Pendapatan HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 5 Jenis pekerjaan sampingan responden Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase Pegawai 3 10 Pedagang 3 10 Peternak 14 46,7 Jasa 16 53,3 Tabel 5 menunjukkan bahwa pekerjaan sampingan yang paling banyak adalah sebagai jasa yaitu sebesar 53,3. Mayoritas responden menjual jasa mereka sebagai buruh tani dan gurandil. Jenis pekerjaan sampingan sebagai peternak juga mempunyai presentase yang cukup besar yaitu sebesar 46,7. Dengan adanya pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan maka dapat diketahui bahwa pemenuhan kebutuhan responden tidak hanya dari usaha hutan rakyat saja, namun juga dari pekerjaan sampingan lainnya. Selain itu, terdapat beberapa responden yang memiliki lebih dari satu jenis pekerjaan sampingan. Hal ini juga menjelaskan bahwa mereka memiliki waktu luang untuk dimanfaatkan guna meningkatkan penghasilan yang dimiliki.

5.4. Pendapatan

Perbedaan mata pencaharian akan menyebabkan perbedaan jumlah pendapatan pada masing-masing responden. Pendapatan ini dihitung dalam jangka waktu satu tahun terakhir dari perolehan pekerjaan responden baik dari hasil hutan rakyat maupun di luar hasil hutan rakyat dan dikelompokkan berdasarkan distribusi frekuensi pendapatan responden. Distribusi frekuensi pendapatan responden disajikan pada Tabel 6. Tabel 6 Distribusi frekuensi pendapatan responden tahun 2011 No Kelas Kelas Rp Frekuensi Persentase 1 6.900.000 – 15.182.857 16 53,3 2 15.182.858 – 23.465.714 9 30 3 23.465.715 – 31.748.571 3 10 4 48.314.287 – 64.880.000 2 6,7 Mayoritas distribusi pendapatan responden berada pada rentang Rp. 6.900.000,- sampai 15.182.857,- sebesar 53,3, Hal ini dikarenakan sebagian besar responden yang berada pada selang ini memiliki pekerjaan sampingan yang bergerak di bidang jasa. Sedangkan untuk minoritas distribusi pendapatan responden berada pada selang Rp. 48.314.287,- sampai Rp. 64.880.000,- sebesar 6,7, berbeda dengan responden yang berada pada selang mayoritas, pada selang ini responden memiliki pekerjaan sampingan sebagai wirausahapedagang . Pendapatan dari hutan rakyat diperoleh dari penjualan kayu dan tanaman palawija yang ada di lahan milik petani, sedangkan untuk pendapatan non hutan rakyat diperoleh dari hasil peternakan, perdagangan, upah atau gaji, dan lain-lain. Data penghasilan responden dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Pendapatan seluruh responden tahun 2011 Sumber Pendapatan Jumlah Rp. Jutathn Jumlah Rp. Jutathn Total Rp. Jutathn Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4 Hutan Rakyat 232,26 Kayu 14 25,8 27 64 130,8 Palawija 24,98 27,5 23,1 25,88 101,46 Non HR 301,28 Peternakan 12,3 4,6 4 20,9 Perdagangan 8,11 50,4 27 85,5 Lain-lain 100,38 69 25,5 194,88 Upahgaji Total 159,76 177,3 79,6 116,88 533,54 Tabel 7 memberikan informai bahwa pendapatan hutan rakyat dibagi menjadi pendapatan dari kayu dan tanaman palawija. Hasil perhitungan pendapatan hutan rakyat berupa kayu pada kelas 1, 2, 3 dan 4 adalah masing- masing sebesar Rp. 14.000.000,-tahun, 25.800.000,-tahun, 27.000.000,-tahun dan 64.000.000,-tahun. Sedangkan hasil perhitungan pendapatan hutan rakyat berupa palawija pada kelas 1, 2, 3 dan 4 adalah masing-masing sebesar Rp. 24.980.000,-tahun, 27.500.000,-tahun, 23.100.000,-tahun dan 25.880.000,- tahun. Pendapatan non hutan rakyat pada kelas 1 dan 2 lebih besar dari pada pendapatan hutan rakyat, sedangkan pada kelas 3 dan 4 terjadi sebaliknya yaitu pendapatan dari hutan rakyat lebih besar dari pada pendapatan non hutan rakyat. Pada kelas 1 dan 2 pendapatan terbesar berasal dari upahgaji, hal ini karena distribusi pekerjaan responden pada kelas ini yang mayoritas bergerak di bidang jasa.

5.5. Pengeluaran

Dokumen yang terkait

Kontribusi Hutan Rakyat Kemenyan Terhadap Pendapatan Rumah Tangga (Studi Kasus di Desa Hutajulu, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan)

2 53 66

Analisis pendapatan rumah tangga petani hutan rakyat studi kasus di Desa Padasari, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat

3 13 66

Pola Pemilikan Lahan dan Implikasinya Terhadap Kesej ahteraan Rllmah Tangga Petani (Stlldi KaSllS Desa CiburllY, Kecamatan Cijeruk, Kabllpaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

0 8 89

Sistem Pengelolaan dan Kontribusi Hutan Rakyat Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani (Kasus di Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban, Propinsi Jawa Timur)

0 19 97

Estimasi manfaat agroekologi terhadap lingkungan dan kesejahteraan petani di Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat

0 4 199

Persepsi Petani Terhadap Pola Pengelolaan Hutan Rakyat dan Kontribusi Hutan Rakyat Terhadap Pendapatan Rumah Tangga (Kasus di Kecamatan Cimalaka dan Conggeang Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat)

1 10 205

Kontribusi pengelolaan agroforestri terhadap pendapatan rumah tangga petani (Studi Kasus: Desa Bangunjaya, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

0 3 110

Kontribusi Hutan Rakyat terhadap Pendapatan Usaha Tani di Desa Bayasari, Kecamatan Jatinagara, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat

0 6 47

Kontribusi Pengelolaan Agroforestri Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani (Studi Kasus Di Desa Sukaluyu, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 4 36

Analisis Gender Dalam Strategi Nafkah Rumah Tangga Petani Padi Sawah (Kasus Desa Ciasihan, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat).

0 7 90