3. Bunga yang dibayarkan lebih tinggi sehingga menyebabkan nilai pinjaman bertambah besar.
4. Yang meminjamkan menjadi lebih kaya sedangkan peminjam menjadi lebih miskin.
4. Jenis-jenis Pembiayaan Syariah
Sejalan dengan perkembangan yang pesat di dunia bisnis dan keuangan telah mendorong berkembangnya inovasi transaksi-transaksi keuangan
syariah, sehingga Bank perlu mengantisipasi dan mengikuti dinamika tersebut agar dapat berkembang serta tetap memenuhi prinsip syariah secara istiqomah
sesuai dengan fatwa yang berlaku. Berdasarkan Surat edaran Bank Indonesia No. 1014DPBS tanggal 17 Maret 2008 disebutkan beberapa jenis-jenis
pembiayaan berdasarkan syariah yang dilaksanakan oleh Bank Syariah pada umumnya adalah :
a. Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan Murabahah adalah pembiayaan akad jual beli antara Bank selaku penyedia barang dengan nasabah yang memesan untuk membeli
barang. Dalam transaksi jual beli tersebut Bank menyebutkan dengan jelas barang yang akan dibeli termasuk harga perolehan barang yaitu sebesar harga
pembelian ditambah biaya transportasi, biaya administrasi, pajak, biaya gudang, dan lain-lain dan keuntungan margin yang akan diambil oleh Bank.
Tujuan pembiayaan ini untuk membiayai kebutuhan investasi maupun modal kerja nasabah, untuk pengadaan barang baik untuk sektor pertanian,
perdagangan maupun industri, untuk pembelian barang konsumsi, dan untuk melayani nasabah dalam melakukan impor barang dengan menggunakan
Letter of Credit .
b. Pembiayaan Mudharabah
Pembiayaan Mudharabah adalah pembiayaan yang dilakukan melalui kerjasama usaha antara dua pihak dimana pemilik modalBank shahibul maal
menyediakan modal 100 sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola usaha mudharib dengan jenis ataupun bentuk usaha yang telah disepakati.
c. Pembiayaan Musyarakah
Pembiayaan Musyarakah adalah suatu kesepakatan antara Bank dengan Nasabah untuk membiayai suatu proyek dimana Bank dan Nasabah secara
bersama-sama menyediakan dana dan berpartisipasi dalam kerja. Setelah proyek selesai, nasabah mengembalikan dana dari pihak Bank berikut bagi
hasil yang telah disepakati baik secara bertahap maupun sekaligus. Tujuan
penggunaan pembiayaan berdasarkan : 1 jenis usaha pesanan, 2 jenis usaha waralaba, 3 jenis usaha dengan pola kemitraan, 4 penyediaan dana untuk
proyek, 5 jenis usaha joint venture, 6 aktivitas ekspor dan impor. d.
Pembiayaan Ijarah
Pembiayaan Ijarah berlaku persyaratan paling kurang sebagai berikut : 1 Bank bertindak sebagai pemilik danatau pihak yang mempunyai hak
penguasaan atas obyek sewa baik berupa barang atau jasa, yang menyewakan obyek sewa dimaksud kepada nasabah sesuai kesepakatan; 2 Barang dalam
transaksi Ijarah adalah barang bergerak atau tidak bergerak yang dapat diambil manfaat sewa; 3 Bank wajib menjelaskan kepada nasabah mengenai
karakteristik produk Pembiayaan atas dasar Ijarah, serta hak dan kewajiban nasabah sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai
transparansi informasi produk Bank dan penggunaan data pribadi nasabah.
5. Kebijakan Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia