Sejarah Pengelolaan Lahan Letak dan Luas Iklim

BAB IV KEADAAN UMUM

4.1. Sejarah Pengelolaan Lahan

Hasil wawancara dengan salah satu tokoh masyarakat di Pasir Madang, awalnya tahun 1975 terdapat perkebunan cengkeh yang mencakup 3 desa, yaitu Desa Pasir Madang, Cisarua, dan Cileuksa. Namun ternyata perkebunan ini tidak bertahan sampai masa HGU-nya habis. Sekitar tahun 1990 perkebunan ini mengalami krisis, sehingga lahan berstatus HGU tersebut dioper garap dari pengusaha cengkeh kepada pengusaha teh. Perkebunan teh ini juga tidak dapat berjalan lancar dan hanya bertahan sampai dua tahun. Kemudian sekitar tahun 1995 masa HGU lahan ini habis dan tidak diperpanjang sehingga lahan dibiarkan terlantar. Kemudian masyarakat mulai mengambil inisiatif untuk mengelola lahan bekas HGU tersebut, pembagian haknya tergantung pada modal dari tiap-tiap individu dengan kata lain yang memiliki modal yang besar akan memiliki lahan yang luas pula. Hal tersebut terjadi sampai sekarang.

4.2. Letak dan Luas

Desa Pasir Madang secara administratif masuk dalam wilayah Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat dengan luas wilayah sebesar 1536 Ha BPS, 2009. Batas wilayah Desa Pasir Madang secara administratif dapat dirinci sebagai berikut : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Jugalajaya Kecamatan Jasinga. 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Kiara Sari, Kiara Pandak, dan sukajaya Kecamatan Sukajaya. 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Cisarua Kecamatan Sukajaya. 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Cileuksa Kecamatan Sukajaya. Desa Pasir Madang terdiri dari 3 dusun dengan 6 rukun warga RW dan 27 rukun tetangga RT.

4.3. Iklim

Berdasarkan data dari BPS tahun 2009 Desa Pasir Madang memiliki curah hujan sebesar 2.401,5 mmtahun atau rata-rata per bulan 200,1 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 161 hari. Berdasarkan kriteria iklim dari Schmidt dan Ferguson, dengan melihat bulan kering, bulan lembab, dan bulan basah di Desa Pasir Madang masuk ke dalam iklim A dengan nilai Q sebesar 11,1 yang artinya daerah tersebut sangat basah.

4.4. Aksesibilitas

Dokumen yang terkait

Kontribusi Hutan Rakyat Kemenyan Terhadap Pendapatan Rumah Tangga (Studi Kasus di Desa Hutajulu, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan)

2 53 66

Analisis pendapatan rumah tangga petani hutan rakyat studi kasus di Desa Padasari, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat

3 13 66

Pola Pemilikan Lahan dan Implikasinya Terhadap Kesej ahteraan Rllmah Tangga Petani (Stlldi KaSllS Desa CiburllY, Kecamatan Cijeruk, Kabllpaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

0 8 89

Sistem Pengelolaan dan Kontribusi Hutan Rakyat Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani (Kasus di Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban, Propinsi Jawa Timur)

0 19 97

Estimasi manfaat agroekologi terhadap lingkungan dan kesejahteraan petani di Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat

0 4 199

Persepsi Petani Terhadap Pola Pengelolaan Hutan Rakyat dan Kontribusi Hutan Rakyat Terhadap Pendapatan Rumah Tangga (Kasus di Kecamatan Cimalaka dan Conggeang Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat)

1 10 205

Kontribusi pengelolaan agroforestri terhadap pendapatan rumah tangga petani (Studi Kasus: Desa Bangunjaya, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

0 3 110

Kontribusi Hutan Rakyat terhadap Pendapatan Usaha Tani di Desa Bayasari, Kecamatan Jatinagara, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat

0 6 47

Kontribusi Pengelolaan Agroforestri Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani (Studi Kasus Di Desa Sukaluyu, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 4 36

Analisis Gender Dalam Strategi Nafkah Rumah Tangga Petani Padi Sawah (Kasus Desa Ciasihan, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat).

0 7 90