Analisis Finansial Tanaman Karet pada Lahan Pascatambang

Tabel 33. Biaya Pemeliharaan Tanaman Akasia Per Tahun No. Uraian Volume Satuan Harga Satuan Rp. Jumlah Rp. 1 Upah pemeliharaan pemupukan, pengendalian HPT, dll 625 x 4 2500 kali 500 1.250.000 2 Pengadaan NPK 0,05 kg x 625 x 4 125 kg 2.300 287.500 3 pengadaan pestisida 2 kali 100.000 200.000 Jumlah 1.737.500 Biaya pemanenan tanaman akasia, yaitu upah penebangan kayu per hektar sebesar Rp. 3.860.000. Produksi kayu akasia memenuhi persamaan berikut Bustomi dalam Krisnawati et al, 2011: V=0,1537D2,42471000 Untuk diameter pohon = 30 cm, maka: - produksi kayu akasia = 0,586 m3pohon - harga kayu = Rp. 160.000 Dephut, 2008 - volume kayu per ha = 367 m3 - penerimaan kayu = Rp. 58.647.536 Berdasarkan hasil analisis finansial, dengan memasukkan nilai discount rate sebesar 6,6 menunjukkan bahwa akasia layak secara ekonomi untuk dibudidayakan di lahan bekas tambang timah yang ditunjukkan dengan nilai NPV yang positif dan nilai BC ratio 1. Nilai NPV akasia sebesar 13,31 menunjukkan bahwa pada discount rate 6,6 nilai keuntungan bersih selama jangka waktu pengusahaan akasia adalah Rp 13.310.000ha. IRR akasia sebesar 16 menunjukkan bahwa usaha reklamasi dengan tanaman akasia masih menguntungkan sampai dengan suku bunga kredit sebesar 16. Nilai BC ratio akasia sebesar 1,55 berarti nilai investasi 1 rupiah pada pengusahaan tanaman akasia akan memberikan pendapatan sebesar 1,55 rupiah. Analisis finansial tanaman akasia selengkapnya disajikan pada Lampiran 15. Hasil analisis finansial ketiga jenis tanaman reklamasi di atas menunjukkan bahwa ketiga jenis tanaman tersebut layak secara ekonomi untuk dibudidayakan di lahan bekas tambang timah yang ditunjukkan dengan nilai NPV yang positif dan nilai BC ratio 1. Nilai NPV, IRR, dan BC ratio yang paling besar adalah sengon. Nilai NPV paling kecil dimiliki oleh jenis akasia. Untuk nilai IRR dan BC ratio yang paling kecil adalah karet.

5.4. Prioritas Jenis Tanaman Reklamasi berdasarkan persepsi Stakeholders

Jenis-jenis tanaman reklamasi yang akan ditentukan prioritasnya oleh stakeholders merupakan jenis-jenis tanaman hasil analisis kesesuaian lahan. Pemilihan jenis tanaman juga mempertimbangkan aspek teknis, ekonomi, sosial dan lingkungan. Masing-masing aspek tersebut ditentukan kriteria-kriteria yang telah direferensikan sesuai dengan calon jenis tanaman yang akan ditetapkan. Kriteria untuk masing-masing aspek dapat dilihat pada Tabel 34. Tabel 34. Kriteria Penentuan Prioritas Tanaman Reklamasi Aspek Kriteria Teknis Daur umur tanaman sampai pemanenan kayu KBD Kemudahan dibudidayakan MSG Manfaat serbaguna Ekonomi PP Peluang Pasar KPP Kontribusi terhadap pendapatan petani PAD Kontribusi terhadap pendapatan asli daerah Sosial PTS Penguasaan Teknik Silvikultur Budidaya KIP Ketersediaan Informasi dari Penyuluh PTK Penyerapan Tenaga Kerja Lingkungan KMA Kemampuan mengendalikan air KIM Kemampuan menciptakan iklim mikro KMK Kemampuan memperbaiki kualitas tanah Hasil pengisian kuesioner yang dilakukan oleh stakeholders pemerintah daerah, kalangan akademisi, pihak perusahaan, LSM dan masyarakat sekitar lokasi penelitian, selanjutnya dianalisis menggunakan AHP untuk memperoleh skala prioritas jenis tanaman. Bagan struktur hierarki proses AHP selengkapnya disajikan pada Gambar 24. Prioritas tanaman reklamasi berdasarkan persepsi stakeholder disajikan pada Tabel 35 dan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3. Berdasarkan Tabel 35, dapat dilihat bahwa tanaman reklamasi yang menjadi prioritas stakeholders adalah karet, kemudian sengon dan akasia. Gambar 24. Bagan Struktur Hierarki Tabel 35. Prioritas Tanaman Reklamasi Berdasarkan Persepsi Stakeholders TEKNIS EKONOMI SOSIAL LINGKUNGAN Skor 0,092 0,384 0,220 0,304 Lokal DAUR 0,176 PP 0,248 PTS 0,603 KM 0,540 KBD 0,221 KPP 0,666 KIP 0,179 KIM 0,312 MSG 0,604 PAD 0,087 PTK 0,218 KMK 0,148 1,000 1,000 1,000 1,000 Global DAUR 0,016 PP 0,095 PTS 0,133 KM 0,164 KBD 0,020 KPP 0,255 KIP 0,040 KIM 0,095 MSG 0,055 PAD 0,033 PTK 0,048 KMK 0,045 0,092 0,384 0,220 0,304 DAUR KBD MSG PP KPP PAD PTS KIP PTK KM KIM KMK 0,016 0,020 0,055 0,095 0,255 0,033 0,133 0,040 0,048 0,164 0,095 0,045 Lokal KARET 0,086 0,085 0,697 0,646 0,690 0,363 0,702 0,686 0,688 0,091 0,657 0,244 SENGON 0,641 0,267 0,213 0,251 0,224 0,320 0,091 0,221 0,217 0,276 0,238 0,666 AKASIA 0,273 0,648 0,090 0,103 0,086 0,317 0,207 0,093 0,096 0,633 0,105 0,090 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 Global No. JENIS TANAMAN BOBOT RANKING 1 Karet 0,533 1 2 Sengon 0,248 2 3 Akasia 0,219 3 1,000 Catatan: Bobot hasil analisis AHP

5.5. Arahan Teknik dan Jenis Tanaman Reklamasi Lahan Pascatambang

Berdasarkan kesesuaian lahan untuk tanaman karet, sengon dan akasia, dilakukan pembobotan terhadap masing-masing areal poligon lahan pascatambang timah. Pembobotan merupakan hasil perkalian antara skor kelas kesesuaian lahan pascatambang dengan bobot prioritas dari AHP Tabel 36. Tabel 36. Matriks Pembobotan Lahan Pascatambang untuk Tanaman Karet, Sengon dan Akasia No. TANAMAN BOBOT SKOR KELAS KESESUAIAN LAHAN S1 S2 S3 N1 N2 5 4 3 2 1 1 KARET 3 15 12 9 6 3 2 SENGON 2 10 8 6 4 2 3 AKASIA 1 5 4 3 2 1 Pengelompokan masing-masing areal poligon lahan pascatambang timah berdasarkan jumlah bobot dilakukan untuk memberikan arahan teknik dan jenis tanaman reklamasi pada areal tersebut. Penanaman karet Hevea brasiliensis diarahkan pada lahan pascatambang timah dengan jumlah bobot lebih dari 10 yang berada pada skala persentil lebih dari 50. Lahan pascatambang timah yang memiliki jumlah bobot 6-10 diarahkan ditanami dengan sengon Paraserianthes falcataria yang berada pada skala persentil antara 25-50. Penanaman akasia Acacia auriculiformis diarahkan pada lahan pascatambang timah dengan jumlah bobot kurang atau sama dengan 6 enam yang berada pada skala persentil sampai 25. Hasil analisis statistik data tabular selengkapnya disajikan pada Lampiran 22. Hasil dari pengelompokan jumlah bobot tersebut berupa peta arahan teknik dan jenis tanaman reklamasi pada lahan pascatambang di Desa Bukit Layang Kecamatan Bakam, Desa Lumut Kecamatan Belinyu dan Desa Riding Panjang Kecamatan Merawang seperti yang disajikan pada Gambar 25-27. Berdasarkan peta tersebut diperoleh luas areal untuk masing-masing tanaman karet, sengon dan akasia Tabel 37. Tabel 37. Luas Penggunaan Lahan Pascatambang Berdasarkan Peta Arahan Teknik dan Jenis Tanaman Reklamasi No. DESA TANAMAN LUAS HA PERSENTASE 1 BUKIT LAYANG KARET 88,1 73 SENGON 7,5 6 AKASIA 24,7 21 Jumlah 120,3 100 2 LUMUT KARET 65,2 37 SENGON 34,2 19 AKASIA 77,6 44 Jumlah 176,9 100 3 RIDING PANJANG KARET 217,9 77 SENGON 33,2 11 AKASIA 33,7 12 Jumlah 284,9 100 Jumlah Keseluruhan 582,1