38
bisnis dikatakan layak apabila memberikan lebih banyak memberikan dampak positif dibandingkan dampak negatif terhadap lingkungannya.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional
Perkebunan rakyat merupakan perkebunan dengan produktivitas paling rendah jika dibandingkan dengan perkebunan swasta dan perkebunan Negara Direktorat
Jenderal Perkebunan, 2010. Perkebunan rakyat sendiri terbagi lagi atas dua, yaitu perkebunan rakyat yang dijalankan secara mandiri dan perkebunan rakyat yang
dijalankan melalui pola inti-anggota koperasi. Penelitian ini akan menganalisis perencanaan peremajaan perkebunan rakyat yang sudah ada sebelumnya baik yang
dijalankan secara mandiri maupun melalui pola koperasi. Analisis yang digunakan adalah analis deskriptif dan kuantitatif. Analisis
deskriptif dilakukan untuk menjelaskan aspek-aspek non-finansial dengan menggunakan teori-teori terkait. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk
mengetahui aspek finansia lyang dinilai berdasarkan kriteria kelayakan investasi suatu bisnis yang meliputi NPV, Net BC, PP dan IRR serta analisis sensitivitas.
Analisis kuantitatif juga digunakan untuk melihat bagaimana aspek finansial perkebunan kelapa sawit yang dilakukan secara mandiri sebagai pembanding.
Informasi tersebut nantinya akan berguna untuk mengetahui layak tidaknya kegiatan usaha perkebunan kelapa sawit serta bagaimana perbandingan hasil antara kelayakan
usaha perkebunan kelapa sawit mitra dan non-mitra. Jika hasilnya tidak layak, maka dapat dirumuskan usaha-usaha efesiensi yang memungkinkan untuk dilakukan pada
usaha perkebunan kelapa sawit tersebut.
39
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional
1. Produktivitas perkebunan kelapa sawit rakyat rendah akibat umur pohon
yang sudah tua. 2.
Perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Langkat didominasi oleh perkebunan kelapa sawit rakyat.
3. Diperlukan usaha peremajaan.
Aspek Pasar Aspek Teknis
Aspek Lingkungan Aspek Hukum
Petani melalui koperasi
Analisis Finansial : Analisis Kriteria
Investasi : NPV, IRR, Net BC, dan Payback
Period PP Analisis Switching
value Analisis kelayakan
bisnis Petani mandiri
Layak Tidak Layak
Lanjutkan Evaluasi
Rekomendasi
40
IV. METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Sekoci dan Desa Harapan Makmur, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara dimana kedua Desa tersebut saling bersebelahan.
Pada Desa Sekoci penelitian dilakukan pada usaha perkebunan kelapa sawit yang dijalankan antara petani dengan PT Anugerah Langkat Makmur. Kemitraan ini
berbentuk pola inti-anggota koperasi dimana KUD BAJA menjadi anggota koperasi dan PT Anugerah Langkat Makmur menjadi inti. Pada Desa Sekoci, dilakukan
penelitian pada usaha perkebunan kelapa sawit rakyat yang dijalankan secara mandiri oleh petani. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei hingga Juli 2012.
4.2 Jenis dan Sumber data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dan pengisian
kuesioner oleh responden. Data sekunder diperoleh melalui hasil studi literatur, bahan bacaan seperti : text book, internet, jurnal, serta instansi terkait.
4.3 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara, pengisian kuesioner, dan studi pustaka. Wawancara merupakan teknik tanya jawab
kepada responden untuk mendapatkan informasi. Wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara menggunakan kuisioner yang sudah dipersiapkan sebelumnya dan
wawancara yang bersifat spontan. Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden. Jawaban responden atas semua pertanyaan dalam
kuesioner kemudian dicatat. Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang efisien untuk mengetahui secara pasti data yang dibutuhkan. Selanjutnya untuk
membantu dalam analisis data dan landasan teori, digunakan pula teknik studi pustaka yang bersumber dari buku, jurnal, internet, dan lembaga terkait. Jumlah responden
yang diambil dalam penelitian ini adalah 20 yang terbagi atas 2 cluster yakni 10