Perumusan Permasalahan Feasibility and Development Strategy Supply Chain Management Based Organic Vegetable Farmers in Megamendung, Bogor (Case study at Tunas Tani Farmer Group, Sukaresmi).

masyarakat, kelestarian lingkungan dan ketahanan pangan. Hal ini merupakan peluang bagi para petani, khususnya petani sayuran di Jawa Barat yang merupakan salah satu provinsi sentra pertanian sayuran terbesar di Indonesia untuk dapat mengubah secara bertahap pola pertanian konvensional ke pertanian organik. Pertanian organik, khususnya usahatani sayuran di Kecamatan Megamendung diharapkan memberikan nilai tambah tinggi bagi petani, sehingga mampu mendongkrak perekonomian petani menuju sejahtera. Oleh karena itu, diperlukan kajian mengenai kelayakan usahatani sayuran organik. Peningkatan daya tahan dan daya saing sangat penting dan merupakan faktor kunci untuk mengembangkan usaha sayuran di Indonesia mengingat persaingan yang ketat produk sayuran organik di pasar domestik. Hal ini erat kaitannya dengan produk sayuran dataran tinggi masih berkendala dalam jaminan kesinambungan atas mutu produk, minimnya jumlah pasokan dan ketepatan waktu pengiriman. Oleh karena itu, perlu strategi manajemen rantai pasok yang menguntungkan bagi petani, memiliki kepastian jaminan pasar dan meningkatkan produktivitas sayuran organik bernilai tambah tinggi berbasis petani.

1.2. Perumusan Permasalahan

Ketahanan pangan merupakan suatu sistem yang terdiri dari subsistem ketersediaan, distribusi dan konsumsi. Subsistem ketersediaan pangan berfungsi menjamin pasokan pangan untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk, baik dari segi kuantitas, mutu, keragaman dan keamanannya. Permasalahan yang dihadapi dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan yang utama pada komoditas pangan organik adalah kuantitas dan mutu pangan organik itu sendiri, khususnya sayuran. Bila kuantitas dan mutu telah terpenuhi, maka permasalahan yang kemudian timbul adalah akan dikirim kemana dan bagaimana manajemen rantai pasok dari komoditas sayuran organik ini dikembangkan, karena memengaruhi stabilitas dan keberlanjutan siklus usahatani sayuran organik. Pengelolaan rantai pasok dapat membantu petani dalam hal stabilitas harga dan kontinuitas pasar, serta pemasaran produk sayuran organik. Ditinjau dari kajian Supply Chain Management SCM, salah satu akar masalah pada bisnis komoditas sayuran organik pascapanen adalah masalah distribusi. Permasalahan distribusi tersebut terjadi karena tidak adanya informasi yang akurat mengenai ketersediaan produk sayuran organik, permintaan konsumen dan hasil produksi yang ada. Adanya ketidakpastian informasi akan berakibat sangat tidak menentunya bisnis di dalam distribusi komoditas sayuran organik pascapanen, sehingga petani dan masyarakat sering dipermainkan oleh para pedagang yang tidak bertanggungjawab. Permasalahan yang berkaitan dengan penyediaan dan pendistribusian informasi tersebut dapat diminimalkan dengan membangun model distribusi berbasis SCM. Keluaran kajian ini adalah model distribusi komoditas sayuran organik pascapanen berbasis SCM. Semakin meningkatnya permintaan sayuran organik maka peluang untuk mengembangkan bisnis pertanian sayuran organik juga semakin meningkat. Hal ini akhirnya mendorong para petani untuk beralih dari pertanian konvensional menjadi pertanian organik. Selain untuk meningkatkan pendapatan para petani dan mewujudkan ketahanan pangan nasional, pertanian organik juga memiliki peluang besar untuk memasuki pasar internasional ekspor, karena permintaan produk pertanian organik khususnya sayuran organik di luar negeri juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Namun dalam proses perkembangannya, banyak petani sayuran khususnya yang ada di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor menghadapi beberapa kendala dalam budidaya, seperti adanya keterbatasan penyediaan benih bermutu varietas unggul dan bersertifikat, kapasitas sumber daya manusia SDM dan kelembagaan masih lemah, serangan organisme pengganggu tanaman, lahan sempit dan terpencar-pencar, serta masih terbatasnya teknologi dan sarana prasarana produksi. Selain kendala yang disebutkan, juga ada beberapa faktor penghambat perkembangan produk organik lainnya, yaitu masalah ketersediaan produk di pasaran yang masih rendah, harga yang terlalu tinggi dan ketidakpercayaan konsumen atas produk organik sesuai dengan yang tertera. Menurut Setiadharma dan Chrisantine 2006, bahwa permasalahan dalam manajemen usaha yang sering dihadapi adalah : 1 Manajemen rantai pasok yang belum berjalan optimal; 2 Tataniaga dan SCM belum efektif dan transparan, sehingga margin antar pelaku rantai pasokan belum adilproporsional; 3 Belum sepenuhnya berorientasi pasar dan konsumen mutu, jumlah, waktu dan kontinuitas; 4 Jumlah pelaku usahapelopor Champions masih terbatas ekspor dan pasar modern; 5 Informasi peluang usaha, potensi dan harga belum terkomunikasikan secara transparan; 6 Dukungan prasarana produksi, distribusi dan pemasaran belum optimal. Berdasarkan uraian permasalahan yang dikemukakan, maka dapat dirumuskan permasalahan berikut : 1. Apakah usaha sayuran organik berbasis petani di Kecamatan Megamendung Bogor layak dinilai dari aspek finansial ? 2. Bagaimana karakteristik produk sayuran organik berbasis petani yang sesuai dengan keinginan pasar dan berpotensi didalam peningkatan alur rantai pasok ? 3. Faktor internal dan eksternal apakah yang dapat menyusun strategi yang terkait dengan produksi produk sayuran organik dan rantai pasokannya yang berbasis petani ?

1.3. Tujuan Kajian