Uji Interaksi Penyusunan Model Akhir

74 perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi di puskesmas Kadugede tahun 2011. Berdasarkan analisis yang dilakukan, diketahui bahwa koefisien determinan negelkerke R square menunjukan nilai 0,464 artinya bahwa model regresi yang diperoleh dapat menjelaskan 46,4 variasi variabel dependen. Dengan demikian variabel tingkat pengetahuan, motivasi, dan peran petugas kesehatan hanya dapat menjelaskan variasi variabel perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi sebesar 46,4, sedangkan 53,6 dijelaskan oleh variabel lainnya. 75

BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini terdapat kelemahan yang menjadi keterbatasan dalam penelitian yaitu anggota keluarga yang mendampingi responden menjadi hambatan karena memungkinkan responden untuk meminta pendapat kepada anggota keluarganya tersebut ketika diwawancarai. Hal ini mengakibatkan, jawaban responden bisa saja terpengaruh oleh pendapat anggota keluarga yang mendampingi. Selain itu, pada penelitian ini peneliti menggunakan metode wawancara untuk mengisi kuesioner, sehingga responden mungkin bisa saja terpengaruh oleh intonasi peneliti ketika membacakan kuesioner. Hal ini mengakibatkan jawaban responden mungkin bukan jawaban langsung dari pemikiran responden tapi jawaban karena terpengaruh oleh intonasi peneliti saat membacakan kuesioner. Dari segi desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional memiliki kelemahan yaitu tidak dapat menentukan hubungan sebab akibat antara variabel independen dengan variabel dependennya karena kedua variabel diteliti pada saat bersamaan sehingga tidak bisa diketahui mana yang terjadi lebih dahulu. 76

6.2 Perilaku Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Besi di Puskesmas

Kadugede Perilaku ibu hamil dalam penelitian ini dilihat berdasarkan jumlah tablet besi yang diminum ibu hamil. Menurut Depkes 2002 setiap tablet besi mengandung 200 mg sulfas ferosus yang setara dengan 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat. Besarnya kandungan besi ini telah mendapatkan kesepakatan dari kalangan ahli. Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi AKG tahun 2004, kebutuhan zat besi ibu hamil adalah 39 mghari. Sehingga jika di hitung dalam 30 hari ibu hamil membutuhkan 1170 mg zat besi. Dengan demikian jumlah tablet besi yang dibutuhkan ibu hamil untuk memenuhi kebutuhan zat besi jika dihitung sesuai AKG 2004 adalah 20 tablet besibulan. Jika ibu hamil mengkonsumsi tablet besi 20 tablet besibulan maka dikatakan konsumsi tablet besinya kurang baik. Berdasarkan hasil analisis univariat diperoleh bahwa sebagian besar ibu hamil di puskesmas Kadugede yang menjadi responden berperilaku kurang baik dalam mengkonsumsi tablet besi. Padahal ibu hamil memerlukan tablet besi untuk memenuhi kebutuhan zat besinya yang meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat Arisman 2004 yang mengatakan bahwa kebutuhan wanita hamil akan zat besi meningkat untuk pembentukan plasenta dan sel darah merah sebesar 200-300. Perkiraan besaran zat besi yang perlu ditimbun selama hamil ialah 1040 mg. Dari jumlah ini, 200 mg besi tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg sisanya hilang. Jumlah sebanyak ini tidak mungkin tercukupi 77 hanya melalui diet atau makanan, sehingga suplementasi zat besi perlu sekali diberlakukan, bahkan pada wanita yang bergizi baik. Apabila kebutuhan zat besi ini tidak terpenuhi maka akan menyebabkan anemia pada ibu hamil. Hal ini sejalan dengan penelitian Sinatra 2009 yang mengatakan bahwa sekitar 90 penyebab anemia adalah akibat kekurangan besi. Jika ibu hamil mengalami anemia, maka akan berbahaya bagi kesehatan ibu maupun calon bayi. Dampak yang ditimbulkan akibat anemia pada ibu hamil menurut Depkes 2008 adalah meningkatkan risiko terjadinya keguguran, lahir sebelum waktunya, melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah BBLR, lahir mati dan kematian perinatal. Ibu hamil yang menderita anemia dapat mengalami kegagalan jantung, yang dapat menimbulkan kematian.

6.3 Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil dan Hubungannya dengan Perilaku

Mengkonsumsi Tablet Besi Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu Fitriani, 2011. Pengetahuan dalam penelitian ini yaitu pengetahuan ibu hamil tentang penyebab anemia, bahaya anemia bagi ibu hamil maupun calon bayi, manfaat dan aturan minum tablet besi. Dalam penelitian ini diperoleh bahwa 44,6 ibu hamil di puskesmas Kadugede memiliki tingkat pengetahuan kurang dan 54,4 ibu hamil memiliki tingkat pengetahuan baik. Berdasarkan hasil analisis bivariat menggunakan chi-square diketahui bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi. Dari hasil analisis juga diperoleh nilai OR tingkat 78 pengetahuan adalah 10,902 artinya ibu hamil yang tingkat pengetahuannya kurang berpeluang 10,902 kali berperilaku kurang baik mengkonsumsi tablet besi dibandingkan ibu hamil yang tingkat pengetahuannya tinggi. Berdasarkan hasil analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik berganda diperoleh bahwa tingkat pengetahuan merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi di puskesmas Kadugede tahun 2011. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Notoatmodjo 2003, mengatakan bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang overt behaviour. Selain itu, menurut Fitriani 2011 perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Oleh karena itu, pengetahuan ibu hamil tentang tablet besi dan anemia perlu ditingkatkan dengan cara meningkatkan upaya promosi kesehatan kepada ibu hamil mengenai tablet besi dan anemia misalnya dengan penyuluhan, atau pemberian informasi melalui pamflet, stiker, spanduk, dan media komunikasi lainnya.

6.4 Tingkat Pendidikan Ibu Hamil dan Hubungannya dengan Perilaku

Mengkonsumsi Tablet Besi Menurut Ihsan 2001 dalam Zurinal 2006 pendidikan sering dimaknai sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan, baik potensi jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada