Hematologi Pengaruh pemberian yogurt sinbiotik fungsional berbasis probiotik lokal terhadap status hematologi tikus percobaan

4.4 Hematologi

Hematologi berasal dari bahasa Yunani yaitu haima yang berarti darah, adalah cabang kedokteran internal yang difokuskan pada fisiologi, patologi, laboratorium klinis kerja, dan pediatri yang berkaitan dengan studi tentang darah, yang membentuk darah, dan penyakit darah. Hematologi meliputi studi tentang etiologi, diagnosis, pengobatan, prognosis, dan pencegahan penyakit darah Anonim 2010. Hasil pemeriksaan hematologi secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 7.

4.4.1 Eritrosit

Eritrosit merupakan komponen darah yang terbanyak dalam satu mililiter darah. Setiap orang memiliki jutaan bahkan miliaran eritrosit dalam tubuhnya. Penghitungan eritrosit digunakan untuk menentukan apakah jumlah eritrosit rendah anemia atau tinggi polisitemia. Proses pembentukan eritrosit disebut eritropoisis. Setelah beberapa bulan kemudian, eritrosit terbentuk di dalam hati, limfa, dan kelenjar sumsum tulang. Produksi eritrosit ini dirangsang oleh hormon eritropoietin. Setelah dewasa eritrosit dibentuk di sumsum tulang membranosa. Semakin bertambah usia seseorang, maka produktivitas sumsum tulang semakin turun. Sel pembentuk eritrosit adalah hemositoblas yaitu sel batang mieloid yang terdapat di sumsum tulang. Sel ini akan membentuk berbagai jenis leukosit, eritrosit, dan megakariosit pembentuk keping darah. Rata-rata umur eritrosit kurang lebih 120 hari. Eritrosit menjadi rusak dan dihancurkan dalam sistem retikulum endotelium, terutama dalam limfa dan hati. Globin dan hemoglobin dipecah menjadi asam amino untuk digunakan sebagai protein dalam jaringan-jaringan dan zat besi dalam hem dari hemoglobin dikeluarkan untuk pembentukan eritrosit lagi. Sisa hem dari hemoglobin diubah menjadi bilirubin warna kuning empedu dan biliverdin, yaitu yang berwarna kehijau-hijauan yang dapat dilihat pada perubahan warna hemoglobin yang rusak pada luka memar. Tabel 7. Rataan eritrosit tikus percobaan pada hari ke-7, 14, dan 21 Kelompok Tikus Jumlah Eritrosit jutaµL Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21 Kontrol negatif 6.51 6.93 7.26 Yogurt sinbiotik 6.48 6.97 7.47 Yogurt sinbiotik + EPEC 6.39 7.49 6.86 Kontrol positif 6.32 6.74 7.51 Yogurt prebiotik konvensional - - 7.01 Gambar 13 menunjukkan jumlah eritrosit berbagai kelompok perlakuan tikus pada hari ke-21. Hasil ANOVA Lampiran 8 pada hari ke-21menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan tidak berpengaruh nyata p0.05 terhadap jumlah eritrosit. Dari hasil uji statistik terlihat bahwa kelompok yogurt sinbiotik tidak berbeda nyata dengan kelompok kontrol positif. Walaupun ada kecenderungan peningkatan jumlah eritrosit pada minggu kedua, namun peningkatan tersebut sangat sedikit serta masih fluktuatif dari waktu ke waktu. Perbedaan jumlah eritrosit pada tiap kelompok perlakuan secara statistik juga tidak berbeda nyata, walaupun menunjukkan sedikit variasi. Jumlah eritrosit dapat dipengaruhi oleh faktor umur, jenis kelamin, aktivitas tubuh, gizi, volume darah dan keadaan lingkungan. Oleh karena itu agar hasil pengujian tidak bias oleh faktor-faktor tersebut, semua tikus percobaan dijaga agar berada pada kondisi yang sama. Keterangan : Nilai yang diikuti huruf yang sama tidak menunjukkan adanya perbedaan nyatap0.05 Gambar 13. Rataan jumlah eritrosit tikus perlakuan dan kontrol jutaµL pada hari ke-21 Pada Tabel 7 dan Gambar 13 dapat dilihat bahwa secara umum jumlah rata-rata eritrosit pada tiap kelompok perlakuan selama masa percobaan adalah 6.32 –7.51 jutaµL. Hal ini masih berada kisaran normal tikus percobaan yaitu 6.6 –9.0 jutaµL Campbell 2004. Hal tersebut tidak dipengaruhi oleh pemberian yogurt, karena kelompok kontrol yang tidak diberi yogurt juga memperlihatkan hal serupa. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh umur tikus yang masih muda dan kondisi lingkungan percobaan yang menghambat pembentukan dan pematangan eritrosit.

