Karakteristik Perbankan Syariah Perbankan Islam Modern di Dunia dan Indonesia

Tabel 2. Perbedaan sistem bagi hasil dengan sistem bunga Sistem Bagi Hasil Sistem Bunga Risiko ditanggung bersama Risiko ditanggung pengusaha. Penentuan besarnya rasionisbah bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi. Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi harus selalu untung. Bagi hasil tergantung pada keuntungan usaha yang dijalankan. Bunga tetap dibayarkan baik nasabah dalam keadaan untung ataupun rugi. Besarnya angsuran berdasarkan nisbah bagi hasil dan jumlah keuntungan yang diperoleh. Besarnya angsuran berdasarkan jumlah uang yang dipinjam. Jaminan : usaha yang dibiayai, dengan kelayakan usaha sebagai pertimbangan pertama. Jaminan : Kekayaan peminjam dan kelayakan usaha sebagai pertimbangan kedua. Bagi hasil tergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan sekiranya itu tidak mendapatkan keuntungan, maka kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak. Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi. Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan. Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun jumlah keuntungan berlipat atau keadaan ekonomi sedang booming. Jika terjadi kebangkrutan atau kegagalan usaha penarikan pengembalian dana pinjaman yang mempertimbangkan penyebab kegagalan menyalahi kesepakatan atau tidak. Jika terjadi kebangkrutan atau kegagalan usaha, penarikan pengembalian dana secara hukum tetap dilakukan dan dapat dilakukan penyitaan kekayaan peminjam Didasari prasangka baik semua orang yang terlibat adalah jujur. Didasari atau dimulai dengan kecurigaan Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil. Eksistensi bunga diragukan kalau tidak dikecam oleh semua agama, termasuk Islam. Sumber : Setiarso, 2005; dan Arifin, 2002.

2. Karakteristik Perbankan Syariah

Terdapat perbedaan nyata atas karakteristik perbankan syariah dengan perbankan konvensional sebagai berikut : a. Bank Syariah tidak melaksanakan transaksi pinjam meminjam uang berdasarkan bunga dalam segala bentuk, melainkan dengan sistem bagi hasil dengan nasabahnya. b. Hubungan antara Bank Syariah dengan nasabahnya tidak berupa hubungan debitur-kreditur, tetapi lebih merupakan hubungan partisipasi dalam menanggung risiko dan menerima hasil dari suatu perjanjian bisnis. c. Bank Syariah memisahkan kedua jenis pendanaan tersebut agar dapat dibedakan antara hasil yang diperoleh dari dana sendiri dengan hasil yang diperoleh dari dana simpanan yang diterimannya atas dasar prinsip bagi hasil. d. Bank Syariah tidak memberikan pinjaman dalam bentuk uang tunai, tetapi bekerjasama atas dasar kemitraan seperti Mudharabah, Musyarakah, atas dasar jual beli Murabahah dan atas dasar sewa Ijarah. e. Bank Syariah merupakan bank multiguna, karena berperan sebagai bank komersial, bank investasi dan bank pembangunan. f. Bank Syariah memandang laba bukan merupakan satu-satunya tujuan, karena bank Syariah senantiasa mengupayakan bagaimana memanfaatkan sumber dana yang ada guna membangun kesejahteraan masyarakat. g. Bank Syariah bekerja di bawah pengawasan Dewan Pengawas Syariah DPS. Secara umum, bidang usaha Bank Syariah mempunyai ciri-ciri : a. Tidak membungakan uang. b. Mekanisme suku bunga digantikan oleh prinsip kerjasama, dimana keuntungan maupun kerugian ditanggung bersama oleh pihak-pihak yang terlibat. c. Penumpukan harta tidak diperkenankan, dimana kekayaan harus diputarkan untuk berusaha. Terhadap harta yang ditumpuk dikenakan pajak yang akan didistribusikan kepada yang berhak menurut Quran. d. Dilarang melakukan investasi usaha pada jenis usaha yang dilarang oleh agama Islam, antara lain investasi pada proyek yang ada hubungannya dengan daging babi atau alkohol. Termasuk pula dalam kategori ini adalah melakukan investasi pada perusahaan yang mempunyai maupun memberikan pinjaman karena terdapat unsur bunga. e. Jika usaha merugi, baik pihak yang menyediakan dana maupun pihak yang menyediakan tenaga akan sama-sama kehilangan apa yang telah diberikan. Bagi pihak yang menyediakan tenaga, ini berarti kehilangan pekerjaan. Jika untung, maka keuntungan akan dibagi berdasarkan perjanjian yang telah dibuat terlebih dahulu. f. Ciri-ciri yang terakhir adalah keberadaan badan atau dewan yang berisi pakar-pakar yang bertugas mengawasi kegiatan usaha Bank Syariah dari segi hukum Islam.

3. Prinsip-Prinsip Perbankan Syariah