Pengeluaran_1 Pendapatan_1
70000000 60000000
50000000 40000000
30000000 20000000
10000000
D a
ta Boxplot of Pendapatan_1, Pengeluaran_1
Gambar 6. Boxplot pendapatan dan pengeluaran
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa garis pendapatan berada diatas garis pengeluaran. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan responden lebih besar
dari pengeluaran. Jadi, rata-rata petani mampu membiayai kebutuhannya baik dari hasil hutan rakyat maupun dari hasil non hutan rakyat.
5.6. Kontribusi Hutan Rakyat
Setelah perhitungan pendapatan dan pengeluaran dihitung maka dapat dihitung kontribusi dari hutan rakyat terhadap pendapatan dan pengeluaran.
Kontribusi hutan rakyat dibagi menjadi kontribusi pendapatan hutan rakyat dari kayu terhadap total pendapatan dan pengeluaran, serta kontribusi pendapatan
hutan rakyat dari hasil tanaman palawija terhadap total pendapatan dan pengeluaran. Selain itu dapat dihitung kontribusi hutan rakyat kayu dan tanaman
palawija terhadap pendapatan dan pengeluaran, serta kontribusi non hutan rakyat terhadap total pendapatan dan pengeluaran. Hasil perhitungan tersebut dapat
dilihat pada Tabel 11. Tabel 11
Persentase kontribusi hutan rakyat dan non hutan rakyat terhadap pendapatan dan pengeluaran responden tahun 2011
Indikator Persentase
Kelas 1
Kelas 2
Kelas 3
Kelas 4
Rachman
Total pendapatan AF buah terhadap total pendapatan
- -
- -
68,3 Total pendapatan HR kayu terhadap total
pendapatan 8,1
13,8 33,7
55 6,5
Total pendapatan HR tanaman palawija terhadap total pendapatan
14,8 15,3
27,8 24,1
4,7
Tabel 11 ........Lanjutan
Indikator Persentase
Kelas 1
Kelas 2
Kelas 3
Kelas 4
Rachman
Total pendapatan
HR terhadap
total pendapatan
22,9 29,1
61,5 79,1
79,5 Total pendapatan non HR terhadap total
pendapatan 77
70,8 38,4
20,8 20,5
Total pendapatan
HR terhadap
total pengeluaran
25 32,3
65,3 85,8
79,5 Total pendapatan AF buah terhadap total
pengeluaran -
- -
- 272,7
Total pendapatan HR kayu terhadap total pengeluaran
8,8 15,4
35,2 58,9
26,2 Total pendapatan HR tanaman palawija
terhadap total pengeluaran 16,2
16,9 30,1
26,9 18,9
Persentase total pendapatan non HR terhadap total pengeluaran
80,3 78,8
41,7 20,9
81,9 Total pendapatan terhadap total pengeluaran
105,3 111,1
107,1 106,7
399,7
Tabel 11 menunjukkan bahwa pada kelas 1 hutan rakyat memberikan kontribusi sebesar 22,9 dari 8,1 kayu ditambah 14,8 palawija terhadap
total pendapatan. Pada kelas 2 hutan rakyat memberikan kontribusi sebesar 29,1 dari 13,8 kayu ditambah 15,3 palawija terhadap total pendapatan. Pada
kelas 3 hutan rakyat memberikan kontribusi sebesar 61,5 dari 33,7 kayu ditambah 27,8 palawija terhadap total pendapatan. Pada kelas 4 hutan rakyat
memberikan kontribusi sebesar 79,1 dari 55,0 kayu ditambah 24,1 palawija terhadap total pendapatan. Sedangkan dari hasil non hutan rakyat
berkontribusi cukup besar pada kelas 1 dan 2, yaitu sebesar 77,0 pada kelas 1 dan 70,8 pada kelas 2. Sedangkan pada kelas 3 sebesar 38,4 dan 20,8 pada
kelas 4. Pada kelas 1 sebagian besar pendapatan diperoleh dari non hutan rakyat.
Hal ini dikarenakan pada kelas 1 mayoritas distribusi pekerjaan responden bergerak di bidang jasa. Tabel 11 juga memberikan informasi terjadinya
kecenderungan sumber pemenuhan kebutuhan pada kelas 1 dan kelas 4 dimana pada kelas 1 cenderung lebih mengandalkan hasil dari non hutan rakyat dan pada
kelas 4 lebih cenderung mengandalkan hasil dari hutan rakyat. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan luas kepemilikan lahan, dimana pada kelas 1
memiliki luasan lahan yang lebih kecil jika dibandingkan dengan kelas 4. Luasan lahan yang lebih kecil pada kelas 1 memaksa petani untuk mencari tambahan
pendapatan diluar sektor hutan rakyat guna mencukupi kebutuhan rumah tangga
keluarganya. Secara keseluruhan, pada setiap kelas persentase total pendapatan terhadap total pengeluaran didapatkan nilai positif yaitu nilai yang lebih besar dari
100 untuk persentase total pendapatan terhadap pengeluaran. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan responden mencukupi untuk membiayai
kebutuhan sehari-hari. Menurut Suharjito 2000, hutan rakyat hanya merupakan pendapatan
sampingan dan bersifat insidentil dengan kisaran tidak lebih dari 10 dari pendapatan total. Namun pada hutan rakyat di Pasir Madang justru dirasakan
peran yang sangat penting dan dapat menjadi hal yang bermanfaat secara kontinyu karena memberikan pendapatan lebih besar dari 10 terhadap pendapatan total.
Kontribusi yang besar dari hutan rakyat di daerah Pasir Madang memberikan dampak yang positif bagi petani hutan rakyat dari segi ekonomi.
Dapat dibandingkan bahwa hutan rakyat pada penelitian ini memberikan kontribusi terhadap pendapatan sebesar 22,9 pada kelas 1, 29,1 pada kelas2,
61,5 pada kelas 3 dan 79,1 pada kelas 4, sedangkan pada penelitian Rachman sebesar 79,5. Agak sedikit berbeda jika dibandingkan dari hasil penelitian
Rachman dimana hasil hutan rakyat dari produk kayu memberikan kontribusi sebesar 6,5 Sedangkan pada penelitian ini hasil hutan rakyat dari produk kayu
sebesar 8,1 pada kelas 1, 13,8 pada kelas 2, 33,7 pada kelas 3 dan 55 pada kelas 4. Hal ini karena adanya pebedaan komoditas yang diusakan oleh petani
dimana pada penelitian Rachman komoditas utamanya adalah buah-buahan.
5.7. Garis Kemiskinan dan Kesejahteraan