4.4.2 Leukosit

Leukosit merupakan unit yang aktif dari sistem pertahanan tubuh yang cepat bereaksi terhadap infeksi dan benda asing yang masuk ke dalam tubuh Guyton 1996. Leukosit terbagi atas dua golongan besar, yaitu granuler neutrofil, eosinofil, dan basofil dan agranuler limfosit dan monosit, dimana pembagiannya berdasarkan pada ada tidaknya butiran dalam sitoplasma Frandson 1996. Jumlah total leukosit per mililiter darah adalah refleksi dari keseimbangan antara persediaan dan kebutuhan berbagai jaringan terhadap leukosit. Aktivitas yang cukup akan mempengaruhi jumlah total leukosit dalam keadaan sehat. Dalam keadaan normal sebagian leukosit bersirkulasi dalam seluruh aliran darah, kira-kira tiga kali jumlah leukosit yang disimpan dalam sumsum tulang Guyton 1996. Dalam keadaan normal jumlah leukosit tikus berkisar 6630-20350 selµL Car et al. 2006. Tabel 8. Rataan leukosit tikus percobaan pada hari ke-7, 14, dan 21 Kelompok Tikus Jumlah Leukosit selµL Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21 Kontrol negatif 5767 4367 2333 Yogurt sinbiotik 6100 4500 3700 Yogurt sinbiotik + EPEC 5200 4733 5167 Kontrol positif 4133 4667 6900 Yogurt prebiotik konvensional - - 5000 1 2 3 4 5 6 7 8 Kontrol negatif Yogurt sinbiotik Yogurt sinbiotik + EPEC Kontrol positif Yogurt prebiotik konvensional Jum la h e ri tr o si t j ut a µ L Kelompok Tikus 7.26 a 7.47 a 6.86 a 7.51 a 7.01 a Keterangan : Nilai yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan yang nyata p0.05 Gambar 14. Rataan jumlah leukosit tikus perlakuan dan kontrol selµL pada hari ke-21 Jumlah leukosit tikus percobaan berdasarkan perlakuan dapat dilihat pada Tabel 8. Hasil ANOVA Lampiran 9 pada hari ke-21 menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah leukosit tikus. Hasil uji lanjut Duncan Lampiran 10 menunjukkan bahwa kelompok kontrol positif berbeda sangat nyata p0.01 lebih tinggi dengan kelompok tikus kontrol negatif, kelompok yogurt sinbiotik, kelompok yogurt sinbiotik + EPEC, dan kelompok yogurt prebiotik konvensional. Dari Tabel 8 pada kolom minggu pertama hari ke-7 diketahui bahwa jumlah leukosit pada tikus kelompok kontrol negatif, kelompok yogurt sinbiotik + EPEC, dan kelompok yogurt sinbiotik berada pada jumlah leukosit normal tikus Sprague Dawley yaitu 6630-20350 selµL, dan untuk kelompok kontrol positif juga mempunyai jumlah leukosit yang berada pada kisaran normal. Kemudian pada hari ke-14 dan hari ke-21, terlihat bahwa jumlah leukosit pada tikus kelompok kontrol negatif, kelompok yogurt sinbiotik + EPEC, dan kelompok yogurt sinbiotik mengalami penurunan. Adanya jumlah leukosit yang tinggi di hari ke-7 mungkin disebabkan karena kelompok tikus tersebut masih mengalami stress karena pemberian yogurt atau air dengan cara disonde. Adapun mekanisme peningkatan jumlah leukosit ketika terjadi gangguan fisiologis stress adalah kondisi stress akan menstimulir sistem saraf pusat terutama hypothalamus untuk menghasilkan CRH Corticotropin Realising Hormone yang keberadaannya akan merangsang hipofisia anterior untuk melepaskan ACTH Adreno Corticotropin Hormone yang akan menggertak kortek adrenal untuk menghasilkan hormon steroid yaitu kortikosteroid Guyton 1995. Adanya kortikosteroid ini menyebabkan tubuh memproduksi leukosit lebih banyak, akan tetapi belum jelas jenis sel leukosit mana yang meningkat jumlahnya. Namun setelah beberapa minggu, jumlah leukosit kelompok tikus kontrol negatif, kelompok yogurt sinbiotik + EPEC, dan kelompok yogurt sinbiotik mulai menurun hingga mendekati jumlah leukosit normal. Hal ini karena tikus tersebut sudah terbiasa dengan perlakuan yang dilakukan dan keadaan lingkungannya. Selain itu ada pengaruh nyata jumlah leukosit tikus kelompok yogurt sinbiotik dengan leukosit kelompok tikus kontrol positif p0.05. Hal ini mungkin karena probiotik bertindak sebagai immunomodulator imunostimulan yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh Tannock 1999. Selain itu Walker 2008 juga menambahkan bahwa penempelan probiotik dapat merangsang aktifnya sel-sel epithelia dan fungsi limfosit sehingga dapat meningkatkan kapasitas perlindungan pada sistem pertahanan mukosa. Bakteri probiotik dapat melekat pada permukaan usus untuk meningkatkan pertahanan saluran percernaan inang. Probiotik dapat melindungi inang dari kolonisasi bakteri yang bersifat patogen dengan mekanisme yang berbeda-beda Walker 2008. Berbeda dengan ketiga kelompok tersebut, kelompok tikus kontrol positif malah mengalami peningkatan jumlah leukosit dari hari ke-7 hingga hari ke-21 mencapai 6900 selµL darah. Adanya peningkatan leukosit secara signifikan disebabkan oleh reaksi pertahanan tubuh terhadap masuknya 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 Kontrol negatif Yogurt sinbiotik Yogurt sinbiotik + EPEC Kontrol positif Yogurt prebiotik konvensional Jum la h le uko si t s el µ L Kelompok Tikus 2333 a 3700 b 5167 c 6900 d 5000 c benda benda asing. Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap benda-benda asing. Peningkatan dan penurunan jumlah leukosit dapat terjadi karena pengaruh fisiologis atau patologis. Peningkatan jumlah leukosit dalam darah disebut leukositosis. Leukositosis yang terjadi karena faktor fisiologis dapat disebabkan oleh aktivitas otot, rangsangan ketakutan, dan gangguan emosional. Sedangkan pengaruh patologis dapat disebabkan oleh proses apatologis dalam tanggapan terhadap serangan penyakit. Jumlah leukosit di atas kisaran normal dapat menjadi indikasi adanya infeksi Ganong 1999. Adanya peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah akan menyebabkan leukosit bermigrasi ke dalam jaringan yang mengalami perlukaan atau infeksi. Secara fisiologis hal ini terjadi akibat peningkatan jumlah sel neutrofil atau sel limfosit di dalam sirkulasi darah sehingga menyebabkan peningkatan jumlah leukosit total dan nilai absolut kedua sel tersebut. Peningkatan sekresi epinefrin dan kortikosteroid yang terjadi pada kondisi stress, baik secara fisik maupun emosional atau akibat penyakit yang diderita dapat menyebabkan peningkatan jumlah leukosit. Sedangkan dalam leukosit patologis, peningkatan leukosit dalam darah disebabkan oleh leukosit aktif dalam melawan infeksi dalam tubuh. Kondisi dapat meningkatkan jumlah leukosit hingga 20000- 40000 selµL Doxey 2002. Adanya infeksi akan merangsang pelepasan hormon adrenal yang mempengaruhi peningkatan sirkulasi leukosit. Leukosit memiliki dua fungsi yaitu menghancurkan agen penyerang dengan proses fagositosis dan membentuk antibodi kekebalan Guyton 1996. Pemberian 10 9 cfumL L. acidophilus HN017, L. rhamnosus HN001, atau B. lactis selama 10-28 hari pada tikus Schiffrin et al 1997 dan pemberian Lactobacillus fermentum AD1 pada burung puyuh yang dipapar E. coli Strompfova et al. 2005 juga dapat menyebabkan peningkatan leukosit secara signifikan jika dibandingkan dengan pemberian susu tanpa BAL Schiffrin et al 1997.

