Kinerja Pembiayaan dan Profitabilitas

Lanjutan Tabel 9. Strategi Program pelaksanaan 23. Melakukan monitoring dan supervisi aktivitas cabang syariah, sehingga dapat berjalan sesuai dengan rencana kerja dan anggaran, serta tercapainya target cabang. a. Melakukan perkembangan implementasi sistem teknologi yang dipakai dalam menunjang terselenggarannya operasi Bank Syariah. b. Melakukan kerjasama dengan Divisi Teknologi untuk pembuatan dan perubahan sistem yang digunakan untuk kelancaran operational cabang syariah. c. Melakukan kunjungan supervisi sesuai skedul. d. Memantau perkembangan kinerja bisnis cabang setiap bulan. 24. Melakukan kerja sama dengan Divisi Teknologi dalam menyediakan teknologi perbankan syariah untuk menjamin kelancaran, kecepatan dan akurasi, serta keamanan transaksi cabang-cabang syariah. a. Melakukan kerjasama dengan Divisi Pengendalian Keuangan dalam mengaplikasikan teknologi dan akuntansi Syariah yang sesuai dengan Pedoman Standar Akuntansi Keuangan PSAK. b. Bekerja sama dengan Divisi Pengendalian Keuangan dan Divisi Teknologi dalam implementasi akuntansi syariah ke dalam system otomasi perbankan syariah. c. Melakukan implementasi teknologi dan akuntansi ke segenap cabang syariah. d. Memonitor permasalahan-permalahan Daftar Pos Terbuka DPT yang timbul dan berupaya mencari solusi untuk memanipulasi permasalahan. 25. Bekerjasama dengan Divisi SDM maupun lembaga lain yang kompeten untuk melakukan pemenuhan kebutuhan dan peningkatan kemampuan SDM Bank Syariah. a. Melakukan monitoring terhadap load kerja cabang dan menginventarisasi kekurangan SDM. b. Melakukan pelatihan secara periodik untuk meningkatkan pemahaman pegawai cabang syariah. c. Melakukan kerjasama dengan Divisi SDM untuk penempatan pegawai yang berasal dari cabang konvensional. 26. Meningkatkan mutu dan kecepatan pelayanan dengan IKP minimal 7. a. Membuat memo ke Direksi usulan standar kinerja pelayanan Syariah. b. Menyampaikan keputusan Direksi ke segenap Cabang dan Divisi terkait. c. Bekerja sama dengan Unit Service Level melakukan sosialisasi.

C. Kinerja Pembiayaan dan Profitabilitas

Kinerja pembiayaan UKM difokuskan pada rasio profitabilitas yang diukur berdasarkan ROA dan rasio pertumbuhan berdasarkan perkembangan total pembiayaan dari tahun 2003 - 2007. Dari Gambar 8 terlihat bahwa pada tahun 2007 nilai pembiayaan tertinggi pada sektor UKM melalui Kantor Cabang Bank Syariah adalah Syariah Makassar Rp. 143.108 juta, yang dikuti Syariah Jakarta Timur Rp. 101.276 juta dimana hal ini mencerminkan bahwa pertumbuhan pembiayaan UKM pada kedua Cabang Syariah ini sangat baik dibandingkan Cabang Syariah lainnya. Sedangkan pembiayaan pada sektor UKM terendah pada tahun 2007 adalah Syariah Banjarmasin Rp 71.554 juta. Gambar 8. Nilai pembiayaan UKM Sumber : Disarikan dari Laporan Pembiayaan UKM pada Bank Syariah - 30,000 60,000 90,000 120,000 150,000 Total Pembiayaan Total Aktiva Laba Bersih Yogyakarta Total Pembiayaan Total Aktiva Laba Bersih Pekalongan Total Pembiayaan Total Aktiva Laba Bersih Semarang Total Pembiayaan Total Aktiva Laba Bersih Malang Total Pembiayaan Total Aktiva Laba Bersih Banjarmasin Total Pembiayaan Total Aktiva Laba Bersih Jakarta Timur Total Pembiayaan Total Aktiva Laba Bersih Jakarta Selatan Total Pembiayaan Total Aktiva Laba Bersih Bandung Total Pembiayaan Total Aktiva Laba Bersih Padang Total Pembiayaan Total Aktiva Laba Bersih Makassar 2003 2004 2005 2006 2007 Pada Gambar 9 terlihat bahwa perkembangan pembiayaan syariah pada 10 kantor cabang syariah sangat baik tercermin dari peningkatan pencapaian pembiayaan tahun 2007 dibandingkan tahun 2006. Sedangkan nilai profitabilitas berdasarkan rasio Return On Assets ROA secara keseluruhan dari tahun 2003 - 2007 menghasilkan nilai positif yang berarti pembiayaan pada sektor UKM sangat memberikan laba bagi setiap Kantor Cabang Bank Syariah. Pada tahun 2007 nilai rasio ROA tertinggi dan terendah masing - masing adalah Syariah Pekalongan 3,73 dan Syariah Bandung 0,21 . Gambar 9. Rasio profitabilitas Sumber : Disarikan dari Laporan Pembiayaan UKM pada Bank Syariah 5 10 15 20 ROA Yogyakarta ROA Pekalongan ROA Semarang ROA Malang ROA Banjarmasin ROA Jakarta Timur ROA Jakarta Selatan ROA Bandung ROA Padang ROA Makassar 2003 2004 2005 2006 2007 Pada Gambar 10 terlihat perkembangan pertumbuhan pembiayaan syariah secara keseluruhan meningkat baik secara stabil maupun fluktuatif. Sedangkan jika dibandingkan target pertumbuhan sebesar 7 maka pembiayaan kantor cabang syariah telah tercapai kecuali Syariah Banjarmasin -12,23. Hal ini disebabkan adanya berpindah sebagian UKM ke Bank Konvensional karena adanya promosi suku bunga yang lebih tinggi dan promosi hadiah di samping keterlambatan saluran distribusi hadiah di Bank Syariah Banjarmasin. Gambar 10. Rasio pertumbuhan pembiayaan UKM Sumber : Disarikan dari Laporan Pembiayaan UKM pada Bank Syariah -100. 100 200 300 400 Yogyakarta Pekalongan Semarang Malang Banjarmasin Jakarta Timur Jakarta Selatan Bandung Padang Makassar 2004 2005 2006 2007

D. Strategi Pengembangan