Enteropatogenic E. coli EPEC adalah salah satu bakteri penyebab diare terutama pada anak-
anak. EPEC dapat mengakibatkan rusaknya mikrovili usus sehingga menimbulkan gangguan penyerapan makanan yang mengakibatkan hambatan pertumbuhan. Infeksi EPEC menyebabkan
kerusakan mikrovili usus akibat adanya aktivitas proteolitik dari bakteri Murtini et al. 2005. Adanya EPEC dapat menyebabkan gangguan penyerapan makanan. Hal ini terlihat dari kurva berat badan
dimana dari lima kelompok tikus yang diuji, maka kelompok yang diinfeksi EPEC kontrol positif mengalami kenaikan berat badan yang paling rendah di antara yang lainnya walaupun secara statistik
tidak berbeda nyata dengan kelompok perlakuan lainnya. Pelekatan bakteri patogen pada usus akan mengakibatkan kolonisasi, kerusakan sel, gangguan mekanisme pengaturan sel, pertumbuhan dan
perkembangbiakan intraseluler Collado et al. 2007.
Efek diare pada pertumbuhan dapat disebabkan penurunan selera makan, penurunan penyerapan nutrisi, atau kenaikan kebutuhan metabolik. Diare dapat menurunkan penyerapan pada
saluran pencernaan sebagai hasil dari beberapa mekanisme langsung yaitu entereocyte dan crypt cell pada saluran pencernaan secara langsung dirusak oleh enteropatogen, toksin atau oleh respon immun
dari individu tersebut yang menyebabkan penurunan penyerapan makanan dan penurunan jumlah garam empedu karena kenaikan frekuensi buang air besar. Data berat badan tikus masing-masing
kelompok dapat dilihat pada Lampiran 4.
Dari Gambar 10 juga terlihat bahwa pemberian yogurt sinbiotik dapat mengoptimalkan penyerapan zat-zat gizi dalam tubuh. Ini ditandai dengan kecenderungan kenaikan berat badan
kelompok yogurt sinbiotik adalah yang tertinggi. Hal ini memperlihatkan bahwa pemberian yogurt sinbiotik dapat menjaga keseimbangan mikroflora saluran pencernaan. Walaupun pemberian yogurt
sinbiotik tidak secara nyata meningkatkan daya tahan tubuh secara signifikan namun terlihat bahwa adanya yogurt sinbiotik dapat meminimalkan pengaruh buruk akibat diare. Dapat dikatakan bahwa
yogurt sinbiotik dapat mengoptimalkan penyerapan zat-zat gizi dalam usus.
4.3 Kejadian Diare pada Tikus Terinfeksi EPEC
Menurut WHO 2009 diare adalah buang air besar bersama feses yang tidak berbentuk atau cair dengan frekuensi lebih dari tiga kali selama 24 jam atau lebih sering daripada orang sehat pada
umumnya. Diare terjadi jika penyerapan air pada kolon terganggu yang disebabkan oleh kerusakan pada kolon atau terjadinya inflamasi. Perlekatan EPEC pada sel epitel inang akan merusak mikrovili
sel-sel mukosa inang yang mengakibatkan hilangnya kemampuan mukosa untuk mengabsorbsi air sehingga terjadi diare akut berair yang persisten, selain kadang-kadang disertai demam ringan dan
muntah. Kerusakan pada sel-sel mukosa ini yang mungkin bertanggungjawab pada terjadinya diare karena EPEC.
Kejadian diare pada tikus percobaan dimulai sejak hari ke-6 setelah pemberian EPEC yang berlangsung secara terus-menerus. Hal ini terlihat dari kondisi feses yang dikumpulkan pada minggu
III pemeliharaan hari ke-19 dan ke-20. Hasil ANOVA Lampiran 5 menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan berpengaruh nyata terhadap kadar air feses tikus. Hasil uji lanjut Duncan Lampiran 6
menunjukkan bahwa kelompok tikus kontrol positif memiliki kadar air feses tertinggi dan berbeda nyata p0.05 dengan kelompok tikus yogurt sinbiotik dan kelompok tikus kontrol negatif Gambar
11. Hal ini juga terlihat pada Gambar 12 bahwa feses tikus yang diinfeksi EPEC kontrol positif berwarna agak coklat, lembek dan agak berair. Tikus yang sehat diberi yogurt sinbiotik tidak
mengalami diare dengan kadar air feses sebesar 56.01, tidak berbeda nyata p0.05 dengan kadar air kelompok tikus kontrol negatif sebesar 55.93. Feses kelompok tikus kontrol positif terlihat lebih
lembek dan agak berair, berbeda dengan feses kelompok tikus lainnya yang cukup keras dan lebih hitam. Hal ini menunjukkan bahwa tikus kontrol positif mengalami infeksi pada saluran
pencernaannya akibat adanya EPEC.
Keterangan : Nilai yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan yang nyata p0.05
Gambar 11. Grafik kadar air feses tikus Secara umum kejadian diare yang dialami oleh tikus percobaan masih termasuk diare tahap
sedang. Ditandai dengan feses yang cukup lunak, sedikit berair dan berwarna coklat tetapi belum terlihat sisa feses pada bagian ekor tikus atau feses yang berwarna kuning akibat diare yang cukup
parah akut. Dari Gambar 11 juga terlihat bahwa kadar air tertinggi adalah pada kelompok tikus kontrol positif, kemudian diikuti oleh kelompok tikus yogurt sinbiotik + EPEC. Feses kelompok tikus
yogurt sinbiotik + EPEC agak lebih keras daripada kelompok tikus kontrol positif karena setelah diinfeksi oleh EPEC dilanjutkan dengan pemberian yogurt sinbiotik.
Penurunan kadar air feses kelompok tikus yogurt sinbiotik + EPEC dibandingkan dengan feses kelompok kontrol positif menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian yogurt sinbiotik terhadap
feses tikus walaupun tidak berbeda nyata dengan kontrol positif. Hal ini sesuai dengan penelitian Sazawal et al. 2004 yang menunjukkan bahwa pemberian sinbiotik berupa GOS galakto-
ologosakarida dan B. lactis HN019 juga tidak memperlihatkan pengaruh yang signifikan terhadap kejadian diare namun berpengaruh nyata terhadap penyakit disentri.
Pemberian yogurt prebiotik konvensional juga tidak terlalu berpengaruh terhadap diare. Hal ini karena yogurt prebiotik konvensional hanya terdiri dari L. bulgaricus dan S. thermophilus yang tidak
tahan terhadap kondisi asam lambung dan garam empedu. Sementara itu pemberian prebiotik tanpa diiringi probiotik tidak seefektif dengan adanya probiotik. Sama halnya dengan penelitian Asahara et
al . 2001 menggunakan B. breve dan GOS dapat mengurangi translokasi dan ekskresi fecal
Salmonella enterica , tetapi penggunaan GOS saja tidak memberikan pengaruh yang berarti. Untuk
lebih jelasnya, penampakan feses tikus seluruh kelompok dapat dilihat pada Gambar 12. 50.00
52.00 54.00
56.00 58.00
60.00 62.00
64.00 66.00
68.00
Kontrol Negatif
Yogurt Sinbiotik
Yogurt Sinbiotik +
EPEC Kontrol
Positif Yogurt
Prebiotik Konvensional
K ada
r A
ir F
es es
Kelompok Tikus
55.93 a 56.01 a
64.85 b 66.87 b
63.62 ab
Adanya bakteri probiotik yang mampu melekat dan berkolonisasi pada epitel usus, serta prebiotik yang dapat memicu pertumbuhan bakteri probiotik dapat digunakan untuk membantu
mencegah diare. BAL probiotik memiliki kemampuan dalam melindungi usus dari bakteri-bakteri enterik patogen EPEC dengan cara memproduksi senyawa-senyawa penghambat seperti asam-asam
organik, hidrogen peroksida, dan bakteriosin, memblokade sisi penempelan melalui kompetisi pada permukaan epitel usus, berkompetisi dalam perolehan nutrisi, mendegradasi reseptor toksin, serta
menstimulir sistem imun Collado et al. 2007
Gambar 12. Feses tikus pada minggu terakhir sebelum terminasi. Keterangan tikus : Kelompok A kontrol negatif, kelompok B yogurt sinbiotik, kelompok C yogurt sinbiotik +
EPEC, kelompok D kontrol positif, dan kelompok E yogurt prebiotik konvensional
Kelompok A U1 Kelompok A U2
Kelompok B U1 Kelompok B U2
Kelompok E
Kelompok C U1 Kelompok C U2
Kelompok D U1 Kelompok D U2
4.4 Hematologi