4.4.3 Hemoglobin

Hemoglobin Hb merupakan pigmen eritrosit yang terdiri dari protein kompleks terkonjugasi yang mengandung besi. Protein hemoglobin adalah globin, sedangkan warna merah disebabkan oleh warna heme. Heme adalah suatu senyawa metalik yang mengandung satu atom besi Guyton dan Hall 1997. Heme mengandung protoporphirin dan ion Fe yang disintesis dalam mitokondria. Kandungan zat besi yang terlepas ketika hemoglobin mengalami perusakan, akan segera menuju ke hati, kemudian akan dipergunakan kembali untuk pembentukan hemoglobin baru Ganong 1995. Globin adalah suatu polipeptida untuk pembentukan hemoglobin yang disintesis dalam sitoplasma eritrosit. Tabel 9. Rataan hemoglobin tikus pada hari ke-7, 14, dan 21 Kelompok Tikus Kadar hemoglobin gdL Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21 Kontrol negatif 13.17 13.57 13.83 Yogurt sinbiotik 13.13 13.87 14.27 Yogurt sinbiotik + EPEC 12.97 14.27 13.80 Kontrol positif 12.90 13.17 14.37 Yogurt prebiotik konvensional - - 13.73 Rerata kadar hemoglobin selama perlakuan dapat dilihat pada Tabel 9 dan Gambar 15. Secara umum kadar hemoglobin pada tiap kelompok perlakuan antara 12 –14 gdL. Hal ini masih berada pada kisaran normal tikus percobaan yaitu 13.2-14.64 gdL. Hasil ANOVA Lampiran 11 pada hari ke-21 menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata p0.05 terhadap kadar hemoglobin. Secara statistik, perlakuan yang berbeda pada kelompok tikus tidak berpengaruh terhadap kadar hemoglobin, namun ada pengaruhnya dari waktu ke waktu pada masing-masing kelompok perlakuan p0.05. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian yogurt dapat meningkatkan kadar hemoglobin, namun tidak dipengaruhi oleh formula yogurt yang diberikan. Peningkatan dan penurunan yang terjadi, berbeda- beda antar kelompok perlakuan. Keterangan : Nilai yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak adanya perbedaan nyata p0.05 Gambar 15. Rataan jumlah Hb tikus tikus perlakuan dan kontrol gdL pada hari ke-21 Tabel 9 menunjukkan adanya peningkatan kadar hemoglobin pada semua kelompok pada hari ke-7, ke-14 dan hari ke-21. Hal ini disebabkan adanya pemberian pakan setiap harinya dan mampu diserap dengan baik oleh tikus percobaan. Menurut fungsinya, hemoglobin merupakan media transport oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh. Seperti kita ketahui bersama, oksigen merupakan bagian terpenting dari metabolisme tubuh untuk menghasilkan energi. Hemoglobin juga berfungsi membawa karbondioksida hasil metabolisme dari jaringan tubuh ke paru-paru untuk selanjutnya dikeluarkan saat bernafas.

