a. SO Strategies : dimana kekuatan internal perusahaan digunakan untuk
meraih peluang-peluang yang ada di luar perusahaan.
b. WO Strategies : bertujuan untuk memperkecil kelemahan internal
perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal.
c. ST Strategies : dimana perusahaan berusaha agar mampu menghindari
atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal.
d. WT Strategies : merupakan taktik untuk bertahan yang diarahkan untuk
mengurangi kelemahan-kelemahan internal dan menghindar dari ancaman- ancaman lingkungan.
Tahap dalam membentuk Matriks SWOT adalah : 1 membuat daftar peluang kunci eksternal perusahaan; 2 membuat daftar ancaman kunci
eksternal perusahaan; 3 membuat daftar kekuatan kunci internal perusahaan; 4 membuat daftar kelemahan kunci internal perusahaan; 5 mencocokkan
kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang eksternal dan catat hasilnya dalam sel SO Strategies; 6 mencocokkan kelemahan-kelemahan internal dan
peluang-peluang eksternal dan catat hasilnya dalam sel WO Strategies; 7 mencocokkan kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-ancaman eksternal
dan catat hasilnya dalam sel ST Strategies dan 8 mencocokkan kelemahan- kelemahan internal dan ancaman-ancaman eksternal dan catat hasilnya dalam
sel WT Strategies. Setelah itu hasil dari analisis SWOT dapat dihitung melalui pembobotan
secara kuantitatif sesuai dengan model Urban and Star 1991 dan hasilnya akan dipetakan untuk mendapatkan alternatif strategi yang terbaik.
Dalam melakukan kuantifikasi, hasil analisis di atas dilakukan pembobotan, dimana faktor kekuatan dan kelemahan dibandingkan dengan
pesaing dengan memberi tanda -2 untuk sangat lebih buruk, -1 untuk lebih buruk, 0 untuk kondisi perusahaan yang sama dengan pesaing, +1 untuk
posisi yang lebih baik dari pesaing dan +2 untuk kondisi yang sangat lebih baik dibanding pesaing. Lebih jelasnya seperti pada Tabel 5.
Tabel 5. Pembobotan kekuatan dan kelemahan Urban dan Star, 1991 Peubah
Bobot a
Rating b
Nilai a x b -2
-1 1
2 Total
Keterangan : -2 = sangat lebih buruk; -1 = lebih buruk; 0 = sama dengan pesaing; 1= lebih baik; 2 = sangat lebih baik
Untuk faktor eksternal perusahaan yang berupa ancaman dan peluang bisnis yang ada, dilakukan rating pada peubah-peubah yang memiliki
pengaruh sangat kecil, kecil, besar atau sangat besar bila dibandingkan dengan pesaing.
Untuk ancaman pembobotannya adalah faktor ancaman yang sangat kecil diberi tanda -1, ancaman yang kecil diberi tanda -2, ancaman yang
besar -3 dan kondisi ancaman yang sangat besar diberi tanda -4. Sedangkan untuk faktor peluang pembobotannya adalah +1 untuk peluang yang sangat
kecil +2 peluang yang kecil, +3 peluang yang besar dan +4 peluang yang sangat besar. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 6 dan 7.
Tabel 6. Pembobotan ancaman Urban dan Star, 1991 Peubah
Bobot a
Rating b
Nilai a x b -1
-2 -3
-4 Total
Keterangan: -1 = sangat kecil; -2 = kecil; -3 = besar; -4 = sangat besar Tabel 7. Pembobotan peluang Urban dan Star, 1991
Peubah Bobot
a Rating
b Nilai a x b
+1 +2
+3 +4
Total Keterangan : +1 = sangat kecil; +2 = kecil; +3 = besar; +4 = sangat besar
Dari hasil analisis faktor-faktor tersebut dapat ditentukan kombinasi dari kedua faktor dengan membandingkan antara faktor eksternal dan
internal,sehinggga dapat ditentukan suatu strategi yang sesuai dengan kondisi
yang ada. Hasil dari pembobotan dapat dipetakan menurut Porter 1993 seperti dimuat pada Gambar 7.
Kuadran III Kuadran I
Mendukung Strategi Mendukung Strategi
Turn Arround Pertumbuhan
Mendukung Strategi Mendukung Strategi
Defensif Diversifikasi
Kuadran IV Kuadran II
Gambar 7. Analisis SWOT Porter, 1993
Kekuatan
Ancaman Peluang
Kelemahan
III. METODOLOGI KAJIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat dan waktu penelitian dilakukan di Divisi Usaha Syariah pada salah satu Bank Syariah di Jakarta dari bulan November 2007 sd April 2008.
B. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah : a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh melalui interview pada Divisi
Usaha Syariah Bank Syariah yang berupa data kinerja pembiayaan UKM dari 10 kantor cabang, struktur organisasi Divisi Syariah dan kegiatan
bisnis Divisi Usaha Bank Syariah. b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi kepustakaan dari
buku-buku literatur, dan lain-lain. Dalam mendapatkan bahan dan data, digunakan metode pengumpulan
data berikut : 1. Library Research Penelitian Kepustakaan
Penelitian kepustakaan ini dilakukan untuk mengumpulkan data-data tertentu berupa buku-buku, majalah, surat kabar, buletin, brosur dan artikel
yang merupakan sumber ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan kebijakan pembiayaan dengan prinsip syariah.
2. Field Research Penelitian Lapangan Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung
pada Divisi Usaha Bank Syariah. Data dan informasi yang diambil dari perusahaan adalah : a Deskripsi Divisi Usaha Syariah Bank Syariah;
b Kegiatan Bisnis Divisi Usaha Syariah Bank Syariah; c Sejarah Singkat Kantor Cabang Bank Syariah; d Struktur Organisasi Divisi
Usaha Bank Syariah dan e Laporan Pembiayaan UKM Divisi Usaha Bank Syariah .