5.2.1.9 Tumbuhan Penghasil Bahan Bangunan
Hutan tropis dikenal sebagai penghasil kayu yang dapat digunakan sebagai bahan bangunan. Bahan bangunan meliputi bahan atap bangunan, tiang bangunan,
lantai bangunan, termasuk bahan untuk pembuatan kapal maupun dinding bangunan. Potensi tumbuhan penghasil bahan bangunan pada areal studi tercatat
sebanyak 109 spesies atau sebesar 25,35. Kelompok kegunaan ini menempati urutan ketiga setelah tumbuhan obat dan tumbuhan pangan.
Bagian yang digunakan pada kelompok ini sebagian besar adalah batangnya. Hanya beberapa spesies saja yang dapat dimanfaatkan daunnya
sebagai bahan bangunan. Habitus pohon merupakan dominasi dari kelompok kegunaan ini. Sedangkan untuk tingkatan famili, famili Dipterocarpaceae
mendominasi jumlah spesies penghasil bahan bangunan dengan jumlah spesies sebanyak 15 spesies. Newmant et al. 1999 menyebutkan bahwa famili
Dipterocarpaceae telah lama dikenal sebagai kelompok penghasil kayu utama pada hutan hujan tropis. Selain itu famili ini di dominasi oleh pohon-pohon besar
yang menjulang tinggi. Kondisi ini yang menyebabkan famili Dipterocarpaceae memiliki jumlah spesies terbesar dalam kelompok kegunaan penghasil bahan
bangunan. Beberapa spesies penghasil bahan bangunan disajikan pada Tabel 26. Daftar lengkap spesies penghasil bahan bangunan di areal studi dapat dilihat pada
Lampiran 17. Tabel 25 Beberapa spesies penghasil bahan bangunan di areal studi
No Nama Ilmiah Nama
Lokal
Bagian yang
digunakan
Macam Penggunaan
1 Peronema canescens Jack. Sungkai
Batang Lantai
2 Gonystyllus bancanus Kurz. Ramin
Batang Tiang, pintu, atap
rumah
3 Toona sinensis A. Juss. Roem. Suren
Batang Lantai, tiang
4 Eusideroxylon zwageri T. B. Belian
Ulin
Batang Lantai, Jembatan
5 Dipterocarpus grandiflorus Keruing
Batang Lantai, dinding
6 Ochroma bicolor Balsa
Batang Lantai
7 Schizostachyum blumei Nees. Bambu
wuluh
Batang Dinding, Atap
Spesies penghasil bahan bangunan pada areal studi yang telah dikenal di dunia perdagangan dan memiliki nilai ekonomis tinggi seperti ulin Eusideroxylon
zwageri , ramin Gonystyllus bancanus, dan balsa Ochoma bicolor dapat
dimanfaatkan hasilnya sepanjang cara pemanenan dan teknik budidayanya terpenuhi. Kayu ramin misalnya, dapat dilakukan usaha budidaya dengan bijinya
yang sebelumnya disemaikan terlebih dahulu. Secara umum tumbuh dengan baik pada hutan hujan tropika primer yang tidak tergenang air. Ramin memiliki nilai
ekonomis yang tinggi dan telah dikenal di pasaran dunia Mardiastuti dan Suhartono, 2003. Kayu ramin sangat cocok untuk kayu dekorasi dan kontruksi
sehingga kayu ramin sering digunakan untuk bingkai pintu dan jendela serta langit-langit rumah.
Pemanfaatan tumbuhan penghasil bangunan memerlukan teknik yang dapat menjamin kelestariannya. Hal ini disebabkan karena sebagian besar spesies
pada kelompok kegunaan ini dimanfaatkan batangnya sehingga cara pemanenannya dengan mematikan tumbuhannya. Pengembangan informasi
mengenai teknik budidaya dan teknik pemanenan spesies penghasil bahan bangunan dapat terus dikembangkan untuk mendorong masyarakat melakukan
usaha budidaya demi kelestarian hasil selanjutnya.
5.2.1.10 Tumbuhan Untuk Ritual Adat