62
Seluruh peralatan dan biaya sewa lahan yang merupakan biaya investasi seperti yang disajikan pada tabel diatas dilakukan pada tahun pertama kecuali dodos
dan hegrek. Dodos baru di investasikan pada tahun kedua sedangkan hegrek tahun kesepuluh. Dodos merupakan besi dengan tiga mata bagian runcing pada bagian
ujungnya untuk memanen tandan buah segar kelapa sawit dari pohonnya secara manual hingga pohon tersebut berumur 9 tahun sedangkan hegrek digunakan untuk
tanaman berumur diatas 9 tahun Peralatan tersebut juga harus direinvestasi ketika umur pemakaiannya sudah
habis untuk keberlangsungan usaha dengan rincian seperti yang disajikan pada tabel 15.Total Biaya Reinvestasi yang harus dikeluarkan petani adalah sebesar Rp
16.335.000,00 dengan rincian 7 buah dodos, 6 buah hegrek, 15 buah kampak, 15 buah gancu, dan 8 buah saprotan.
Tabel 13. Biaya Reinvestasi Usaha Perkebunan Kelapa Sawit Setiap Petani Anggota
Koperasi
No Komponen
Harga Rupiah
Jumlah Total Rupiah
1. dodos
70.000 7
490.000
2. hegrek
125.000 6
750.000
3. Kampak
40.000 15
600.000
4. Gancu
30.000 15
450.000
5.
Saprotan 350.000
8 2.800.000
6.
Tossa 120.000.000
3 987.654
7.
Total 6.077.654
Selain itu, terdapat pula komponen reinvestasi yang dilakukan bersama-sama yaitu Kendaraan Lansir berupa Tossa. Tossa merupakaan kendaran seperti motor
dengan roda tiga dan bak terbuka dibagian belakangnya. Reinvestasi Tossa dilakukan setiap 5 tahun sekali. Total biaya reinvestasi yang harus dikeluarkan petani selama
umur usaha adalah Rp 6.077.654,00.
63
1. Biaya Operasional
Biaya operasional dikeluarkan untuk menjalankan kelangsungan produksi usaha. Biaya operasional terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel. Biaya Variabel
usaha perkebunan sawit anggota sendiri dilakukan oleh pihak koperasi, sedangkan petani anggota hanya menerima laporan keuangan setiap bulannya.
1 Biaya Variabel
Total biaya variabel yang dikeluarkan oleh petani anggota koperasi adalah Rp 164.222.436,00. Seluruh Biaya variabel yang dikeluarkan oleh petani dibayar
kepada pihak koperasi sesuai dengan laporan keuangan yang ada. Selanjutnya, setelah dilakukan pemanenan, pihak koperasi menimbang dan
mengangkut hasil panen menuju pabrik pengolahan. Setelah menerima pembayaran, pihak koperasi memberikan hasil penjualan kepada petani setelah
dikurangi biaya operasionall, fee koperasi sebesar 2, dan ongkos angkut hasil panen TBS kelapa sawit. Biaya pengangkutan pupuk dan pengangkutan hasil
panen usaha perkebunan kelapa sawit anggota koperasi dilakukan secara bersama dengan anggota koperasi lainnya sehingga biayanya menjadi lebih murah.
Selain itu pada usaha perkebunan kelapa sawit petani anggota koperasi, biaya panen dihitung berdasarkan sistem berat bobot dimana bila pekerja memanen lebih
dari berat bobot yang telah ditetapkan maka setiap kilogramnya akan diberikan kompensasi sebesar Rp 45,00. Penilaian berat bobot berbeda-beda sesuai dengan
umur tanaman. Berikut berat bobot yang telah ditentukan oleh perusahaan inti dalam sistem pemanenan kebun kelapa sawit anggota koperasi berdasarkan hasil
wawancara dengan asisten lapang : 1.
Umur 3-6 tahun berat bobot sebesar 650 kg. 2.
Umur 7-10 tahun berat bobot sebesar 800 kg. 3.
Umur 11-14 tahun berat bobot sebesar 1150 kg. 4.
Umur 15-23 tahun berat bobot sebesar 1100 kg. Umur 23-25 tahun berat bobot sebesar 850 kg.Berikut rincian biaya variabel yang
dikeluarkan pada usahatani petani anggota koperasi :
64
Tabel 15
. Biaya Variabel Rata-rata Usaha Perkebunan Kelapa Sawit Petani Anggota Koperasi Selama Umur Usaha
No. Komponen
Jumlah Satuan
Harga RpSatuan
Total Rupiah 1.
biaya konsultasi 1
kali 10.00.000
61.728 2.
upah penyiangan 360
HK2 Ha 22.000
7.920.000 3.
upah penunasan dan kastrasi
15600 Pokok
150 2.340.000
4. upah pemupukan
45 HK2 Ha
22.000 900.000
5. upah pemberian obat
30 HK2 Ha
22.000 880.000
6. upah pemberian gampi
4 HKHa
22.000 88.000
7. konsumsi pekerja
pemberian gampi 4
kali 22.000
44.000 8.
Marsal 30
Liter 35.000
1.050.000 9.
Decis 4
Liter 45.000
180.000 10.
gampi 30
Liter 30.000
900.000 11.
Solar 90
Liter 4.500
648.000 12.
Urea 10.140
Kg 3.315
33.614.100 13.
SP36 7020
Kg 577
4.050.540 14.
KCL 7540
Kg 6.000
45.240.000 15.
Mgu 3640
Kg 1.900
6.916.000 16.
ongkos angkut pupuk 70
Kali 5.293
5.187.000 17.
Biaya Panen 336
Kali berdasarkan
sistem berat bobot 2.609.712
18. ongkos angkut hasil
panen 312
Kali 22
34.047.705 19.
fee koperasi
2 dari penjualan 17.545.651
2 Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan secara rutin dan tidak secara langsung mempengaruhi kegiatan produksi. Total biaya tetap yang harus
65
dikeluarkan oleh petani adalah sebesar Rp 27.879.466,63 selama umur usaha. Berikut rincian biaya tetap usaha perkebunan kelapa sawit yang harus dikeluarkan
oleh petani anggota koperasi :
Tabel 15 . Biaya Tetap Usaha Perkebunan Kelapa Sawit Petani Anggota Koperasi
Selama Umur Usaha 2 Ha
No. Komponen
Jumlah Satuan
Harga Satuan Rp
Total
1. Tunjangan beras bagi
buruh panen 1008
Kg 7.000
7.056.000 2.
simpanan wajib koperasi
15 Kali
18.000 216.000
3. Simpanan wajib
cadangan dana replanting
4,5 dari hasil penjualan
39.477.715
4. gaji pengurus dan
pengawas koperasi 12
Tahun 228.966
3.434.500 5.
pembelian alat tulis dan inventoris koperasi
12 Tahun
15.908 238.632
6. Biaya perawatan
kendaraan lansir 72
Kali 30.000
2.160.000 7.
biaya perbaikan titi 14
Kali 2.160.000
302.400.000 8.
pembayaran hutang ke Koperasi
10 Tahun
3.026.126 30.261.260
9. pembayaran bunga
Bank BRI 10
Tahun 4.236.576
42.365.760 10.
pajak bumi dan bangunan bangunan
koperasi 15
Tahun 1.858.600
27879012
11. Total
27.879.466
Salah satu biaya tetap yang dikeluarkan petani anggota koperasi adalah simpanan wajib koperasi dan simpanan dana cadangan replanting. Selanjutnya, biaya
66
tunjangan beras yang dikeluarkan setiap bulannya merupakan salah satu biaya tetap adalah tunjangan beras bagi buruh panen. Tunjangan beras ditujukan hanya bagi
buruh panen karena petani menganggap pekerjaan memanen tandan buah segar kelapa sawit sangat berat berbeda dengan tugas pekerja lainnya. Oleh karena itu,
petani anggota koperasi sepakat untuk memberi insentif tambahan bagi para pekerja panen setiap bulannya berupa beras 3 Kg seharga Rp 7.000,00 setiap bulannya,
dimana setiap 2 Ha lahan petani membutuhkan 2 pekerja panen. Dalam perencaan ini, seluruh biaya investasi awal yang dibangun secara
kolektif dibiayai oleh pihak koperasi. Pada tahun keempat setelah kebun kelapa sawit mulai berproduksi seluruh petani anggota koperasi melakukan pinjaman kepada pihak
Bank BRI atas nama koperasi untuk melunasi hutangnya. Seluruh pinjaman akan langsung digunakan untuk membayar hutang petani kepada pihak koperasi.
Selanjutnya, selama 10 tahun petani akan mencicil hutang dan bunga pinjaman kepada pihak bank melalui koperasi. Sedangkan biaya tetap lainnya seperti pajak
bumi dan bangunan koperasi, gaji pegawai dan pengurus koperasi, invetoris dan alat tulis koperasi, serta biaya perawatan kendaraan lansir ditanggung bersama oleh
seluruh anggota koperasi.
2. Kriteria Investasi