3 Sosialisasi produk-produk syariah masih belum optimal untuk memberikan pemahaman terhadap masyarakat; 4 Database nasabah
yang terpadu belum dimiliki sebagai penunjang kegiatan pemasaran; 5 Belum terpenuhinya SDM yang memadai dan bermutu dan
6 Positioning yang belum jelas di mata nasabah. Berdasarkan penelitian terdahulu, kelemahan dari Bank Syariah
adalah : 1 Kemampuan menjual dan sosialisasi produk dan jasa bank syariah kepada masyarakat; 2 Relasi dan institusi pemerintahBUMN
dan perusahaan besar; 3 Kemampuan memberikan mutu pelayanan yang baik; 4 Produk dan jasa bank syariah yang menarik; 5 Sumber
daya insani bermutu dan 6 Kerjasama dan aliansi dengan lembaga keuangan lainnya, atau bank konvensional.
c. Peluang
Dari salah satu komponen analisis SWOT, yaitu kesempatan pada Bank Syariah diperoleh beberapa hal yang menjadi peluang
dalam bersaing berikut : 1 Perkembangan menuju kebijakan otonomi daerah
yang akan
memacu pertumbuhan
dan pemerataan
pengembangan sektor riil; 2 Perkembangan perbankan syariah secara global mendukung upaya pengembangan perbankan syariah di tanah
air; 3 Dikeluarkannya Undang-undang yang memperbolehkan bank umum
memberikan layanan
berdasarkan prinsip
syariah; 4 Berkembangnya perusahaan-perusahaan yang membutuhkan aliansi
dengan perbankan
syariah; 5
Peraturan-peraturan yang
memungkinkan pengembangan outlet syariah dengan memanfaatkan outlet
Bank konvensional dan 6 Fatwa MUI yang menegaskan keharaman bunga bank.
Sedangkan berdasarkan penelitian terdahulu peluang yang didapatkan oleh Bank Syariah adalah : 1 Kemajuan teknologi dan
sistem informasi; 2 Regulasi dan Bank Indonesia dan peraturan keuangan lainnya.; 3 Dukungan dari MUI, Dewan Syariah Nasional
dan Ormas lainnya; 4 Dukungan Infrastruktur bisnis Syariah dan 5 Pemahaman masyarakat tentang produk bank syariah.
d. Ancaman
Dari salah satu komponen analisis SWOT, yaitu Ancaman pada Bank Syariah dijumpai beberapa hal yang menjadi ancaman dalam
bersaing berikut : 1 Bank-bank Umum yang membuka unit usaha syariah di Indonesia menunjukan kecenderungan semakin meningkat;
2 Penguasaan teknologi bank pesaing semakin unggul; 3 Tersedia pilihan produk dan jasa bank pesaing yang semakin banyak dan
variatif; 4 Penetrasi bank pesaing utama yang semakin meluas dengan jaringan dan promosi yang gencar; 5 Masih adanya keraguan
nasabah terhadap kemurnian sistem syariah yang diterapkan; 6 Para pesaing telah membentuk segmentasi yang jelas dan 7 Munculnya
lembaga-lembaga non bank yang membuka layanan bisnis syariah Berdasarkan penelitian terdahulu maka ancaman bagi Bank
Syariah yang mungkin terjadi adalah : 1 Isu terorisme dan fundamentalis Islam; 2 Stabilitas politik dan perubahan kebijakan
pemerintah; 3 Terbatasnya jumlah bank syariah dan jumlah jaringan kantor kas Syariah; 4 Reaksi bank-bank konvensional dan lembaga
jasa keuangan lainnya dan 5 Informasi kepada masyarakat tentang produk bank syariah.
Dengan adanya analisis SWOT di atas dapat digambarkan dalam matriks SWOT. Matriks SWOT merupakan alat untuk menentukan
faktor-faktor strategik perusahaan. Matriks ini menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dapat
disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.
Tabel 10. Matriks SWOT kualitatif
Faktor Internal
Faktor Eksternal
S
a. Corporate Image Bank yang kuat dan pertumbuhan
usahanya yang berkesinambungan.
b. Reputasi baik, terutama di segi keamanan.
c. Sistem dan Prosedur Perbankan relatif lengkap
yang diperoleh dari Bank Indonesia.
d. Memiliki jaringan cabang dan customer based yang
luas. e. Memiliki jajaran manajemen
yang cukup mendukung perbankan syariah.
f. Apresiasi nasabah yang tinggi terhadap produk
syariah. g. Akses transaksi ke jaringan
cabang dari ATM Bank konvensional secara on line.
W
a. Mutu pelayanan banyak dikeluhkan nasabah.
b. Pemahaman terhadap produk-produk syariah
belum maksimal. c. Sosialisasi produk-produk
syariah masih belum optimal untuk memberikan
pemahaman terhadap masyarakat.
d. Data base nasabah yang terpadu belum dimiliki
sebagai penunjang kegiatan pemasaran.
e. Belum terpenuhinya SDM yang memadai dan
bermutu. f. Positioning yang belum
jelas dimata nasabah.
O
a.
Perkembangan menuju
kebijakan otonomi daerah yang
akan memacu
pertumbuhan dan pemerataan pengembangan sektor riil di
daerah-daerah.
b.
Perkembangan perbankan syariah secara global
mendukung upaya pengembangan perbankan
syariah di tanah air.
c.
Dikeluarkannya Undang- undang yang
memperbolehkan bank umum memberikan layanan
berdasarkan prinsip syariah.
d.
Berkembangnya perusahaan- perusahaan yang
membutuhkan aliansi dengan perbankan syariah.
e.
Peraturan-peraturan yang memungkinkan
pengembangan outlet syariah dengan memanfaatkan outlet
Bank .
f.
Fatwa MUI yang menegaskan keharaman bunga bank.
SO
a. Mempertahankan citra perusahaan.
b. Meningkatkan pelayanan dengan membuka unit
layanan prima. c. Pengembangan aliansi sistem
jaringan ATM dengan bank lain dengan menggunakan
ATM Bersama. d. Mengembangkan produk
syariah sesuai dengan segmen nasabah.
WO
a. Meningkatkan mutu pelayanan.
b. Meningkatkan mutu SDM melalui pelatihan-pelatihan
dan pendidikan. c. Pengembangan sistem
informasi SI nasabah.
Tabel 10. Matriks SWOT kualitatif
lanjutan Faktor Internal
Faktor Eksternal
S W
T
a. Bank-bank Umum yang membuka unit usaha syariah
di Indonesia menunjukan kecenderungan semakin
meningkat.
b. Penguasaan teknologi bank pesaing semakin unggul.
c. Tersedia pilihan produk dan jasa bank pesaing yang
semakin banyak dan variatif. d. Penetrasi bank pesaing utama
yang semakin meluas dengan jaringan dan promosi yang
gencar. e. Masih adanya keraguan
nasabah terhadap kemurnian sistem syariah yang
diterapkan. f. Para pesaing telah
membentuk segmentasi yang jelas.
g. Munculnya lembaga-lembaga non bank yang membuka
layanan bisnis syariah
ST
a. Mengembangkan produk- produk dan jasa syariah
yang lebih variatif dan inovatif
b. Memperluas jaringan kantor cabang dengan
membuka beberapa kantor cabangKC,dan KCP.
c. Melakukan ekspansi dana dan pembiayaan secara
hati-hati. d. Penyelenggaraan bank
syariah sesuai ketentuan agama Islam.
WT
a. Mengembangkan atau adopsi teknologi aplikatif
bagi unit syariah. b. Meningkatkan pemahaman
kepada masyarakat mengenai produk-produk
syariah sekaligus sebagai sarana promosi.
c. Melakukan aliansi strategik dengan bank
induk maupun bank syariah yang berasal dari
“one banking dual system..
”
Pada Tabel 10, terdapat 4 kelompok kemungkinan alternatif strategi, yaitu :
1. Strategi Strenghts-Opportunities SO Strategi ini didasarkan pada pemanfaatan peluang yang ada dengan
kekuatan yang dimiliki. 2. Strategi Strenghts-Threats ST
Strategi yang dikembangkan dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.
3. Strategi Weaknesess-Opportunities WO Strategi yang dikembangkan berdasarkan pemanfaatan peluang
yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. 4. Strategi Weaknesses-Threats WT
Strategi ini bersifat defensif yang berusaha meminimalkan ancaman dan kelemahan yang ada.
3. Matriks SWOT