Pengujian Persyaratan Penelitian HASIL PENELITIAN

Varians 121,39 110,28 Simpangan Baku 11,02 10,50 Berdasarkan data hasil belajar matematika siswa pada materi bangun datar segiempat dan segitiga pada Tabel 4, kelompok eksperimen yang menggunakan strategi pembelajaran Think-Talk-Write TTW diperoleh rentangan nilai dari 38 sampai 79 dengan nilai rata-rata 59,875, simpangan baku 11,02 dan varians 121,39. Sedangkan untuk kelompok kontrol yang mneggunakan pembelajaran konvensional diperoleh rentang nilai 38 sampai 75 dengan nilai rata-rata 55,375, simpangan baku 10,50 dan varians 110,28.

B. Pengujian Persyaratan Penelitian

Uji Normalitas Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors. Berdasarkan perhitungan uji normalitas data, didapat L hitung untuk kelas eksperimen sebesar 0,109 dan pada tabel harga kritis L t untuk n = 48 pada taraf signifikansi α = 0,05 adalah 0,128 karena L L t maka sampel pada kelas eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan untuk kelas kontrol didapat harga L = 0,110 dan pada table harga kritis Lt untuk n = 48 pada taraf signifikan α = 0,05, diperoleh L t = 0,128. karena L L t maka sampel pada kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 5 berikut. Tabel 5 Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Variabel Jumlah Sampel Taraf Signifikansi L hitung L L tabel L t Keterangan Kelas Eksperimen 48 0,05 0,109 0,128 Normal Kelas Kontrol 48 0,05 0,110 0,128 Normal Uji Homogenitas Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher. Dari hasil perhitungan lampiran 24, diperoleh nilai varians kelas eksperimen adalah 121,39 dan varians kelas kontrol adalah 110,28. Sehingga didapat F hitung = 1,10. Dengan taraf signifikan α = 0,05 untuk db pembilang = 47 dan db penyebut = 47, dengan interpolasi didapat F tabel = 1,6397. Karena F hitung F tabel , artinya H diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok tersebut berasal dari populasi yang homogen. Uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 6 berikut. Tabel 6 Uji Homogenitas Varians Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Taraf Signifikan F hitung F tabel Keterangan 121,39 110,28 0,05 1,10 1,6397 Data Homogen Pengujian Hipotesis dan Pembahasan Perhitungan uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh dalam pembelajaran dengan menggunakan strategi Think-Talk-Write TTW terhadap hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan uji-t. Berdasarkan uji prasyarat yang telah dilakukan, diperoleh dua kelompok yang berdistribusi normal dan homogen, maka uji-t yang digunakan adalah: 2 1 gab 2 1 n 1 n 1 S X X t + − = Dengan taraf signifikan α = 0,05 dan db = 94, maka pada t hitung diperoleh 2,09 dan t tabel sebesar 1,98 lampiran 25. Dapat dilihat pada Tabel 7 berikut. Tabel 7 Uji-t db t hitung t tabel Kesimpulan 94 2,09 1,98 H ditolak Berdasarkan Tabel 7 terlihat t hitung t tabel 2,09 1,98, hal ini menjelaskan bahwa H ditolak atau H a diterima. Berarti terdapat perbedaan nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan strategi Think-Talk-Write TTW dengan siswa yang tidak diajarkan dengan menggunakan strategi Think-Talk-Write TTW. Dengan kata lain, hasil belajar kelas yang menggunakan strategi Think-Talk-Write TTW lebih tinggi dari pada kelas yang tidak menggunakan strategi Think- Talk-Write TTW. Perbedaan rata-rata hasil belajar matematika antara kedua kelompok tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan strategi Think-Talk-Write TTW lebih baik dari pembelajaran yang tidak menggunakan strategi Think-Talk-Write TTW. Hal tersebut didukung oleh hasil pengamatan selama berlangsungnya pembelajaran, pada pertemuan pertama memang siswa kebingungan apa yang harus dilakukan pada tahap think , tapi setelah beberapa pertemuan selanjutnya dan atas bimbingan guru sebagian besar siswa berangsur-angsur dapat berpikir secara sistematis dalam menyelesaikan persoalan yang diberikan. Suatu masalah dapat diselesaikan dengan baik apabila seseorang memiliki kesadaran tentang apa yang mereka ketahui dan bagaimana mereka melakukannya. Melalui strategi TTW ini siswa dapat lebih memahami konsep-konsep matematika karena melalui tahap think ini siswa dapat menganalisis tujuan isi teks. Dan dengan membuat catatan kecil siswa dapat membedakan dan mempersatukan ide yang disajikan dalam teks bacaan. Kemudian tahap talk siswa dapat lebih paham karena dibangun melalui percakapan antara sesama individual yang merupakan aktifitas sosial yang bermakna. Pada tahap inipun siswa lebih aktif, berani mengungkapkan pendapat terhadap pengetahuan yang telah dimilikinya tentang materi yang sedang dipelajari. Sehingga membuat siswa lebih mandiri dalam menyelesaikan persoalan yang diberikan. Berdasarkan hasil pengamatan juga terlihat pada tahap write sebagian besar siswa dapat menuliskan hasil diskusinya dengan baik di LKS. Siswa dapat mengkonstruksikan ide, karena setelah berdiskusi atau berdialog antar teman. Dan dengan menulis siswa lebih paham tentang konsep-konsep materi yang ia pelajari. Karena penelitian dilakukan di sekolah yang tidak ada pengklasifikasian kelas pembedaan kelas antara siswa pintar dan siswa kurang pintar, maka hanya siswa yang memiliki kemampuan lebih yang dapat langsung mengikuti proses pembelajaran dan siswa yang lain masih merasa kaku dengan proses pembelajaran dengan menggunakan strategi Think-Talk- Write TTW. Namun hal ini dapat disejajarkan dengan pemberian LKS sebagai bahan latihan di sekolah dan di rumah dengan tujuan agar siswa semakin paham tentang materi yang telah dipelajari. Dalam penelitian ini siswa tidak hanya diajak untuk selalu mengerjakan soal-soal, berpikir untuk menyelesaikan soal-soal tetapi siswa juga diberi doing math seperti membuat jajar genjang yang berasal dari persegi panjang secara berkelompok dan menjelaskan cara penyusunannya, agar siswa merasa dilibatkan dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa. Adapun nilai rata-rata lembar kerja siswa LKS pada setiap pertemuan kegiatan belajar mengajar disajikan pada Gambar 4 berikut. y 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 1 2 3 4 5 6 7 8 Pertemuan ke R A N T I A L - A R I A T A x Gambar 4: Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Nilai Rata-rata Lembar Keja Siswa LKS pada Setiap Pertemuan Selama Proses KBM Berdasarkan Gambar 4, dapat dilihat bahwa pada pertemuan ke-1 diperoleh nilai rata-rata LKS siswa sebesar 56, pada pertemuan ke-2 diperoleh nilai rata-rata LKS siswa sebesar 62, pada pertemuan ke-3 diperoleh nilai rata- rata LKS siswa sebesar 47, pada pertemuan ke-4 diperoleh nilai rata-rata LKS siswa sebesar 51, pada pertemuan ke-5 diperoleh nilai rata-rata LKS siswa sebesar 62, pada pertemuan ke-6 diperoleh nilai rata-rata LKS siswa sebesar 74, pada pertemuan ke-7 diperoleh nilai rata-rata LKS siswa sebesar 78, pada pertemuan ke-8 diperoleh nilai rata-rata LKS siswa sebesar 82. Dengan demikian, nilai rata-rata LKS siswa yang didapat dari setiap pertemuan tidak selalu meningkat karena pada setiap pertemuan mempunyai materi pokok bahasan yang tingkat kesulitannya berbeda. Deskripsi Respon Terhadap Strategi Think-Talk-Write TTW Setelah melakukan penelitian di kelas eksperimen yaitu kelas yang pembelajarannya menggunakan strategi TTW dan kelas kontrol yaitu pembelajaran yang tidak menggunakan strategi TTW, peneliti menyebarkan angket kepada kelas eksperimen saja, angket ini dimaksudkan untuk mengetahui respon siswa terhadap strategi TTW. Setelah angket tersebut disebar ke kelas eksperimen, dan dilakukan uji validitas, dari 25 soal terdapat 5 soal yang tidak valid. Sehingga ada 20 soal yang valid lampiran 28. Berdasarkan perhitungan reliabilitas, dari 20 soal yang valid diperoleh reliabilitas sebesar = 0,902. Dengan demikian reliabilitas soal tergolong tinggi. Data hasil angket tanggapan siswa terhadap strategi TTW disajikan dalam bentuk tabel, distribusi frekuensi, histogram dan poligon berikut: Tabel 8 Distribusi Frekuensi Hasil Angket Tanggapan Siswa Terhadap Strategi TTW Frekuensi Nilai Batas Nyata Absolut Komulatif Relatif 38 - 43 37,5 - 43,5 3 3 6,25 44 - 49 43,5 - 49,5 4 7 8,33 50 - 55 49,5 - 55,5 9 16 18,75 56 - 61 55,5 - 61,5 10 26 20,83 62 - 67 61,5 - 67,5 8 34 16,67 68 - 73 67,5 - 73,5 12 46 25 74 - 79 73,5 - 79,5 2 48 4,17 48 Secara visual hasil angket tanggapan siswa terhadap TTW disajikan dalam histogram dan poligon berikut. F y r 14 e 12 k 10 u 8 e 6 n 4 s 2 i 37,5 43,5 49,5 55,5 61,5 67,5 73,5 79,5 x Interval Data Gambar 5: Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Hasil Angket Tanggapan Siswa Terhadap Strategi Think-Talk-Write TTW Berdasarkan data Tabel 8, histogram dan poligon distribusi frekuensi hasil angket tanggapan siswa terhadap strategi TTW dapat diinterpretasikan bahwa sebanyak 30 siswa atau sekitar 62,5 memiliki nilai di atas rata-rata dan 18 siswa atau sekitar 37,5 nilainya berada di bawah rata-rata. Adapun untuk mengetahui seberapa besar respon siswa terhadap strategi TTW adalah dengan menggunakan kategori berikut. Kategori : Skala 1 2 3 4 Skor maksimum : 20 x 4 = 80 Skor netral : 20 x 2,5 = 50 Skor minimum : 20 x 1 = 20 Kriteria: Baik : 60 X ≤ 80 N = 25 Sedang : 50 X ≤ 60 N = 16 Kurang : X ≤ 50 N = 7 Berdasarkan kriteria di atas diperoleh 25 orang siswa atau 52,08 mempunyai nilai rata-rata antara 60 sampai 80, 16 orang siswa atau 33,33 mempunyai nilai rata-rata antara 50 samapi 60, dan 7 orang siswa atau 14,58 mempunyai nilai rata-rata di bawah atau sama dengan 50. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan strategi TTW mendapat respon yang baik dari siswa yang diajar dengan menggunakan TTW. Berdasarkan hasil angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan strategi Think-Talk-Write TTW dapat disimpulkan juga bahwa sebagian besar siswa menyukai pembelajaran dengan menggunakan strategi TTW. Mereka bersemangat dan tertarik untuk belajar materi bangun datar dengan menggunakan strategi TTW dari pada pembelajaran konvensional. Hal ini disebabkan selain karena strategi TTW ini merupakan strategi yang baru digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi bangun datar dan aturan mainnya, siswa juga merasa tertantang dengan soal-soal yang diberikan. Dan dengan adanya kelompok belajar siswa tidak merasa terlalu sulit dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan karena siswa dapat bertukar pikiran dan bebas mengemukakan ide dengan teman sekelompoknya. Dengan pembelajaran seperti tu mereka merasa lebih rileks dalam belajar dan mereka merasa terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Sehingga mereka bisa lebih memahami konsep pada materi yang telah dipelajari. Keterbatasan Penelitian Beberapa tahap yang terdapat pada strategi TTW antara lain tahap think yaitu aktivitas berpikir, tahap talk yaitu aktivitas berbicaradiskusi dengan teman sekelompoknya, dan tahap write yaitu aktivitas menulis, menuliskan hasil diskusinya dengan teman sekelompoknya belum bisa dilaksanakan dengan sempurna. Hal ini disebabkan karena penelitian dilakukan di sekolah yang tidak ada pengklasifikasian kelas pembedaan kelas antara siswa pintar dan siswa kurang pintar, sehingga hanya siswa yang memiliki kemampuan lebih yang dapat langsung mengikuti proses pembelajaran dan siswa yang lain masih merasa kaku dan tidak mengerti apa yang harus dilakukan. Selain itu disebabkan karena dalam satu kelas siswanya terlalu banyak yaitu 48 siswa sedangkan ruangan tidak terlalu luas. Hal itu membuat peneliti sedikit kesulitan dalam mengatur pembagian kelompok dan mengontrol jalannya diskusi. Pembelajaran dengan menggunakan TTW yang diberi doing math membuat siswa lebih antusias karena dapat belajar lebih rileks dan terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, untuk menunjang pembelajaran berlangsung dengan lancar peneliti sebelumnya memerintahkan kepada seluruh siswa untuk membawa perlalatan yang dibutuhkan. Kesulitan yang terjadi adalah tidak semua siswa membawa peralatan yang dibutuhkan maka terjadi sedikit kegaduhan karena siswa saling meminjam peralatan antara satu dengan yang lain. Adapula siswa yang tidak membawa peralatan dan dia pun hanya diam saja tanpa ada usaha, sehingga pada menit-menit terakhir pengerjaan soal, siswa tersebut masih belum dapat menyelesaikan semua soal-soal yang diberikan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS CERPEN

3 21 111

Pengaruh Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Manusia

0 11 158

“Pengaruh Pembelajaran Think-Talk-Write Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa”.

0 5 247

Meningkatkan hasil belajar IPA melalui pembelajaran kooperatif tipe think talk write (ttw) pada siswa kelas IV Mi Al Ishlahat Jatiuwung Kota Tangerang

0 10 0

Perbedaan hasil belajar ekonomi siswa dengan menggunakan metode pembelajaran TTW (Think Talk Write) dan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) di SMA Nusa Putra Tangerang

1 6 154

Pengaruh strategi pembelajaran think-talk write (TTW) tehadap hasil belajar fisika siswa : kuasi eksperimen di SMA Negeri 3 Rangkasbitung

2 16 103

Pengaruh Strategi Think Talk Write terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Pernapasan pada Manusia

0 15 243

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) PADA Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Melalui Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) Pada Siswa Kelas V MI Muhammadiyah Ngasem Kecamata Colomadu Tah

0 2 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK-TALK- WRITE (TTW) PADA Peningkatan Hasil Belajar Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Think-Talk-Write (TTW) Pada Siswa Kelas IV Mata Pelajaran Matematika d

0 0 18

PENGARUH STRATEGI THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS IV SEKOLAH DASAR

0 0 10