diikuti dengan berdirinya bank-bank perkreditan rakyat syariah BPRS. Karena kedua lembaga ini dirasakan kurang mencukupi dan belum sanggup
menjangkau masyarakat Islam lapisan bawah, maka dibangunlah lembaga- lembaga simpan pinjam yang disebut Bait al Maal wat Tamwil BMT atau
Bait al Qiradh Rahardja, 2002.
1. Sistem Ekonomi Konvensional Versus Sistem Ekonomi Syariah
Setiarso 2005 menyebutkan empat tujuan dan nilai Islam yang merupakan kerangka pikir dalam sistem ekonomi Islam :
a. Economic well-being within the framework of the moral norms of Islam
kesejahteraan ekonomi dalam norma moral Islam b. Universal brotherhood and justice persaudaraan dan keadilan
universal. c. Equitable distribution of wealth distribusi kekayaan secara merata.
d. Freedom of the individual within the context of social welfare kebebasan individu dalam konteks kesejahteraan sosial
Dari kerangka pikir dalam ekonomi Islam menimbulkan perbedaan pendirian antara Bank Konvensional dengan Bank Syariah. Adapun
perbedaan pada ke dua bank tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Bank Konvensional dan Bank Syariah Setiarso, 2005. B
B a
a n
n k
k S
S y
y a
a r
r i
i a
a h
h
’
B B
a a
n n
k k
K K
o o
n n
v v
e e
n n
s s
i i
o o
n n
a a
l l
vs
2. Investasi Versus Membungakan Uang
Investasi adalah kegiatan usaha yang mengandung risiko, karena berhadapan
dengan unsur
ketidakpastian, sehingga
perolehan kembalinya return tidak pasti dan tidak tetap. Melakukan usaha yang
produktif dan investasi adalah kegiatan yang sesuai dengan ajaran agama Islam. Sedangkan definisi dari membungakan uang adalah kegiatan
usaha yang kurang mengandung risiko, karena perolehan kembaliannya return berupa bunga yang relatif pasti dan tetap. Membungakan uang
adalah kegiatan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Dari penjelasan di atas dapat dikemukakan bahwa menyimpan
uang di bank Islam termasuk kategori kegiatan investasi, karena perolehan kembaliannya return dari waktu ke waktu tidak pasti dan
tidak tetap tergantung kepada hasil usaha yang benar-benar terjadi dilakukan bank sebagai pengelola dana sebagaimana dijelaskan dalam
Gambar 2.
Gambar 2. Gambaran lingkungan ideal perbankan syariah Setiarso, 2005. Sistem
Ekonomi Syariah
Regulator and Policy Maker
Masyarakat dan Pelaku Bisnis
Industri Keuangan Syariah lainnya
Perbankan Syariah •
Pemerintahan yang shiddiq, tabligh, amanah
dan fathanah. •
Sistem hukum ekonomi berdasarkan prinsip
syariah secara konsisten.
• Pasar modal syariah
sebagai infrastruktur investasi.
• Eliminasi riba.
• Menjalankan bisnis
secara syariah. •
Tidak sekedar bertujuan menumpuk harta
kekayaan. •
Mengembangkan sektor riil dalam rangka
distribusi kesejahteraan. •
Uniform regulatory. •
Format institusi “bank” syariah yang lebih pas.
• Implementasi kaidah
syariah secara konsisten.
3. Pengertian Kredit