spiritual magis dan ritual. Demikian pula pemanfaatannya, salah satunya yaitu pemanfaatan di bidang upacara. Indonesia yang terdiri kurang lebih 350 etnis dapat memberikan gambaran pemanfaatn tumbuhan di masing-masing tempat yang khususnya dipakai dalam berbagai upacara. Dalam upacara-upacara adat yang dilakukan, terutama yang berkenaan dengan upacara daur hidup, tumbuhan banyak dipakai Kartiwa Wahyono 1992. Tumbuhan dalam masyarakat adat memegang peranan yang penting dalam hal ritual dan keagamaan. Seperti keberadaan tepung ketan yang sangat istimewa pada masyarakat Dayak Meratus dalam kehidupannya. Sifat ketan yang butir-butirnya saling merekat erat bila ditanak dan tahan lama menempatkannya sebagai sesajen yang harus selalu ada dalam setiap ritual adat Kartikawati 2004. Kartiwa dan Martowikrido 1992 menjelaskan bahwa tumbuhan yang dipakai dalam ritual adat dan keagamaan memiliki ciri : 1. Sifat-sifat dari tumbuhan tertentu, khususnya bungan dihubungkan dengan sikap feminism, ini sering dihubungkan dalam upacara pemberian nama pada anak perempuan, diberi nama : dahlia, mawar, lili, dan melati. 2. Sifat tumbuhan dan nama tanaman yang diasosiasikan dengan kata-kata yang mengandung nilai baik, misalnya dalam upacara perkawinan jawa. Misal pisang raja agar memiliki kedudukan yang tinggi, kantil kesetiaan adalah kunci kebahagiaan rumah tangga, dan sirih perlambang keakraban. 3. Tanaman yang digunakan sebagai pengharum dan bumbu-bumbu untuk pengawetan mayat upacara kematian di Tana Toraja, antara lain limau Citrus histrix DC, daun kelapa Cocos nucifera L., dan berbagai rempah- rempah lainnya.

2.1.2.10 Tumbuhan Anyaman dan Kerajinan

Dokumen yang terkait

Manajemen panen perkebunan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Sari Lembah Subur, Astra Agro Lestari, Riau

0 13 87

Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Perkebunan PT.Sari Aditya Loka 1 (PT.Astra Agro Lestari Tbk) Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi

2 19 5

Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT Agro Lestari di Cibogo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

15 59 141

Manajemen panen perkebunan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Sari Lembah Subur, Astra Agro Lestari, Riau.

0 17 165

Manajemen Panen Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Sari Lembah Subur, Astra Agro Lestari, Riau.

1 40 87

Potential of Useful Plants of HCV (High Conservation Value) Area in Palm Plantation Areas at Kapuas Hulu District, West Kalimantan Province (Case Study at PT Sawit Kapuas Kencana, PT Paramitra Internusa Pratama and PT Persada Graha Mandiri).

2 52 180

Manajemen panen perkebunan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Sari Lembah Subur, Astra Agro Lestari, Riau

0 5 150

Pengelolaan panen di perkebunan kelapa sawit PT. Gunung Sejahtera Puti Pesona (GSPP), Astra Agro Lestari, Desa Arga Mulya, Kalimantan Tengah

1 28 119

Manajemen Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Bagan Kusik Estate, PT Harapan Sawit Lestari, Ketapang, Kalimantan Barat

0 2 57

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Go Public di Indonesia (Kasus PT Astra Agro Lestari Tbk, PT Sampoerna Agro Tbk, PT PP London Sumatera Indonesia Tbk, PT Tunas Baru Lampung Tbk, dan PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk

5 39 86