kelompok, dan lebih rileks karena adanya doingmath dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran dengan menggunakan strategi Think-Talk-Write TTW ini menggunakan lembar kerja siswa LKS. Sebelumnya guru
menjelaskan secara garis besar tentang materi yang akan dibahas, setelah itu guru memberikan LKS kepada siswa, kemudian siswa secara individu
diperintahkan untuk memasuki tahap Think dengan waktu yang telah ditentukan, tahap Think ini bertujuan agar siswa memahami soal yang ada
di LKS kemudian menulis catatan kecil tentang apa yang diketahui atau apa yang tidak difahami untuk dibawa ke forum diskusi. Setelah selesai
guru membagikan kelompok yang telah ditentukan secara heterogen sebanyak 3-5 orang siswa kemudian siswa langsung berdiskusi dengan
teman sekelompoknya untuk membahas soal-soal yang ada di LKS yang disertai doingmath dengan waktu yang telah ditentukan. Pada tahap ini
guru sebagai mediator lingkungan belajar. Setelah selesai melaui tahap Talk
, guru memerintahkan kepada siswa untuk memasuki tahap Write. Pada tahap ini siswa secara individu langsung menuliskan hasil diskusi
yang telah dilakukan. Setelah selesai melalui tahap Think-Talk-Write guru memerintahkan perwakilan kelompok untuk mempersentasikan hasil
diskusinya di depan kelas. Berdasarkan uraian di atas dapat diasumsikan bahwa pembelajaran
matematika dengan menggunakan strategi Think-Talk-Write TTW akan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
4. Strategi Pembelajaran Konvensional Ruseffendi 1991: 231 memandang bahwa strategi pembelajaran
konvensional sama dengan pembelajaran tradisional yaitu proses pembelajaran matematika dengan menggunakan metode ekspositori. Siswa
dalam kelas ini dianggap memiliki kemampuan pada syarat minimal,
minat, kepentingan, kecakapan, dan kecepatan belajar yang diasumsikan relatif sama
51
Pembelajaran matematika konvensional ini menurut Silver dan Smith 1996: 20 dalam Hera mengatakan bahwa tugas dan peran guru
secara esensial hanya memindahkan atau menyalurkan pengetahuan dan memvalidasi jawaban siswa, sedangkan siswa diharapkan untuk belajar
sendiri dalam keadaan kelas yang tenang dan sunyi. Berdasarkan pengertian di atas, dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan strategi pembelajaran konvensional guru menyajikan pengetahuan kepada siswa dalam bentuk yang telah dipersipkan secara
rapi, sistematis, dan lengkap. Sehingga anak didik tinggal menyimak dan mencernanya saja secara tertib dan teratur. Tetapi pada strategi
pembelajaran konvensional ini dominasi guru banyak berkurang karena tidak terus menerus bicara. Guru berbicara pada awal pelajaran,
menerangkan materi dan contoh soal pada waktu-waktu yang diperlukan saja. Pada pembelajaran dengan strategi konvensional ini siswa belajar
lebih aktif seperti siswa mengerjakan latihan soal sendiri, mungkin juga saling bertanya dan mengerjakannya bersama dengan temannya atau
disuruh membuatnya di papan tulis. Ciri umum strategi pembelajaran konvensional adalah definisi dan
teorema disajikan oleh pengajar, contoh soal diberikan oleh pengajar kemudian latihansoal. Secara garis besar, prosedur pelaksanaannya kurang
menekankan aktivitas fisik siswa, yang diutamakan adalah aktivitas mental siswa, sehingga banyak orang beranggapan bahwa strategi pembelajaran
konvensional menghasilkan belajar menghafal dan kurang efektif belajar bermakna. Secara umum strategi pembelajaran konvensional sama dengan
cara mengajar biasa tradisional, namun di dalam strategi pembelajaran konvensional dominasi guru berkurang, guru tidak terus berbicara, guru
hanya menjelaskan pada bagian-bagian yang diperlukan saja.
51
Hera Sri Mudzakkir, strategi Pembelajaran dengan Pendekatan Think-Talk-Write untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematika Beragam Siswa Sekolah Menengah
Pertama , jurnal Matematika, Vol. 1, 02 desember 2006.
5. Materi Bangun Datar 1