Konsep Perbankan Syariah Perbankan Islam Modern di Dunia dan Indonesia

1. Konsep Perbankan Syariah

Krisis Ekonomi yang melanda Indonesia telah memberikan pelajaran berharga terhadap beberapa “perilaku” masa lalu yang tidak diperbolehkan dalam prinsip ekonomi Islamperbankan Syariah berikut : a. Pembiayaan Kredit yang diberikan oleh perbankan akhirnya bermasalah, sehingga umumnya tidak berhubungan langsung dengan manfaat yang diterima economic value added. Hal ini mengakibatkan pada saat terjadi perubahan fundamental ekonomi yang drastis, nilai usaha tersebut tidak sebanding dengan nilai pembiayaan yang diberikan. b. Pinjaman dalam valas US digunakan untuk membiayai pendapatan dalam rupiah, sehingga valas telah berubah menjadi komoditi dan berubah dari fungsi utamanya sebagai alat pertukaran nilai. c. Moral Hazard dalam pembiayaan terjadi akibat persepsi yang salah antara kedekatan hubungan antara lembaga keuangan dan perusahaan dengan penguasa, maka sebagai akibatnya terjadi mark up terhadap nilai proyek yang pada akhirnya mengakibatkan timbulnya ekonomi biaya tinggi. d. Kompetisi yang ketat antar bank pasca deregulasi perbankan telah membuat bank kurang memperhitungkan antara hasil penempatan dana dengan hasil yang dibayarkan kepada nasabah pemilik dana, ditambah lagi pembiayaan yang banyak diberikan oleh bank kepada perusahaan yang masih satu group dengan bank tersebut. Perbedaan antara bank syariah dengan bank konvensional juga dapat ditelaah dari aspek landasan operasional, fungsi dan peran, risiko usaha dan sistem pengawasannya seperti yang disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Perbedaan antara Bank Syariah dengan Bank Konvensional Variabel Bank Syariah Bank Konvensional Landasan Operasional - Tidak bebas nilai berdasarkan prinsip syariah Islam - Uang sebagai alat tukar bukan komoditas - Bunga dalam berbagai bentuk dilarang - Menggunakan prinsip bagi hasil dan keuntungan atas transaksi riil. - Bebas nilai berdasarkan prinsip materialistis - Uang sebagai komoditi yang diperdagangkan - Bunga sebagai instrumen - Bunga sebagai imbalan terhadap pemilik uang yang ditetapkan dimuka. Fungsi dan Peran - Lembaga Intermediasi - Agen investasimanajer invenstasi - Penyedia jasa lalu lintas pembayaran tidak bertentangan dengan syariah - Pengelola dana kebajikanZIS fungsi opsional - Hubungan dengan nasabah adalah hubungan kemitraan investor timbal balik pengelola investasi - Lembaga intermediasi - Penghimpun dana masyarakat dan meminjamkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dengan imbalan bunga - Penyedia jasa lalu lintas pembayaran - Hubungan bank dengan nasabah adalah hubungan debitur-kreditur. Risiko Usaha - Dihadapi bersama antara bank dengan nasabah dengan prinsip keadilan dan kejujuran - Tidak mengenal kemungkinan terjadinya selisih negatif negative spread karena sistem yang digunakan - Risiko bank tidak terkait langsung dengan debitur, risiko debitor tidak terkait langsung dengan bank - Kemungkinan terjadi selisih negatif antara pendapatan bunga dengan beban bunga Sistem Pengawasan - Adanya dewan pengawas syariah, memastikan operasional bank tidak menyimpang dari syariah, disamping tuntutan moralitas pengelola bank dan nasabah sesuai dengan akhlakul karimah - Aspek moralitas seringkali terlanggar akibat tidak adanya nilai-nilai religius yang mendasari operasional. Sumber : Setiarso, 2005. Dari aspek bagi hasil terhadap bunga, terdapat perbedaan sangat mendasar antara bank syariah dan bank konvensional seperti yang disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Perbedaan sistem bagi hasil dengan sistem bunga Sistem Bagi Hasil Sistem Bunga Risiko ditanggung bersama Risiko ditanggung pengusaha. Penentuan besarnya rasionisbah bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi. Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi harus selalu untung. Bagi hasil tergantung pada keuntungan usaha yang dijalankan. Bunga tetap dibayarkan baik nasabah dalam keadaan untung ataupun rugi. Besarnya angsuran berdasarkan nisbah bagi hasil dan jumlah keuntungan yang diperoleh. Besarnya angsuran berdasarkan jumlah uang yang dipinjam. Jaminan : usaha yang dibiayai, dengan kelayakan usaha sebagai pertimbangan pertama. Jaminan : Kekayaan peminjam dan kelayakan usaha sebagai pertimbangan kedua. Bagi hasil tergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan sekiranya itu tidak mendapatkan keuntungan, maka kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak. Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi. Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan. Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun jumlah keuntungan berlipat atau keadaan ekonomi sedang booming. Jika terjadi kebangkrutan atau kegagalan usaha penarikan pengembalian dana pinjaman yang mempertimbangkan penyebab kegagalan menyalahi kesepakatan atau tidak. Jika terjadi kebangkrutan atau kegagalan usaha, penarikan pengembalian dana secara hukum tetap dilakukan dan dapat dilakukan penyitaan kekayaan peminjam Didasari prasangka baik semua orang yang terlibat adalah jujur. Didasari atau dimulai dengan kecurigaan Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil. Eksistensi bunga diragukan kalau tidak dikecam oleh semua agama, termasuk Islam. Sumber : Setiarso, 2005; dan Arifin, 2002.

2. Karakteristik Perbankan Syariah