BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Kondisi Umum Hutan Rakyat di Wilayah Penelitian
Hutan Rakyat di wilayah penelitian yang berada di daerah Pasir Madang Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor pada umumnya didomonasi oleh tanaman
dari jenis sengon Paraserientes Falcataria dan kayu afrika Maesopsis eminii. Jenis-jenis tanaman lainnya yang sering dibudidayakan oleh masyarakat antara
lain adalah jabon Anthocephalus cadamba , akasia Acacia Mangium, puspa Schima wallichii, dan tanaman buah seperti durian Durio zibethinus, mangga
Mangifera indica, alpukat Persea americana, dan pisang Musa acuminata. Tanaman sengon dan kayu afrika lebih banyak dipilih oleh petani karena jenis
kayu ini memiliki masa panen yang relatif singkat dibandingkan dengan jenis kayu lainnya.
Secara umum hutan rakyat yang dijumpai terdiri dari dua model pengelolaan seperti terlihat pada Gambar 2. Model pertama adalah hutan rakyat
dengan penanaman sengon menggunakan sistem yang cenderung monokultur. Pada model ini, sebagian besar ruang pada lahan petani digunakan untuk tanaman
kayu-kayuan yang didominasi sengon dan kayu afrika. Jenis-jenis kayu lainnya masih memungkinkan untuk dijumpai, namun dalam jumlah yang relatif lebih
sedikit. Tanaman palawija, seperti jagung, singkong, ubi jalar, kacang tanah , pisang, cabai kadang-kadang dijumpai juga pada model penanaman seperti ini,
terutama pada saat umur tanaman sengon masih relatif muda. Palawija ditanam untuk memanfaatkan areal lahan yang masih kosong dibawah tegakan sengon.
Akan tetapi apabila tajuk tegakan sengon sudah menutupi areal lahan dibawahnya, atau sekitar 60 areal lahan sudah tertutupi tajuk tegakan, makan penanaman
palawija sudah tidak dilakukan lagi karena intensitas cahaya matahari yang sudah semakin berkurang dan persaingan untuk memperoleh unsur hara yang semakin
sulit. Model yang kedua pada lokasi penelitian adalah sebagian besar ruang pada
lahan petani digunakan untuk membudidayakan palawija dan hortikultura. Tanaman sengon atau jenis-jenis kayu lainnya sering dijumpai sebagai tanaman
pembatas lahan atau juga dalam bentuk larikan-larikan, sehingga lebih menyerupai sistem agroforestry. Baik pada model pertama maupun model kedua
terlihat jelas bahwa petani berusaha memanfaatkan ruang lahan mereka dengan semaksimal mungkin dengan jenis tanaman kayu-kayuan maupun palawija
sehingga sulit dijumpai areal lahan yang kosong.
Gambar 2. Pola hutan rakyat di Pasir Madang
Hutan rakyat yang terdapat di areal penelitian dibangun diatas lahan-lahan HGU. Letak hutan rakyat tersebut pada umumnya tidak berjauhan dari tempat
tinggal petani. Luasan hutan rakyat yang dimiliki rumah tangga petani pada umumnya relatif kecil dan sebagian besar berada di bawah 0,5 ha.
Gambar 3. Diagram proporsi sebaran luas kepemilikan hutan rakyat di Desa Pasir
Madang.
5.2. Pengelolaan Hutan Rakyat oleh Petani di Wilayah Penelitian