4.4.4 Trombosit

Trombosit adalah bagian terkecil dari unsur seluler sumsum tulang dan berperan penting dalam hemostasis dan pembekuan darah. Trombosit berasal dari sel multipotensial yang akan berubah menjadi megakarioblas bila terdapat rangsangan trombosit Megakaryocyte Colony Stimulating Factor . Megakarioblas ini akan berubah menjadi megakariosit. Kemudian inti megakariosit mengalami pembelahan tetapi sel itu sendiri tidak mengalami pembelahan endomitosis, kemudian sitoplasma sel akhirnya memisahkan diri menjadi sejumlah trombosit Wilson dan Price 1995. Trombosit mempunyai diameter 1-4 µ dan berumur kira kira 10 hari. Tabel 10. Rataan trombosit tikus percobaan pada hari ke-7, 14, dan 21 Kelompok Tikus Jumlah Trombosit ribuµL Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21 Kontrol negatif 409 444 395 Yogurt sinbiotik 446 521 338 Yogurt sinbiotik + EPEC 293 358 376 Kontrol positif 298 382 487 Yogurt prebiotik konvensional - - 388 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 Kontrol negatif Yogurt sinbiotik Yogurt sinbiotik + EPEC Kontrol positif Yogurt prebiotik konvensional Jum la h H b g dL Kelompok Tikus 13.83 a 14.27 a 13.80 a 14.37 a 13.73 a Keterangan : Nilai yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan yang nyata p0.05 Gambar 16. Rataan jumlah trombosit tikus perlakuan dan kontrol ribuµL pada hari ke-21 Jumlah rataan trombosit tikus percobaan dapat dilihat pada Tabel 10 dan Gambar 16. Hasil ANOVA Lampiran 12 pada hari ke-21menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah trombosit tikus. Hasil uji lanjut Duncan Lampiran 13 menunjukkan bahwa kelompok kontrol positif berbeda sangat nyata p0.01 lebih tinggi dengan kelompok tikus kontrol negatif, kelompok yogurt sinbiotik, kelompok yogurt sinbiotik + EPEC, dan kelompok yogurt prebiotik konvensional. Pada Tabel 10 terlihat kelompok tikus yang mengalami penurunan dan peningkatan jumlah trombosit. Kelompok tikus kontrol positif mengalami peningkatan yang cukup tinggi, dapat dilihat dari hari ke-21 tikus kontrol positif memiliki jumlah trombosit paling tinggi dibandingkan kelompok tikus yang lain. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya aktivitas patogen EPEC yang dapat melisis dinding mukosa usus dan menyebabkan pendarahan. Karena terjadi luka maka trombosit jaringan yang rusak akan mengeluarkan trombosiplastin yang akan bereaksi dengan protrombin dan kalsium membentuk thrombin. Trombin yang terbentuk akan bereaksi dengan fibrinogen menutup fibrin lalu menutup jaringan yang luka. Karena adanya pendarahan akibat diare maka tubuh membentuk trombosit untuk menutupi luka sehingga jumlahnya menjadi tinggi. Pada hari ke-14 terlihat bahwa kelompok tikus yogurt sinbiotik memiliki jumlah trombosit tertinggi yaitu 521 ribuµL. Hal tersebut mungkin menunjukkan bahwa yogurt sinbiotik dapat meningkatkan jumlah trombosit, dan peningkatan tersebut berbeda pada tiap kelompok perlakuan. Peningkatan trombosit mungkin disebabkan oleh pengaruh bakteri probiotik dan prebiotik yang terkandung dalam yogurt terhadap faktor perangsang koloni megakariosit. Megakariosit merupakan sel raksasa di dalam sumsum tulang. Sel tersebut membentuk trombosit dengan mengeluarkan sedikit sitoplasma ke dalam sirkulasi darah. Satu sel megakariosit berpotensi membentuk 4000 sel trombosit Frandson 1996. Dapat dilihat juga pada Gambar 16 bahwa adanya pemberian yogurt sinbiotik dapat mempertahankan jumlah trombosit dalam kisaran normal. Lactobacillus fermentum dapat bertahan secara in vivo dalam saluran pencernaan. BAL tersebut juga memiliki sifat yang menguntungkan inangnya dengan meningkatkan proliferasi limfosit dan menurunkan jumlah patogen E. coli, B. cereus, S. thyphimurium, dan S. aureus Nuraida et al. 2008. 10 110 210 310 410 510 610 Kontrol negatif Yogurt sinbiotik Yogurt sinbiotik + EPEC Kontrol positif Yogurt prebiotik konvensional Jum la h tr o m b o si t r ib u µ L Kelompok Tikus 395 b 338 a 376 b 487 c 388 b

4.4.5 Hematokrit

Hematokrit merupakan penghitungan konstanta darah dan jumlah sel. Nilai hematokrit adalah perbandingan antara sel-sel darah dengan volume darah keseluruhan setelah dilakukan pemusingan dan dinyatakan dalam persen. Pada keadaan normal, nilai hematokrit mempunyai hubungan yang positif dengan jumlah eritrosit dan hemoglobin. Nilai hematokrit akan meningkat pada individu pria dewasa sejalan dengan meningkatnya sekresi androgen yang juga akan meningkatkan jumlah dan volume eritrosit. Meningkatnya kadar hemoglobin akibat terselamatkannya sel eritrosit dari kerusakan mikroba patogen akan berakhir pada meningkatnya nilai hematokrit. Sejalan dengan terjadinya diare maka gambaran nilai hematokrit juga diukur. Gambaran pengaruh pemberian yogurt terhadap nilai hematokrit disajikan pada Tabel 11 dan Gambar 17. Hasil ANOVA Lampiran 14 pada hari ke-21 menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata terhadap nilai hematokrit tikus. Tabel 11. Rataan hematokrit tikus percobaan pada hari ke-7, 14, dan 21 Kelompok Tikus Nilai hematokrit Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21 Kontrol negatif 33.87 34.37 34.70 Yogurt sinbiotik 34.57 35.07 34.23 Yogurt sinbiotik + EPEC 34.40 36.20 35.03 Kontrol positif 34.73 34.23 37.37 Yogurt prebiotik konvensional - - 34.57 Keterangan : Nilai yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan yang nyata p0.05 Gambar 17. Rataan nilai hematokrit tikus perlakuan dan kontrol pada hari ke-21 Hasil uji lanjut Duncan Lampiran 15 menunjukkan bahwa hematokrit kelompok kontrol positif berbeda sangat nyata p0.01 lebih tinggi dengan kelompok tikus lainnya. Sementara itu kelompok tikus kontrol negatif, kelompok yogurt sinbiotik, kelompok yogurt sinbiotik + EPEC, dan kelompok yogurt prebiotik konvensional tidak berbeda nyata. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kondisi diare dapat menyebabkan peningkatan nilai hematokrit darah. Peningkatan nilai hematokrit terjadi pada saat tikus mengalami diare dengan tingkat keparahan sedang. Pada saat diare, feses menjadi lunak dan tidak berbentuk akibat konsentrasi air dalam feses tinggi. Tingginya konsentrasi air dalam feses menyebabkan kandungan air dalam tubuh berkurang yang berakibat dalam peningkatan hematokrit. Meningkatnya jumlah hemoglobin akibat terselamatkannya eritrosit dari kerusakan bakteri patogen akan berakhir pada meningkatnya nilai hematokrit Dharmawan 2002. 30.00 31.00 32.00 33.00 34.00 35.00 36.00 37.00 38.00 Kontrol negatif Yogurt sinbiotik Yogurt sinbiotik + EPEC Kontrol positif Yogurt prebiotik konvensional Jum la h h em at o kr it Kelompok Tikus 34.70 a 34.23 a 35.03 a 37.37 b 34.57 a BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan