Sikap Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu Hamil

mencapai suatu tujuan tertentu. Hasil dorongan dan gerakan ini diwujudkan dalam bentuk perilaku. Menurut Munandar 2001 motivasi adalah suatu proses dimana kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah kepada tercapainya tujuan tertentu. Selain itu, motivasi dibedakan menjadi motivasi rendah dan motivasi tinggi. Sedangkan menurut Elder 1998 dalam Notoatmodjo 2005 motivasi merupakan interaksi antara perilaku dan lingkungan sehingga dapat meningkatkan, menurunkan atau mempertahankan perilaku. Untuk berperilaku sehat diperlukan juga motivasi. Hal ini diperkuat menurut Asnawi 2007 yakni semakin tinggi motivasi seseorang, semakin tinggi intensitas perilakunya. Pengukuran Motivasi Tidak ada satupun teori yang mampu secara komprehensif dan memiliki relevansi yang kontinyu dan sustainibel dalam hal motivasi yang dapat dijadikan alat ukur ilmiah yang pasti, yang paling mendekati obyektivitas dalam pengukuran motivasi adalah ditempuh dengan jalan melihat ciri-ciri perilaku yang bertujuan untuk terus termotivasi Asnawi, 2007. Ada beberapa ciri perilaku yang diambil dari pendapat Murray, Mc Clelland, dan Klinger dalam Asnawi 2007 yang dapat dipakai sebagai rujukam untuk mengukur motivasi, ciri-ciri tersebut adalah: 1. Apabila tujuan telah dekat, maka perilaku makin nyata, sehingga makin mudah diramalkan 2. Perilaku bervariasi menurut kondisinya, terutama jika terjadi halangan atau hambatan 3. Peningkatan pemantapan yang dapat dilihat dari performasi yang menunjukan kecepatan, efisiensi yang meningkat atau peningkatan performasi yang lain 4. Laporan dari individu yang termotivasikan, apakah menurut yang bersangkutan yang menjadi motif perilakunya 5. Tanggapan emosional dalam menanggapi dan mencapai tujuannya 6. Sifat pilihan dan perhatian. Dalam penerapannya, ada yang menggunakan ciri satu dan dua saja, ada yang menggunakan ciri ketiga saja, atau hanya menggunakan satu saja Asnawi, 2007. Berdasarkan penelitian Muliyati 2007 diperoleh bahwa ada hubungan antara motivasi dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi 2.4.5 Paparan Informasi Ada atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan mempengaruhi perilaku seseorang Kar dalam Notoatmodjo, 2007. Semakin sering diberikan informasi akan terjadi perubahan perilaku yang bersifat langgeng Notoatmodjo, 2007. Menurut penelitian Ley dan Spelman 1976 dalam Niven 2002 ketidakpatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat dipengaruhi oleh kurangnya pemahaman instruksi yang diberikan pada pasien. Hal ini disebabkan oleh kegagalan profesional kesehatan dalam memberikan informasi yang lengkap, penggunaan istilah-istilah medis dan memberikan banyak instruksi yang harus diingat oleh pasien. Menurut Rochayati 2008 kurangnya keterpaparan ibu hamil terhadap informasi terutama mengenai makanan yang baik dikonsumsi pada saat hamil, anemia, dan suplemen zat besi dapat menyebabkan kurangnya pengetahuan gizi ibu hamil. Hal tersebut juga dapat mempengaruhi kepatuhannya dalam mengkonsumsi suplemen zat besi.

2.4.6 Peran Petugas Kesehatan

Dukungan dari profesional kesehatan merupakan faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku kepatuhan. Petugas kesehatan dapat mempengaruhi perilaku pasien dengan cara menyampaikan antusiasnya terhadap tindakan tertentu dari pasien, dan secara terus menerus memberikan penghargaan yang positif bagi pasien yang mampu beradaptasi dengan program pengobatannya Niven, 2002. Selama ini yang dilakukan petugas kesehatan pada umumnya hanya perintah untuk mengkonsumsi tablet tambah darah secara teratur tanpa adanya penjelasan mengenai manfaatnya. Informasi tersebut perlu diberikan sejelas- jelasnya untuk memberi dorongan kepada ibu hamil agar mau mengkonsumsi tablet tambah darah Triatnawati dalam Rochayati, 2008.