b. Luas
Belah Ketupat
1. Pengertian
Belah ketupat adalah segi empet yang dibentuk dari segitiga sama kaki dan bayangannya, dengan alas sebagai sumbu cermin.
2. Sifat-sifat belah ketupat
a. Semua sisinya sama panjang. b. Sudut-sudut yang berhadapan sama besar dan dibagi dua
sama besar oleh diagonal-diagonalnya. c. Kedua diagonalnya saling membagi dua sama panjang dan
saling tegak lurus. d. Kedua diagonal belah ketupat merupakan sumbu simetrinya.
3. Keliling dan luas belah ketupat
a. Keliling
b. Luas
E. Layang-layang
1. Pengertian Layang-layang merupakan segiempat yng dibentuk oleh dua
segitiga sama kaki yang alasnya sama panjang dan berhimpit. 2. Sifat-sifat layang-layang
t a
L ×
=
s K
4 =
2 1
2 1
d d
L ×
× =
a. Pada layang-layang terdapat dua pasang sisi yang sama panjang.
b. Pada layang-layang terdapat sepasang sudut berhadapan yang sama besar.
c. Pada layang-layang terdapat satu sumbu simetri yang merupakan diagonal terpanjang.
d. Pada layang-layang, salah satu diagonalnya membagi dua sama panjang diagonal dan tegak lurus terhadap diagonal
lainnya. 3. Keliling dan luas layang-layang
a. Keliling
b. Luas
F. Trapesium
1. Pengertian Trapesium adalah segi empat yang memiliki sepasang sisi
berhadapan sejajar. 2.
Sifat-Sifat Trapesium Sifat umum trapesium
a. AB sejajar DC
b. A + D = 180
° c.
B + C = 180 °
Sifat khusus trapesium a. Terdapat dua pasang sudut berdekatan sama besar.
b. Dalam trapesium sama kaki terdapat diagonal-diagonal yang sama panjang.
y x
K +
= 2
2 1
2 1
d d
L ×
× =
3. Keliling dan luas Trapesium a. Keliling
b. Luas
2 Segitiga
Pengertian
Segitiga adalah bidang datar yang dibatasi oleh tiga garis lurus dan membentuk tiga sudut.
Jenis-Jenis Segitiga Jenis segitiga ditinjau dari panjang sisi-sisinya
Segitiga sama kaki Segitiga sama kaki terbentuk dari dua segitiga siku-siku
kongruen yang berimpit pada sisi siku-siku yang sama panjang
Segitiga sama sisi Segitiga sama sisi adalah segitiga yang ketiga sisinya sama
panjang. Segitiga sebarang
Segitiga sebarang adalah segitiga yang ketiga sisinya tidak sama panjang.
Jenis segitiga ditinjau dari sudut-sudutnya a. Segitiga yang ketiga sudutnya lancip disebut segitiga
lancip b.
Segitiga yang salah satu sudutnya siku-siku disebut segitiga siku-siku
2 1
kaki kaki
atap alas
K +
+ +
=
t b
a L
× +
= 2
1
c. Segitiga yang salah satu sudutnya tumpul disebut segitiga
tumpul. Jenis segitiga ditinjau dari panjang sisi-sisi dan besar sudutnya
a. Segitiga sama kaki
Segitiga siku-siku Segitiga lancip sama kaki Segitiga tumpul sama kaki sama kaki
b. Segitiga sama sisi
Segitiga sama sisi bila dikaitkan dengan besar sudut-sudutnya adalah besar tiap sudutnya 60
°. c.
Segitiga sebarang Sifat-Sifat Segitiga
1. Segitiga siku-siku
Segitiga siku-siku mempunyai dua sisi siku-siku yang mengapit sudut siku-siku dan satu sisi miring hypotenusa.
2. Segitiga sama kaki
Dua sisi yang sama panjang, sisi tersebut sering disebut kaki segitiga.
Dua sudut yang sama besar yaitu sudut yang berhadapan dengan sisi yang panjangnya sama.
Satu sumbu simetri. 3. Segitiga sama sisi
a. Tiga sisi yang sama panjang
b. Tiga sudut yang sama besar
c. Tiga sumbu simetri.
Keliling dan Luas Segitiga Keliling dan luas Segitiga
a. Keliling
b. Luas
Penelitian yang Relevan
Bansu Irianto Ansari, dalam disertasinya yang berjudul “Menumbuhkembangkan kemampuan pemahaman dan Komunikasi
Matematika Siswa SMU Melalui Think-Talk-Write”, Studi eksperimen pada siswa kelas I SMUN di kota Bandung, memberikan kesimpulan bahwa hasil
penelitiannya yang menggunakan strategi pembelajaran think-talk-write memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan pemahaman dan
komunikasi matematika siswa baik langsung maupun tidak langsung.
Kerangka Berpikir
Belajar merupakan proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dan interaksi dengan lingkungannya. Dalam proses pembelajaran, pengetahuan tidak begitu saja dipindahkan
langsung dari guru kepada siswa, tetapi siswa mengonstruksi pengetahuannya sendiri menurut kemampuan kognitif yang dimilikinya. Adapun Pembelajaran
yang dikembangkan saat ini salah satunya adalah pembelajaran konstruktivisme, yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa dimana peran
aktif siswa sangat ditekankan di dalamnya.Dalam proses pembelajaran ini guru bukan lagi sebagai pusat utama kegiatan belajar di kelas, sehingga siswa
terkesan pasif dan mengikuti apa kata guru, tetapi guru sebagai pendorong siswa belajar agar siswa dapat mengkonstrksi sendiri pengetahuannya.
c b
a K
+ +
=
t a
L ×
× =
2 1
Dalam belajar matematika, seorang guru harus mempunyai banyak ide dan kreativitas dalam mendesain pembelajaran, sehingga siswa merasa senang
dengan matematika dan terhindar dari kejenuhan dan berujung pada rendahnya hasil belajar siswa. Selain itu guru juga harus mempunyai banyak strategi
pembelajaran yang tepat yang sesuai dengan pokok bahasan dalam pelajaran matematika yang dapat mendorong siswa untuk mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri dan merangsang keaktifan siswa, sehingga siswa lebih memahami pelajaran matematika. Salah satu strategi yang sesuai dengan
pembelajaran konstruktivisme adalah strategi pembelajaran think-talk-write TTW.
Penggunaan strategi pembelajaran TTW dalam proses pembelajaran dapat digunakan untuk menjadikan siswa aktif dan dapat mengkonstruksi
belajarnya secara mandiri, sehingga siswa dapat lebih mudah memahami konsep matematika. Dengan demikian maka diharapkan penggunaan strategi
pembelajaran think-talk-write TTW dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
Pengajuan Hipotesis
Sesuai dengan pemilihan pokok masalah yang diajukan dan landasan teori yang melandasi penelitian ini, maka perumusan hipotesis sebagai berikut:
Ho: Tidak ada perbedaan rata-rata hasil belajar antara siswa yang diajar dengan menggunakan strategi TTW dengan siswa yang diajar tanpa
menggunakan strategi TTW. Ha: Rata-rata hasil belajar antara siswa yang diajar dengan menggunakan
strategi TTW lebih tinggi daripada siswa yang diajar tanpa menggunakan strategi TTW.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di MTsN 19 Pondok Labu Jakarta Selatan
pada semester genap tahun ajaran 20072008.
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen,
yaitu penelitian yang tidak dapat memberikan kontrol penuh. Penelitian ini dilakukan terhadap kelompok-kelompok homogen, dengan membagi
kelompok yang diteliti menjadi dua kelompok pengamat, yaitu kelompok X
1
dan kelompok X
2
. Kelompok X
1
adalah kelompok dengan perlakuan pemberian strategi TTW dan kelompok X
2
adalah kelompok yang tidak diberi perlakuan strategi TTW. Perlakuan ini diberikan selama kegiatan belajar
mengajar berlangsung yaitu pada pokok bahasan bangun datar. Setelah penguasaan materi pelajaran, kedua kelompok diberi tes yang
sama. Hasil tes tersebut kemudian diolah sehingga dapat diketahui apakah rata-rata hasil belajar antara kelompok eksperimen lebih tinggi daripada
kelompok kontrol. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Two Group
Randdomized Subject Post Test Only. Untuk pelaksanaan diperlukan 2
kelompok, yaitu: 1. Kelas eksperimen adalah kelompok siswa yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran TTW. 2.
Kelompok kontrol adalah kelompok siswa yang tidak diajar dengan menggunakan model pembelajaran TTW konvensional.