c. Menghargai valuing Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang
lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. d. Bertanggung jawab responsible
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi.
Skala pengukuran yang sering digunakan dalam penelitian sikap adalah skala likert. Skala ini dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
persepsi seseorang terhadap masalah yang ada. Pengukuran jika pernyataan negatif maka penilaiannya yaitu sangat setuju = 1, setuju = 2, tidak setuju = 3,
sangat tidak setuju = 4 Hidayat, 2009. Berdasarkan hasil penelitian Rochayati 2008 didapatkan bahwa
sebagian besar ibu hamil setuju terhadap program pemberian suplemen zat besi atau suplemen tambah darah untuk ibu hamil dan setuju terhadap peraturan
mengkonsumsi satu tablet setiap hari. Menurut Sartika 2010 ada hubungan antara sikap dengan keteraturan ibu hamil mengkonsumsi tablet besi.
2.4.4 Motivasi
Motivasi berasal
dari bahasa
latin movere
yang berarti
mendorongmenggerakan. Motivasi inilah yang mendorong seseorang untuk berperilakuberaktifitas dalam pencapaian tujuan Widayatun, 2009. Menurut
Fitriani 2011 motivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Hasil dorongan dan gerakan ini diwujudkan dalam bentuk perilaku.
Menurut Munandar 2001 motivasi adalah suatu proses dimana kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian
kegiatan yang mengarah kepada tercapainya tujuan tertentu. Selain itu, motivasi dibedakan menjadi motivasi rendah dan motivasi tinggi.
Sedangkan menurut Elder 1998 dalam Notoatmodjo 2005 motivasi merupakan interaksi antara perilaku dan lingkungan sehingga dapat
meningkatkan, menurunkan atau mempertahankan perilaku. Untuk berperilaku sehat diperlukan juga motivasi. Hal ini diperkuat menurut Asnawi 2007 yakni
semakin tinggi motivasi seseorang, semakin tinggi intensitas perilakunya.
Pengukuran Motivasi
Tidak ada satupun teori yang mampu secara komprehensif dan memiliki relevansi yang kontinyu dan sustainibel dalam hal motivasi yang dapat dijadikan
alat ukur ilmiah yang pasti, yang paling mendekati obyektivitas dalam pengukuran motivasi adalah ditempuh dengan jalan melihat ciri-ciri perilaku
yang bertujuan untuk terus termotivasi Asnawi, 2007. Ada beberapa ciri perilaku yang diambil dari pendapat Murray, Mc
Clelland, dan Klinger dalam Asnawi 2007 yang dapat dipakai sebagai rujukam untuk mengukur motivasi, ciri-ciri tersebut adalah: