Secara rinci ketiga tingkatan strategi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Strategi korporat menjelaskan arah perusahaan dalam kaitannya dengan kebijakan umum dalam pertumbuhan dan pengelolaan berbagai bisnis dan
lini produk untuk mencapai keseimbangan dalam portfolio produk dan jasa. Strategi korporat merupakan pola keputusan menyangkut jasa bisnis
yang dilakukan perusahaan, aliran keuangan dan sumber daya lain dari divisi yang ada serta hubungan antara perusahaan dengan lingkungannya.
Strategi korporat terdiri dari growth, stability dan retrenchment. b. Strategi bisnis menekankan pada peningkatan posisi produk dan jasa yang
ditawarkan divisi-divisi tertentu dalam persaingan suatu industri atau segmen pasar tertentu. Divisi-divisi yang berkarakteristik relatif sama
diorganisir dalam Strategic Bussiness Unit SBU yang sama. Manajemen puncak biasanya memperlakukan SBU sebagai unit yang semi otonomi
dengan kewenangan untuk mengembangkan strateginya sendiri, namun masih dalam kerangka tujuan dan strategi perusahaan. Strategi bisnis
hendaknya mengintegrasikan kegiatan fungsional, sehingga tujuan unit bisnis dapat tercapai.
c. Strategi fungsional mempunyai titik berat memaksimalkan produktivitas sumber daya. Unit-unit kerja fungsional mengembangkan strateginya di
antara batasan yang ada dalam strategi tingkat korporat dan bisnis dengan mengkombinasikan kegiatan dan kompensasi untuk meningkatkan kinerja.
3. Analisis Eksternal dan Internal
Misi perusahaan sangat sulit untuk direalisasikan jika tidak berinteraksi dengan lingkungan eksternalnya Gambar 5, sehingga pengenalan dan
penganalisaan lingkungan eksternal menjadi sangat penting, terutama bila kondisi lingkungan eksternal itu berada di luar jangkauan organisasi untuk
mengendalikannya. Lingkungan eksternal tersebut agar dapat dianalisis dan dapat dimanfaatkan, maka harus dipilah-pilah menjadi beberapa kelompok.
Gambar 5. Lingkungan eksternal perusahaan Hill and Jones, 1990 Pada Gambar 5, lingkungan eksternal perusahaan pembagiannya sebagai
berikut : a. Lingkungan eksternal yang mempunyai dampak pada proses manajerial
dan operasional perusahaan, tetapi sumber dampak berada di luar organisasi yang biasanya timbul bukan karena masalah di dalam
organisasi. Yang termasuk di dalam golongan ini adalah faktor ekonomi dan perdagangan, politik nasional, perubahan nilai-nilai sosial dan budaya
serta kemajuan teknologi. b. Lingkungan internal mempunyai dampak langsung pada operasional
berbagai strategi dan kebijakan perusahaan, yang umumnya dapat dikendalikan atau paling tidak dipengaruhi oleh perusahaan, seperti nilai
kompetitif perusahaan, sikap dan perilaku konsumen, situasi pasar kerja dan para pemegang saham.
c. Lingkungan industri di mana bisnis perusahaan berada merupakan lingkungan yang tidak dapat dikendalikan tetapi dapat berpengaruh
langsung atau tidak langsung pada perusahaan. Menurut Porter 1993 dalam menganalisis lingkungan industri digunakan Five Force Model
pada Gambar 6, yang dapat mempengaruhi persaingan industri, yaitu
ancaman masuknya pendatang baru, kekuatan tawar menawar pembeli,
Macro Environment
Economic Demographic
Social
Global PoliticalLegal
Technological
Industry Environment
Competitor Customers Suppliers
Substitute FIRM
kekuatan tawar menawar pemasok, tekanan dari produk atau jasa pengganti dan tingkat persaingan di antara perusahaan sejenis yang
telah ada.
Gambar 6. Model five force model Porter, 1993 Kelima komponen The Five Force Of Competition tersebut, selain
merupakan alat analisis untuk mengukur tingkat persaingan dalam suatu industri, juga merupakan alat analisis yang cukup komprehensif untuk menilai
menarik tidaknya suatu industri Porter, 1993. a. Tingkat persaingan antar pemain dalam satu industri Rivalry Among
Existing Firms Rivalitas di kalangan pesaing yang ada berbentuk perlombaan untuk
mendapatkan posisi dengan menggunakan taktik-taktik seperti persaingan harga, peran iklan, introduksi produk dan meningkatkan pelayanan atau
jaminan kepada pelanggan Porter, 1993. Persaingan terjadi karena satu atau lebih pesaing merasakan adanya tekanan atau melihat peluang untuk
memperbaiki posisi. Dalam hal ini tingkat persaingan antar pemain dalam suatu industri merupakan fungsi dan bagaimana ketatnya kompetitor
mengimplementasikan strategi, serta taktiknya. b. Potensi masuknya pemain baru dalam suatu industri The Threat of New
Entrants Masuknya pemain baru merupakan ancaman terhadap pemain yang
sudah ada karena masuknya pemain baru akan menambah kapasitas baru, keinginan untuk merebut bagian pasar dan sumber daya yang besar untuk
bersaing. Tingginya tingkat persaingan dengan masuknya pemain baru tergantung pada dua faktor, yaitu hambatan masuk dan reaksi yang diharapkan
Kekuatan Pemasok
Persaingan Industri
Pemain Baru
Produk Pengganti
Kekuatan Pembeli
oleh pemain yang sudah ada terhadap pemain baru. Hambatan masuk antara lain dapat berasal dari economies of scale, differensiasi produk, kebutuhan
modal, biaya beralih pemasok switching cost, kebijakan pemerintah dan kemampuan menyesuaikan teknologi Porter, 1993.
c. Tersedianya barang substitusi Competitive Presure from Substitute Products
Menurut Thomson and Strickland III 2003, perusahaan dalam suatu industri seringkali tidak hanya menghadapi persaingan dengan sesama
perusahaan dalam industri yang sama, namun dapat juga terjadi dengan perusahaan dalam industri yang lain yang menghasilkan barang substitusi.
Produk-produk pengganti yang perlu mendapatkan perhatian besar adalah produk-produk yang 1 mempunyai kecenderungan untuk memiliki
harga atau prestasi yang lebih baik dibanding dengan produk industri dan 2 dihasilkan oleh industri yang berlaba tinggi Porter, 1993.
d. Posisi tawar Bargaining Power dari pemasok. Pemasok mempunyai posisi tawar yang tinggi ketika jumlah mareka
sedikit sehingga dengan demikian pemasok dapat menentukan tingkat harga dan kuantitas barang yang harus dibeli oleh pemakai. Sebaliknya posisi tawar
pemasok rendah apabila terdapat relatif banyak pemasok di pasar dan tersedia banyak barang substitusi Thompson and Strickland III, 2001.
e. Posisi tawar Bargaining Power dari pembeli Pembeli mempunyai posisi tawar yang tinggi tergantung pada banyak
faktor, salah satunya adalah pembelian dalam jumlah besar memungkinkan pembeli untuk memperoleh harga yang kompetitif. Disamping itu, banyaknya
jumlah penjual dan switching cost juga merupakan faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya posisi tawar pembeli Porter, 1993.
4. Faktor-faktor Kunci Keberhasilan