Biaya Operasional Arus Biaya Outflow

78 perawatan tertentu. Dalam usaha ini terdapat pula alat-alat yang harus di reinvestasi oleh petani mandiri yakni sebagai berikut : Tabel 20 . Biaya Reinvestasi Usaha Perkebunan Kelapa Sawit Desa Sekoci 2 Ha Komponen Harga Satuan Rupiah Jumlah Total Rupiah Parang 30.000 3 buah 90.000 Cangkul 40.000 3 buah 120.000 Gancu 30.000 3 buah 90.000 Saprotan 350.000 5 buah 1.750.000 Hegrek 70.000 1 buah 70.000 Dodos 125.000 1 buah 125.000 Komponen yang harus direinvestasi oleh petani antara lain sewa lahan yang dilakukan setiap tahun dan peralatan seperti parang, cangkul, gancu, saprotan, dodos, dan hegrek dengan total biaya sebesar Rp2.245.000,00. Alat-alat seperti dodos, hegrek, cangkul, gancu dilakukan setiap 4 tahun sekali dan saprotan direinvestasi setiap 2 tahun sekali.

6.4.2.2. Biaya Operasional

Biaya operasional digunakan untuk menjalankan produksi dalam hal ini budidaya kelapa sawit. Biaya operasional sendiri terdiri atas biaya variabel dan biaya tetap. Upah yang dibayarkan petani selama menjalankan usaha kebun kelapa sawitnya terdiri atas upah tanam, upah penyulaman, upah penyiangan, upah penunasan, upah pemberian pupuk, upah pemberian obat, dan upah pemanenan. Upah tanam dan upah penyulaman hanya dikeluarkan hanya sekali. Upah tanam dikeluarkan pada masa tanam dengan biaya Rp 3.000,00 per pohon sehingga bila ditotalkan menjadi Rp 780.000,00. Setelah 1 bulan, tanaman yang miring atau memiliki kondisi yang tidak baik akan di angkat dan digantikan yang baru. Perkiraan tanaman yang disulam untuk lahan seluas 2 hektar adalah sebesar 13 pohon sehingga 79 dikeluarkan biaya Rp 39.000,00. Berikut rincian biaya variabel yang dikeluarkan oleh petani kelapa sawit mandiri selama umur usahanya : Tabel 21 . Biaya Variabel Usaha Perkebunan Kelapa Sawit Desa Sekoci Selama Umur Usaha 2 Ha Komponen Jumlah BiayaSatuan Rupiah Total Rupiah upah tanam 260 pohon 3.000 780.000 upah penyulaman 5 13 pohon 3.000 39.000 upah penyiangan 144 HK 30.000 4.320.000 upah penunasan kastrasi 260 pohon6 bulan 1.500 9.360.000 konsumsi pekerja penunasan 2 kalitahun 13.000 624.000 upah pemberian pupuk 4 kalitahun setiap jenis pupuk 25.000 6.000.000 Urea 4862 Kg 3.315 16.117.530 Npk 2860 Kg 1.651 4.721.860 Tsp 4160 Kg 7.000 2.910.000 Za 2288 Kg 1.960 4.484.480 Kcl 3536 Kg 6.000 21.216.000 Decis 24 45.000 1.080.00 Solar 48 4.500 216.000 upah pemberian obat 1 HK tahunHektar 25.000 600.000 Upah panen 483.200 Kg 80 38.656.000 Konsumsi Pekerja Panen 2 kali2 minggu 13.000 6.864.000 Upah penyiangan, pemupukan, dan pemberian pestisida adalah sebesar Rp 25.000,00 HK. Selama periode usaha, penyiangan dilakukan setiap 2 kali perbulan, pemupukan 4 kali pertahun, pemberian obat 1 kali pertahun, dan panen setiap 2 minggu. Penyiangan dilakukan setiap bulan dengan upah Rp 15.000,00 per hektarnya sedangkan penunansan dilakukan setiap 6 bulan sekali dengan upah Rp 1.500,00 80 perpohonnya sehingga untuk menunas 2 hektar kebun kelapa sawit selama 1 tahun dengan jumlah pohon 130 pohon setiap hektarnya diperlukan biaya sebesar Rp 780.000,00. Biaya panen petani mandiri adalah Khusus untuk pekerja panen, upah yang dikeluarkan petani adalah sebesar Rp 80,00 perkilogramnya. Konsumsi pekerja dikeluarkan petani hanya bagi pekerja panen dan pekerja penunasan karena dianggap merupakan pekerjaan yang berat yakni sebesar Rp 13.000,00 perhektar. Pupuk yang merupakan pengeluaran terbesar petani dalam menjalankan usaha terdiri atas pupuk urea, NPK, TSP, KCL, dan Za. Petani juga mengeluarkan biaya dalam memberantas hama yang menyerang kebun kelapa sawit mereka yakni hama ulat. Hama ulat ini jarang menyerang kebun petani dan diperkirakan hanya terjadi 1 tahun sekali dengan tingkat serangan yang rendah. Untuk mengatasinya petani menggunakan pestisida Decis yang dibeli dengan harga Rp 45.000,00 yang dicampurkan dengan solar seharga Rp 4.500,00. Perbandingan yang digunakan adalah 1 liter Decis : 2 liter solar. 1 botol Decis dapat digunakan untuk 1 hektar lahan dimana pemberian obat ini dilakukan dengan saprotan. Dalam memberi obat-obatan tersebut biasanya petani menggunakan 2 orang pekerja dengan upah sebesar Rp 25.000,00 setiap orangnya. Total keseluruhan biaya variabel usaha ini adalah sebesar Rp 117.448.870,00. Biaya operasional selanjutnya adalah biaya tetap. Biaya tetap yang dikeluarkan petani dalam usaha kebun kelapa sawitnya adalah biaya-biaya perawatan peralatan yang terdiri atas biaya perawatan gancu, parang, cangkul, dan hegrek. Perawatan yang dilakukan berupa pepes dan poles yang dapat dikerjakan oleh pandai besi yang terdapat di Desa Sekoci. Perawatan gancu, parang, dan cangkul dilakukan setiap satu tahun sekali dengan biaya perawatan sebesar Rp 10.000,00 untuk setiap gancu dan parang sedangkan cangkul dikenai biaya sebesar Rp 15.000,00. Untuk dodos dan hegrek, perawatan dilakukan tiap dua kali dalam satu tahun dengan biaya masing-masing Rp 10.000,00. Dalam usaha tersebut, petani mandiri juga mengeluarkan biaya tetap yang umumnya merupakan biaya perawatan peralatan yang dapat dilihat pada tabel 24. Total biaya perawatan gancu selama periode usaha adalah sebesar Rp 120.000,00, 81 parang sebesar Rp 120.000,00, cangkul sebesar Rp 225.000,00, dodos sebesar Rp 140.000,00, dan hegrek sebesar Rp 70.000,00. Dari hal tersebut diketahui bahwa total jumlah biaya tetap yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 675.000,00. Berikut adalah tabel rincian biaya perawatan peralatan yang harus dikeluarkan petani. Tabel 22 . Biaya Tetap Usaha Perkebunan Kelapa Sawit Mandiri 2 Ha Komponen jumlah harga satuan Rupiah Total Rupiah upah perawatan gancu 12 10.000 120.000 upah perawatan parang 12 10.000 120.000 upah perawatan cangkul 12 15.000 225.000 upah perawatan dodos 14 10.000 140.000 upah perawatan hegrek 7 10.000 70.000

6.4.3. Kriteria Investasi