No. Nama Ilmiah Nama Lokal
Bagian yang
digunakan Macam
Penggunaan L.C. Richard
2 Pandanus caricosus Selingsing buaya
Daun Tikar
3 Santiria griffithii Hk.f. Engl.
Kedondong hutan Batang
Sarung parang
4 Lophopetalum wrightienum
Arnott. Nanasi, nasi
Batang Sumpit
5 Dialium hydnocarpioides
De Wit.
Keranji Batang
Sarung parang
6 Schizostachyum blumei Nees.
Bambu wuluh Batang
Tampah, Bubu
7 Stenoclaena palustris
Bedd. Paku pandih, paku
pandih Batang
Ikat pinggang
Dominasi habitus terlihat pada habitus pohon yaitu sebanyak 22 spesies atau sebesar 47,82 tumbuhan penghasil tali, anyaman, dan kerajinan. Habitus
lainnya adalah herba dan liana sebanyak 9 spesies atau sebesar 19,56. Sedangkan untuk habitus palem dan epifit masing-masing memiliki perwakilan
spesies sebanyak 3 spesies atau sebesar 6,52. Spesies yang bernama lokal paku pandih Stenoclaena palustris merupakan habitus epifit yang dapat digunakan
sebagai ikat pinggang. Pengolahan bahan tali, anyaman, dan kerajinan membutuhkan keahlian
dan pengetahuan untuk menjadikannya sebagai anyaman ataupun kerajinan. Umumnya diperlukan keahlian dan keterampilan khusus untuk mengolah spesies
tumbuhan menjadi bahan tali, anyaman, dan kerajinan. Selingsing buaya Pandanus caricosus misalnya, daunnya dapat dijadikan sebagai bahan dasar
pembuatan tikar. Spesies yang tumbuh dengan baik pada ketinggian tempat hingga 500 m di tepi sungai, di tepi rawa, dengan kondisi tanah yang lembab ini
diolah dengan menjalin daun-daunnya hingga menjadi sebuah tikar. Untuk teknik budidayanya, spesies yang berhabitus herba ini dapat diperbanyak dengan cara
mengambil anakan langsung dari alam.
5.5.12 Tumbuhan Penghasil Kayu Bakar
Tumbuhan penghasil kayu bakar merupakan spesies tumbuhan yang dapat digunakan sebagai bahan bakar yang umumnya digunakan untuk kepentingan
memasak. Tumbuhan penghasil kayu bakar pada areal studi teridentifikasi sebanyak 35 spesies. Bagian yang digunakan pada kategori ini umumnya adalah
batangnya. Hal ini disebabkan karena keperluan bahan bakar lebih terpusat kepada bahan kayu yang diperoleh pada batang.
Masyarakat sekitar hutan umumnya memanfaatkan tumbuhan sebagai bahan bakar dalam pemanasan makanannya. Akses yang terbatas untuk
mendapatkan bahan bakar konvensional menjadi faktor penting dalam penggunaan kayu bakar ini. Spesies tumbuhan penghasil kayu bakar pada areal
studi dikelompokkan kedalam 20 famili tumbuhan. Beberapa spesies tumbuhan penghasil kayu bakar disajikan dalam Tabel 2. Daftar lengkapnya dapat dilihat
pada Lampiran 20. Pemanfaatan spesies penghasil kayu bakar dapat dilakukan dengan
menggunakan asas kelestarian karena pada umumnya spesies yang berada kategori ini dimanfaatkan batang dan rantingnya. Pemungutan kayu bakar dapat di
imbangi dengan usaha budidaya spesies pada kategori ini. Teknik budidaya pada spesies penghasil kayu bakar umumnya dilakukan dengan biji sehingga
memudahkan masyarakat untuk mengembangkannya. Tabel 28 Beberapa spesies tumbuhan penghasil kayu bakar
No. Nama Ilmiah
Nama Lokal
Bagian yang
digunakan
Macam Pemanfaatan
1 Arenga pinnata
Enau Batang
Kayu bakar 2
Cocos nucifera L.
Kelapa Pelepah
Kayu bakar 3
Gigantochloa apus Bambu
Batang Kayu bakar
4 Schizostachyum
blumei Bambu
wuluh Batang
Kayu bakar 5
Mangifera foetida
Lour. Asam
kelemantan, asam limus
Batang Kayu bakar
6 Mangifera indica
L. Mangga
Batang Kayu bakar
7 Durio testudinarum
Durian kura-kura,
Batang Kayu bakar
5.5.13 Kegunaan Lainnya
Kelompok kegunaan ini didasarkan atas sifat kekhususnya yang tidak masuk kedalam 12 kelompok kegunaan sebelumnya. Hal ini disebabkan karena
spesies yang masuk kedalam kelompok kegunaan ini memiliki manfaat khusus. Spesies yang berguna sebagai bahan permen karet misalnya adalah kegunaan
tersendiri dari spesies jelutung Dyera costulata yang berasal dari famili
Apocynaceae. Sedangkan keruing Dipterocarpus grandiflorus digunakan sebagai pewarna keramik, kertas, dan kosmetik. Beberapa spesies pada kelompok
kegunaan ini dapat disajikan dalam Tabel 29. Daftar spesies untuk kelompok kegunaan ini dapat dilihat pada Lampiran 21.
Potensi tumbuhan dengan kegunaan khusus pada areal studi tercatat sebanyak 24 spesies. Didominasi oleh habitus pohon 19 spesies, perdu 2
spesies, liana, herba, dan epifit masing-masing terdiri dari satu spesies. Spesies yang berada di areal studi dapat dikelompokkan kedalam 16 famili dengan famili
terbanyak adalah Arecaceae dan Dilleniaceae. Anggota dari kelompok famili Dilleniaceae umumnya berhabitus pohon dan tumbuh pada dataran rendah sampai
tinggi. Spesies simpur daun lebar Dillenia grandifolia misalnya, tumbuh pada lahan datar dan bergelombang pada hutan dataran rendah. Spesies ini juga dapat
dibudidayakan melalui bijinya Tabel 30 Beberapa spesies tumbuhan kegunaan lainnya
No. Nama Ilmiah
Nama Lokal Bagian
yang digunakan
Keterangan 1 Dillenia grandifolia
Simpur daun lebar
Batang Pentul korek api
2 Dyera costulata Hook.f. Jelutung
Getah Bahan permen karet
3 Aquilaria malaccensis Lamk. Gaharu,
kayu garu Getah
Dupa, resin, Parfum, sabun
4 Piper caninum Bl. Sirih hutan
Daun Sabun
5 Calophyllum grandiflorum Mentangur
Getah Biofuel
6 Agathis borneensis Kayu pines
Getah Resin
7 Arenga pinnata
Enau Kulit batang
Pupuk
5.2.2 Keterkaitan Budaya Masyarakat Dayak Terhadap Hutan