Mikroflora Usus Pengaruh pemberian yogurt sinbiotik fungsional berbasis probiotik lokal terhadap status hematologi tikus percobaan
Penyakit yang disebabkan oleh Enteropatogenic E. coli EPEC, sangat khas karena sebagian besar terjadi pada bayi yang dicirikan dengan diare yang tidak berlendir, muntah, dan sedikit demam
Donnenberg 1995. Pemberian antibiotik pada diare akut seharusnya dihindari karena dapat menyebabkan kematian mikroflora usus yang bermanfaat untuk menjaga homeostasis tubuh.
Antibiotik hanya diberikan pada disentri dan kolera, karena antibiotik selama kejadian diare akut merupakan resiko terjadinya diare yang berkepanjangan. Pemberian antibiotik untuk diare persisten
adalah tidak efektif Hidayat 1997.
Terjadinya diare karena EPEC masih belum diketahui pasti. Patogenesisnya lebih kompleks daripada Enterotoxigenic E. coli ETEC dan diyakini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama yaitu non
intimate binding yang diperantarai fili bfp. Tahap kedua, adhesi bakteri pada sel inang mencetuskan
tranduksi sinyal, yang berhubungan dengan aktivasi kinase tirosin sel inang dan menyebabkan kenaikan level Ca
2+
intraseluler sel inang. Tahap ketiga, yaitu intimate binding dan actin rearrangement
yang ekstensif di sekitar bakteri. Pada banyak penderita, dilihat dengan mikroskop elektron, EPEC melekat erat pada permukaan mukosa dan sebagian dikelilingi oleh pedestals
attaching and effacing pada permukaan enterosit dan pada area perlekatan EPEC, brush border mikrovili menjadi hilang. Perlekatan EPEC pada sel-sel inang dan kerusakan kekuatan absortif pada
sel-sel mukosa yang rusak ini mungkin bertanggung jawab pada terjadinya diare karena EPEC Gibson dan Roberford 1995
Perlekatan kuat antara sel bakteri dan sel epitel inang akan merusak mikrovili sel-sel mukosa inang yang mengakibatkan hilangnya kemampuan mukosa untuk menyerap air sehingga terjadi diare
akut berair yang persisten, selain kadang-kadang disertai demam ringan dan muntah. Diare dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam mikroflora usus, peningkatan permeabilitas usus dan radang
usus Salminen S et al. 1998. Di sisi lain, probiotik diharapkan dapat mengurangi resiko diare. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa Bifidobacteria dan Lactobacilli dapat menurunkan
resiko diare secara signifikan. Salah satu cara mencegah diare adalah dengan menjaga keseimbangan saluran pencernaan Myllyluoma et al. 2007. Bakteri probiotik tertentu seperti L. rhamnosus GG
diketahui dapat meningkatkan pembentukan antibodi nonspesifik dan respon imun spesifik melawan rotavirus, tetapi respon imun yang dihasilkan spesifik terhadap strain tertentu Majamaa et al. 1995.
Jika bakteri probiotik mampu melekat pada epitel usus dan berkolonisasi pada usus maka diharapkan probiotik dapat digunakan untuk membantu mencegah atau mengobati diare.