Analisis Kelayakan Usaha Kerangka Pemikiran Teoritis 1. Koperasi

35 4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

3.1.2. Analisis Kelayakan Usaha

Analisis kelayakan usaha digunakan untuk mengetahui apakah suatu kegiatan atau bisnis akan memberi keuntungan yang layak bila dilaksanakan. Hasil dari analisis tersebut nantinya dapat menjadi masukan atau bahan pertimbangan bagi berbagai pihak yang terkait dengan bisnis. Penilaian atas suatu kelayakan bisnis terdiri atas berbagai macam aspek. Menurut Kasmir dan Jakfar 2003 aspek-aspek yang dinilai dari kelayakan antara lain adalah : 1. Aspek Hukum Aspek hukum merupakan aspek yang bertujuan untuk mengkaji kelengkapan dan kejelasan dokumen-dokumen terkait pendirian dan pengembangan suatu bisnis. Hal ini perlu dikaji karena menyangkut kelangsungan hidup suatu bisnis serta meyakinkan para kreditur dan investor. Selain itu, dengan keabsahan aspek hukum, perusahaan juga dapat menghindari terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap kewajiban dan hak masing-masing pihak dapat digunakan sebagai dasar hukum bila terjadi masalah di waktu yang akan datang. Setiap usaha yang berbeda memiliki kajian aspek hukum yang berbeda pula. Secara umum, dokumen-dokumen yang perlu diteliti dalam suatu studi kelayakan adalah bentuk badan usaha, bukti diri pemilik usaha, tanda daftar perusahaan TDP, Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP, izin-izin perusahaan sesuai jenis bidang usahanya, serta keabsahan dokumen lainnya. 2. Aspek Pasar dan Pemasaran Tujuan dari analisis aspek ini adalah untuk mengetahui apakah perusahaan memiliki peluang pasar yang diinginkan atau tidak. Aspek ini akan mengkaji seberapa besar pasar yang akan dimasuki, bagaimana strukturdan peluang pasar yang ada, bisnissi mengenai keadaan pasar di masa yang akan datang serta strategi yang tersedia untuk mengantisipasinya. 3. Aspek Finansial 36 Menurut Husnan dan Suwarsono 2000 analisis finansial merupakan suatu analisis yang membandingkan antara biaya dan manfaat untuk menentukan apakah suatu bisnis akan menguntungkan selama umur bisnis. Umur bisnis yang direncanakan dalam suatu analisis finansial tidak jarang memiliki waktu yang panjang sehingga arus pengeluaran dan pemasukan tidak terjadi dalam satu waktu melainkan sepanjang umur bisnis. Oleh karena itu dibutuhkan konsep nilai waktu terhadap uang dalam identifikasi biaya dan manfaat bisnis. Dalam suatu analis finansial bisnis, biaya dan manfaat finansial akan menjadi komponen pembentuk cashflow. Cashflow akan menggambarkan aliran penerimaan dan pengeluaran suatu bisnis dalam periode tertentu yang terdiri atas inflow arus penerimaan, outflow arus pengeluaran, manfaat bersih net benefit , dan manfaat bersih tambahan incremental net benefit bila diperlukan. Nantinya, cashflow dapat dianalisis lebih lanjut melalui kriteria-kriteria kelayakan investasi seperti IRR, Net BC, Gross BC, NPV, dan PP untuk menilai bagaiman kelayakan suatu bisnis. Dalam pengkajian aspek finansial dapat pula dilihat sensitivitas finansial bisnis terhadap perubahan. Analisis sensitivitas perlu dilakukan karena adanya unsur ketidakpastian dalam suatu bisnis. Perhitungan analisis sensitivitas suatu bisnis dilakukan melalui bisnis-bisniss keadaan pada masa yang akan datang yang akan memberi pengaruh terhadap bisnis. Perubahan yang biasa terjadi secara umum dikarenakan : harga, keterlambatan pelaksanaan, biaya, serta hasil produksi Gittinger dan Kadariah, 1986. Analisis aspek ini bertujuan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan. Hasil analisis aspek ini digunkan untuk melihat apakah bisnis yang dilaksanakan dapat memberi keuntungan yang layak serta mampu memenuhi kewajiban finansialnya. Hal-hal yang dinilai dari aspek keuangan suatu perusahaan antara lain : sumber dana yang akan diperoleh, kebutuhan biaya investasi, estimasi pendapatan dan biaya selama umur usaha, neraca dan laporan labarugi untuk beberapa periode ke depan, kriteria penilaian investasi, serta rasio keuangan yang menggambarkan kemampuan perusahaan. 4. Aspek Teknis 37 Aspek teknis penting dianalisis untuk menilai bagaimana kesiapan perusahaan dalam menjalankan usahanya sehingga bila tidak dianalisis dengan baik dapat berakibat fatal bagi kelangsungan usaha. Melalui analisis aspek teknis, aspek- aspek lainnya akan dapat dianalisis pula. Beberapa hal yang perlu dikaji dalam penilaian aspek teknis antara lain adalah penentuan lokasi, luas produksi, tata letak lay out, peralatan, proses produksi, teknologi, serta tenaga kerja Hopkins, 1972; Nurmalina et all, 2010. 5. Aspek Manajemen Aspek ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengelolaan dan pengorganisasian suatu perusahaan. Aspek ini akan menganalisis bagaimana fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan planning, pengorganisasian organizing, pelaksanaan actuating, serta pengawasan controlling diterapkan pada suatu bisnis. Fungsi-fungsi tersebut saling berkaitan sehingga harus dilaksanakan secara berkesinambungan untuk dapat mencapai tujuan perusahaan. 6. Aspek Ekonomi dan Sosial Suatu bisnis dapat memberikan dampak baik positif kepada masyarakat maupun pemerintahan baik secara ekonomi maupun secara sosial. Dampak bisnis terhadap ekonomi dapat berupa peningkatan pendapatan, pengorganisasian sumber daya alam, peningkatan perekonomian pemerintah baik regional maupun nasional, serta pengembangan wilayah. Dampak sosial suatu usaha dapat berupa perubahan demografi, budaya, dan kesehatan masyarakat. Aspek ini sangat penting dikaji karena suatu bisnis diharapkan akan dapat memberi dampak positif lebih banyak dibandingkan dengan dampak negatifnya. 7. Aspek lingkungan Tujuan dari analisis aspek ini adalah untuk menghindari dampak-dampak negatif dari suatu bisnis terhadap lingkungan baik pada saat ini maupun pada saat yang akan datang. Dampak suatu bisnis terhadap lingkungan dapat berupa perubahan fisik, kimia, ataupun sosial. Analisis ini menjadi sangat penting seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran mayarakat terhadap lingkungan. Suatu 38 bisnis dikatakan layak apabila memberikan lebih banyak memberikan dampak positif dibandingkan dampak negatif terhadap lingkungannya.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional