menggunakan  bantuan  mesin.  Teknik  budidaya  Tomat  terdiri  dari  beberapa langkah, yaitu :
1   Persiapan lahan Pilih  lahan  yang  gembur  dan  subur   dengan  pengairan  yang  baik.
Pilih  juga  lahan  yang  sebelumnya  tidak  ditanami  dengan  Tomat   atau tanaman  lain  yang  masih  dalam  satu  famili
Solanaceae seperti  cabai,
terong,  tembakau  atau  kentang   untuk  memutus  siklus  organisme pengganggu  tanaman  OPT.  Tanah  diolah  sempurna,   kemudian  dibuat
bedengan  dengan  lebar  120-160  cm  untuk  barisan  ganda  dan  40-50  cm untuk barisan tunggal. Diantara bedengan dibuat parit dengan lebar 20-30
cm pada kedalaman 30 cm.
2  Persemaian
Pilih benih
Tomat dari
varietas unggul
yang telah
direkomendasikan.   Varietas  yang  umum  digunakan  adalah  Permata, Safira dan Swadesi.  Kebutuhan benih  200-300  gha dan  populasi 25.000-
26.000  tanamanha.  Siapkan  media  tanam  yang  merupakan  campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1,  kemudian masukkan
dalam  polibag.   Masukkan  benih  satu  per  satu  dalam  polibag  dan  tutup tipis dengan tanah halus. Setelah benih berumur 8-10 hari, pilih bibit yang
baik, tegar dan sehat.
3.  Teknik Penanaman.
Tanah  dicangkul  dan  dibuat  bedeng  berukuran  dua  2  m,  panjang disesuaikan dengan petakan. Tinggi bedeng 30 cm dan jarak antar bedeng
30 cm. Di atas bedeng ditaburi pupuk organik 20 tonha, NPK 600 kgha, Nitrogen 150 kgha, Fosfat 100 kgha, Kalium 50 kgha. Penanaman
dilakukan  pada  saat  bibit  berumur  3 –4  minggu  dengan  daun  5-6  helai.
Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari.
4  Pemeliharaan Tanaman.
Pupuk  organik  cair  dapat  diaplikasikan  setiap  tujuh  7  hari  sekali dengan  cara  disemprotkan  dengan  takaran  sesuai  rekomendasi.  Untuk
menopang tanaman agar tidak mudah roboh, tanaman yang telah mencapai ketinggian  10
–15 cm harus segera diikat pada ajir.  Pengikatan diakukan
kembali  setiap  tanaman  bertambah  tinggi  kurang  lebih  20  cm.   Tanaman diikat  dengan  bentuk  seperti  angka  delapan  8 dengan  tali  plastik
rafiarumput Jepang,  sehingga tanaman tidak rusak tergesek oleh ajir.
Tabel 16. Pengendalian OPT sayuran Tomat
No.  OPT Cara Pengendalian
1. Ulat  tanah  Agotis  ipsilon
Hufn Sanitasi, memusnahkan larva.
2. Ulat
buah Helicoverpa
Hubn Pengaturan
waktu tanam
dan tumpangsari dengan jagung.
3. Lalat buah Bactrocera sp
Dimusnahkan  dengan  cara  dibakar atau  dikubur  alam  tanah,  penggunaan
perangkap atraktan Metil Eugenol 4.
Busuk daun
atau buah
Phytophtora infestans Desinfeksi  permukaan  benih  dengan
air hangat dan fungisida dimusnahkan.
Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura, 2010.
5  Panen dan pasca panen
Pemetikan  buah  Tomat  dapat  dilakukan  pada  tanaman  yang  telah berumur  60-100  hari  setelah  tanam.  Penentuan  waktu  panen  hanya
berdasarkan  umur  panen  tanaman  sering  kali  kurang  tepat  karena banyak  faktor  lingkungan  yang  memengaruhinya,  yaitu  keadaan  iklim
setempat  dan  tanah.  Kriteria  masak  petik  optimal  dapat  dilihat  dari warna  kulit  buah,  ukuran  buah,  keadaan  daun  tanaman  dan  batang
tanaman, yaitu : i.  kulit buah berubah, dari warna hijau menjadi kekuning-kekuningan.
ii.  bagian tepi daun tua telah mengering. iii. batang tanaman menguning atau mengering.
Waktu  pemetikan  pagi,  siang  dan  sore  juga  berpengaruh  pada mutu yang dipanen. Saat pemetikan buah Tomat yang baik adalah pada
pagi, atau sore hari dan keadaan cuaca cerah. Pemetikan yang dilakukan pada  siang  hari  dari  segi  teknis  kurang  menguntungkan,  karena  pada
siang  hari  proses  fotosintesis  masih  berlangsung  sehingga  mengurangi zat-zat gizi yang terkandung. Disamping itu, keadaan cuaca yang panas
di  siang  hari  dapat  meningkatkan  suhu  dalam  buah  Tomat  sehingga dapat  mempercepat  proses  transpirasi  penguapan  air  dalam  buah.
Keadaan  ini  dapat  dapat  menyebabkan  daya  simpan  buah  Tomat menjadi lebih pendek.
Cara memetik buah Tomat cukup dilakukan dengan memuntir buah secara  hati-hati  hingga  tangkai  buah  terputus.  Pemutiran  buah  harus
dilakukan  satu  per  satu  dan  dipilih  buah  yang  sudah  matang. Selanjutnya,  buah  Tomat  yang  sudah  dipetik  dapat  langsung
dimasukkan  ke  dalam  keranjang  untuk  dikumpulkan  di  tempat penampungan.  Tempat  penampungan  hasil  panen  Tomat  hendaknya
dipersiapkan di tempat yang teduh, atau dapat dibuatkan tenda di dalam kebun.  Pemetikan  buah  Tomat  tidak  dapat  dilakukan  sampai  10  kali
pemetikan,  karena  masaknya  buah  Tomat  tidak  bersamaan  waktunya. Pemetikan  buah  Tomat  dapat  dilakukan  setiap  selang  2-3  hari  sekali
sampai seluruh Tomat habis terpetik.
Gambar  8. Komoditas sayuran Tomat c.   Caisim
Sawi  hijau  atau  Caisim  Brassica  sinensis  L.  daunnya  panjang, halus,  tidak  berbulu,  dan  tidak  berkrop.  Kandungan  gizi  yang  terdapat
pada Caisim adalah protein, lemak, karbohidrat,  Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin  B  dan  Vitamin  C.  Caisim  Gambar  9  akan  tumbuh  baik  bila
dibudidayakan  di  daerah  ketinggian  100-500  m  dari  permukaan  laut dpl, dengan kondisi tanah gembur, banyak mengandung humus, subur
dan  drainase  baik.  Sayuran  berdaun  hijau  ini  termasuk  tanaman  yang tahan  terhadap  air  hujan  dan  dapat  dipanen  sepanjang  tahun  tidak
tergantung  dengan  musim.  Masa  panenpun  juga  terbilang  cukup pendek,  setelah  40  hari  ditanam  Caisim  sudah  dapat  dipanen.
Budidaya Caisim akan tumbuh dengan baik pada daerah yang memiliki suhu 15
C-30 C dan memiliki curah hujan lebih dari 200 mmbulan.
Produksi  Caisim  Kecamatan  Megamendung  pada  tahun  2011 mencapai  4.142  ton  dengan  luas  areal  1.538  ha.  Desa  Megamendung
merupakan daerah
utama penghasil
Caisim di
Kecamatan Megamendung  dengan  total  produksi  1.402  ton  dan  luas  areal  164  ha.
Teknik budidaya Caisim terdiri dari beberapa langkah, yaitu : a.   Pembibitan
Cara  bertanam  Caisim  sebenarnya  tidak  berbeda  jauh  dengan budidaya  sayuran  pada  umumnya.  Benih  merupakan  salah  satu
faktor  penentu  keberhasilan  usahatani.  Benih  yang  baik  akan menghasilkan  tanaman  yang  tumbuh  dengan  bagus.  Kebutuhan
benih  Caisim  untuk  setiap  hektar  lahan  tanam  sekitar  750  g. Tanaman  yang  akan  diambil  sebagai  benih  harus  berumur  lebih
dari  70  hari  dan  penanaman  Caisim  yang  akan  dijadikan  benih terpisah dari tanaman Caisim yang lain.
Pembibitan  dapat  dilakukan  bersamaan  dengan  pengolahan  tanah untuk  penanaman,  karena lebih efisien dan benih akan lebih cepat
beradaptasi terhadap lingkungannya. Ukuran bedengan pembibitan adalah  lebar  80
–120  cm  dan  panjangnya  1–3  meter.  Curah  hujan lebih  dari  200  mmbulan,  tinggi  bedengan  20
–30  cm. Dua  2  minggu  sebelum  di  tabur  benih,  bedengan  pembibitan
ditaburi dengan pupuk kandang. Cara melakukan pembibitan ialah benih  ditabur,  lalu  ditutupi  tanah  setebal  1
–2  cm,  lalu  disiram dengan  sprayer,  kemudian  diamati  3
–5  hari  benih  akan  tumbuh setelah  berumur  3
–4  minggu  sejak  disemaikan  tanaman dipindahkan ke bedengan.
b.  Pengolahan media tanam Pengolahan tanah dilakukan seperti penggemburan dan pembuatan
bedengan.  Tahap-tahap  pengemburan  adalah  pencangkulan  untuk memperbaiki  struktur  tanah  dan  sirkulasi  udara  dan  pemberian
pupuk dasar untuk  memperbaiki fisik  serta kimia tanah  yang  akan
menambah  kesuburan  lahan  yang  akan  digunakan.  Tanah  yang hendak digemburkan harus dibersihkan dari bebatuan, rerumputan,
semak,  atau  pepohonan  yang  tumbuh  dan  bebas  dari  daerah ternaungi,  karena  tanaman  Caisim  suka  pada  cahaya  matahari
secara langsung. Kedalaman  tanah  yang  dicangkul  adalah  20-40  cm.  Pemberian
pupuk organik sangat baik untuk penyiapan tanah. Sebagai contoh pemberian  pupuk  kandang  yang  baik  adalah  10  tonha.  Pupuk
kandang  diberikan  saat  penggemburan  agar  cepat  merata  dan bercampur dengan tanah yang akan digunakan.
c. Teknik penanaman
Bedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran  petak  tanah.  Tinggi  bedeng  20
–30  cm  dengan  jarak  antar bedeng  30  cm,  seminggu  sebelum  penanaman  dilakukan
pemupukan  terlebih  dahulu,  yaitu  pupuk  kandang  10  tonha,  TSP 100 kgha dan Kcl  75 kgha. Sedang jarak tanam  dalam bedengan
40 x 40 cm, 30 x 30 dan 20 x 20 cm. d.  Pemeliharaan tanaman
Pemeliharaan  adalah  hal  yang  penting,  sehingga  akan  sangat berpengaruh terhadap hasil yang didapat. Pertama-tama yang perlu
diperhatikan  adalah  penyiraman.  Penyiraman  ini  tergantung  pada musim,  bila  musim  penghujan  dirasa  berlebih,  sehingga  perlu
melakukan pengurangan air yang ada, tetapi sebaliknya bila musim kemarau tiba harus menambah air demi kecukupan tanaman Caisim
yang ditanam. Bila tidak terlalu panas maka penyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore, atau pagi hari.
Tahap  selanjutnya  penjarangan  yang  dilakukan  2  dua  minggu setelah  penanaman.  Caranya  dengan  mencabut  tanaman  yang
tumbuh  terlalu  rapat  dan  selanjutnya  dilakukan  penyulaman. Caranya  sangat  mudah,  yaitu  tanaman  yang  mati,  atau  terserang
hama  dan  penyakit  diganti  dengan  tanaman  yang  baru. Penyiangan  biasanya  dilakukan  2
–4 kali selama masa pertanaman
Caisim,  disesuaikan  dengan  kondisi  keberadaan  gulma  pada bedeng penanaman. Biasanya penyiangan dilakukan 1 satu, atau 2
dua  minggu  setelah  penanaman.  Apabila  perlu  dilakukan penggemburan dan pengguludan bersamaan dengan penyiangan.
Untuk  mencegah  hama  dan  penyakit  yang  perlu  diperhatikan adalah  sanitasi  dan  drainase  lahan.  OPT  utama  adalah  ulat  daun
Plutella  xylostella.  Pengendalian  dapat  dilakukan  dengan memanfaatkan  Diadegma  semiclausuma  sebagai  parasitoid.
Pestisida  yang  aman  dan  mudah  terurai  seperti  pestisida  biologi, pestisida  nabati  atau  pestisida  biologi.  Penggunaan  pestisida
tersebut harus dilakukan dengan benar, baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktu aplikasinya.
e.   Panen dan pasca panen Dalam hal pemanenan penting sekali diperhatikan umur panen dan
cara  panennya.  Umur  panen  Caisim  40-50  hari  Gambar  9.  Cara panen ada 2 dua macam, yaitu mencabut seluruh tanaman beserta
akarnya dan dengan memotong bagian pangkal batang yang berada di  atas  tanah  dengan  pisau  tajam.  Beberapa  hal  yang  perlu
diperhatikan  pasca  panen  Caisim  adalah  pencucian  dan pembuangan  kotoran,  sortasi,  pengemasan,  penyimpanan  dan
pengolahan.
Gambar  9. Komoditas sayuran Caisim
d. Lobak Lobak  Gambar  10  adalah  tumbuhan  yang  termasuk  famili  Cruciferae.
Bentuk  umbi  Lobak  seperti  Wortel,  tapi  isi  dan  kulitnya  berwarna  putih. Tanaman  Lobak  berasal  dari  negeri  Cina,  tapi,  telah  banyak  diusahakan  di
Indonesia.  Tanaman  mudah  ditanam  baik  di  dataran  rendah  maupun  tinggi pegunungan.  Saat  ini  daerah  yang  banyak  ditanami  Lobak  adalah  dataran
tinggi Pangalengan, Pacet, Cipanas dan Bedugul. Luas areal tanaman  Lobak di Indonesia saat ini berkisar 15.700 ha.
Tanah yang baik untuk tanaman Lobak adalah tanah gembur, mengandung humus subur dan lapisan atasnya tidak mengandung  kerikil batu-batu  kecil.
Kemudian  derajat  keasaman  tanah  5-6,  sementara  waktu  tanam  adalah  musim hujan atau awal musim kemarau. Namun kalau menanam pada musim kemarau,
tanaman harus cukup air.
Gambar  10. Komoditas sayuran Lobak
Lobak  ditanam  dari  bijinya.  Bibit  Lobak  tidak  perlu  didatangkan  dari  luar negeri impor, cukup dari hasil biji  sendiri karena tanaman ini mudah berbunga
dan  berbiji.  Biji-biji  tersebut  dapat  ditanam  langsung  di  kebun  tanpa  disemai terlebih dulu. Untuk penanaman seluas  satu 1 ha diperlukan biji sebanyak lima
5 kg. Menurut teori, untuk lahan seluas satu 1 ha diperlukan empat 4 kg biji dengan  daya  kecambah  75.  Sebelum  biji  ditanam,  lahan  yang  akan  ditanami
diolah terlebih dulu dengan dicangkul sedalam 30-40 cm, kemudian diberi pupuk kandang, atau kompos 10 tonha. Setelah tanah diratakan, dibuat alur dengan jarak
antaralur  30  cm.  Sebaiknya  alur  tersebut  dibuat  membujur  dari  arah  Barat  ke
Timur  agar  sinar  matahari  masuk  ke  tanaman  sebanyak-banyaknya.  Selanjutnya biji-biji  tersebut  ditaburkan  tipis  merata  sepanjang  alur,  kemudian  ditutup  tanah
dengan  tipis-tipis.  Biji  akan  tumbuh  setelah  empat  4  hari  kemudian.  Setelah umur 2-3 minggu, tanaman mulai disiang sambil dibuat guludan. Guludan dibuat
dengan  cara  tanah  di  sepanjang  barisan  tanaman  ditinggikan.  Sambil  tanah didangir, tanaman diperjarang. Caranya tanaman yang tumbuh kerdil dicabut dan
yang subur ditinggalkan. Setelah  diperjarang,  jarak  tanaman  menjadi  10-20  cm.  Pada  umumnya
Petani  jarang  memberikan  pupuk  buatan.  Akan  tetapi  agar  diperoleh  hasil  yang memuaskan,  tanaman  Lobak  sebenarnya  perlu  diberikan  pupuk  buatan.  Pupuk
buatan yang perlu diberikan adalah urea, TSP dengan perbandingan 1:2 sebanyak enam 6 g tiap tanaman. Pupuk di kanan-kiri batang tanaman dengan jarak lima
5  cm.  Dengan  demikian,  untuk  tanaman  seluas  satu  1  ha  diperlukan  100  kg pupuk  urea  dan  200  kg  TSP.  Pupuk  sebaiknya  diberikan  pada  waktu  tanah
didangir.  Untuk  bertanam  secara  organik  harus  diperbanyak  pupuk  komposnya karena  tidak  menggunakan  pupuk  kimia.  Kebutuhan  rataan  pupuk  kandang,  atau
kompos  ini  adalah  20  ton  per  hektar,  disesuaikan  dengan  tingkat  kesuburan  dan kondisi tanahnya.
e. Bayam Bayam  Gambar  11  memiliki  nama  latin  Amaranthus  sp  yang  dalam
bahasa Inggrisnya  Amaranth. Beberapa jeniscultiva yang sering dibudidayakan adalah Kartika, Loli dan Maestro.
Gambar 11. Komoditas Bayam Bayam  merupakan  sayuran  dataran  tinggi  tetapi  dapat  juga  hidup  di
dataran  rendah.  Bayam  menghendaki  tanah  yang  subur  dan  gembur.  pH  tanah optimal  bagi  pertumbuhan  Bayam  adalah  7,  selain  itu  pada  pH  yang  terlalu
tinggi  atau terlalu  rendah  Bayam tidak dapat tumbuh  dengan baik.  Pengolahan tanah  dilakukan  bersamaan  dengan  pemberian  pupuk  dasar,  bedengan  dibuat
dengan ukuran 1×5 m dan dibuat agak tinggi untuk mencegah keluarnya benih Bayam  pada  saat  disiram,  diantara  bedengan  diberi  parit  untuk  memudahkan
penyiraman. Sebelum  benih  ditabur  perlu  dicampur  dengan  abu  dengan  perbandingan
1:10  bagian  abu,  penaburan  benih  dilakukan  secara  merata  dan  tidak menumpuk. Benih Bayam dapat ditaburkan pada alur baris sepanjang bedengan
dengan jarak antar baris dalam satu bedengan + 20 cm. Benih yang telah ditabur segera ditutup tanah tipis-tipis secara merata kemudian disiram dengan sprayer
pagi dan sore, kecuali jika turun hujan. Penyiraman  dan  penggemburan  serta  pengendalian  hama  dan  penyakit
sangat  penting  untuk  dilakukan.  Penyiangan  gulma  dan  penggemburan  dapat dilakukan  pada  2  minggu  setelah  tanam,  dan  selanjutnya  dua  minggu  sekali.
Rekomendasi  pupuk  untuk  Bayam  menurut  Maynard  and  Hoomuth  1999 dimuat  Tabel 17.
Tabel 17. Pemberian pupuk pada Bayam berdasarkan umur
Umur Urea
SP36 ZA
KCL Kghektarmusim tanam
Sebelum Tanam 56
250 90
Tiga  3  Minggu Setelah Tanam
56 90
Pemberian  pupuk  pada  Tabel  5,  menunjukkan  cara  tanam  secara konvensional,  sedangkan  untuk  bertanam  secara  organik,  tidak  dipakai  dosis
tersebut.  Sebagai  penggantinya  adalah  menggunakan  pupuk  organik,  baik kompos  maupun  pupuk  cair  organik  dari  pengolahan  fermentasi  hayati.
Kebutuhan pupuk kandang atau kompos ini adalah 20 ton per hektar.  Penyakit yang sering menyerang antara lain  downy mildew yang ditandai dengan bagian
atas  menguning,  daun  bagian  bawah  berwarna  hijau  keunguan  dan  pada akhirnya  berwarna  coklat,  sering  menyerang  pada  musim  hujan  dan  dingin.
Penyakit  ini  dapat  diatasi  dengan  pembuangan  daun  yang  terkena  dan  dengan penyemprotan  fungisida  dithane  M-45  dengan  dosis  dua  2  grl.  Untuk
budidaya  secara  organik,  diupayakan  menggunakan  pestisida  nabati  yang berasal dari daun, biji atau buah .
Penyakit  lainnya  adalah  virus  mozaik  cucumber  yang  ditandai  dengan daun  menyempit,  mengecil  dan  menggulung,  agar  tidak  meluas  tanaman  yang
terinfeksi  harus  segera  dimusnahkan.  Pencegahan  dapat  dilakukan  dengan penyemprotan  hama  lalat  pembawa  virus  dengan  Cymbush  100  EC,  Rahwana
500 EC, atau Dupont Lanate 25WP. Selanjutnya adalah noda daun atau leaf spot sehingga meninggalkan noda
coklat  pada  setengah  bagian  daun  hingga  meluas  dan  menghancurkan  daun. Penyakit ini dapat diatasi dengan penyemprotan dithane M-45 dengan dosis dua
2  gl  untuk  tanaman  yang  belum  terserang.  Penyakit  ini  juga  dapat  diatasi dengan  penambahan  magnesium  Mn  pada  saat  pengolahan  tanah,  atau  dapat
ditaburi dengan dolomite. Panen dapat dilakukan tiga 3 minggu setelah tanam, dengan memetik pucuk-pucuk daun.
4.2 Kelompok Tani