Latar Belakang Feasibility and Development Strategy Supply Chain Management Based Organic Vegetable Farmers in Megamendung, Bogor (Case study at Tunas Tani Farmer Group, Sukaresmi).

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sayuran merupakan salah satu komoditas hortikultura yang penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan manusia, karena di dalam sayuran mengandung berbagai sumber vitamin, provitamin, mineral, serat dan karbohidrat yang bermacam-macam, serta mengandung zat antioksidan dan antibakteri yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Selain penting bagi kesehatan, sayuran juga memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap Produk Domestik Bruto PDB, sumber pendapatan dan penyediaan lapangan kerja Rohanah, 2010. Perkembangan produksi, ekspor dan impor hortikultura pada tahun 2010-2011 ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Perkembangan Produksi, Ekspor dan Impor Hortikultura tahun 2010-2011 Jenis Komodi- ti Produksi kg Volume Ekspor kg Volume Impor kg 2010 2011 2010 2011 2010 2011 Sayuran 10.706.386 10.871.224 138.106 133.945 851.369 1.174.286 Buah 15.490.373 18.313.507 196.341 223.011 692.703 832.080 Florikul- tura 378.915.785 486.851.880 4.294 4.888 320.583 315.988 Tanaman Obat 418.683.635 398.481.622 13.468 243.162 2.495 23.494 Total 823.796.179 914.518.233 352.209 605.006 1.867.150 2.345.976 Sumber: Ditjen Hortikultura, Kementerian Pertanian, 2012 Gaya hidup sehat, atau yang lebih dikenal dengan slogan “back to nature ” di era abad 21 dan modern seperti sekarang ini semakin banyak dilakukan. Banyak masyarakat yang telah menyadari pentingnya kesehatan dengan mengurangi konsumsi bahan makanan, khususnya sayuran yang banyak mengandung bahan kimia, seperti sayur-sayuran yang mengandung pestisida kimia berbahaya. Penggunaan bahan kimia ini selain membahayakan bagi kesehatan tubuh manusia, juga memiliki dampak buruk bagi lingkungan hidup. Slogan “back to nature” inilah yang sedikit demi sedikit mendorong masyarakat untuk memilih produk-produk organik, khususnya sayuran organik. Kesadaran untuk “back to nature” di sektor pertanian ini didukung oleh pemerintah melalui Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian dengan memprakarsai Program “Go Organik 2010” yang telah dikembangkan sejak tahun 2001. Melalui pertanian organik ada banyak keuntungan yang bisa diraih, yaitu keuntungan secara ekologis, ekonomis, sosialpolitis dan keuntungan kesehatan. Berbagai keuntungan tersebut selama ini masih terbatas dirasakan dan diyakini oleh para pelaku pertanian organik. Revolusi hijau dengan berbagai tawaran kemudahan semu ternyata juga berpengaruh pada sikap mental para petani dengan menciptakan budaya instan. Para petani dalam melaksanakan usaha pertanian menginginkan dapat memperoleh hasil yang banyak dalam waktu singkat dan tidak terlalu direpotkan. Pupuk organik yang bersifat ruah, oleh para petani konvensional dilihat sebagai sesuatu yang merepotkan dan membutuhkan lebih banyak tenaga untuk mengelola dan memanfaatkannya. Demikian juga halnya dengan berbagai tanaman yang dapat digunakan sebagai pestisida organik tidak lagi banyak dimanfaatkan, karena selain keterbatasan pengetahuan juga dipandang sebagai sesuatu yang merepotkan. Seiring dengan semakin tumbuhnya kesadaran akan kelestarian lingkungan dan memperoleh produk pangan yang sehat serta semakin gencarnya berbagai upaya penyadaran akan hak-hak petani, revolusi hijau yang dinilai sudah banyak berjasa menyediakan pangan, khususnya untuk negara-negara berkembang di pandang sebagai sistem pertanian yang tidak berkelanjutan. Selanjutnya pertanian organik atau pertanian lestari dinilai lebih berwawasan lingkungan, menghasilkan produk pangan yang sehat dan memandirikan para petani. Banyaknya permintaan sayuran organik dipasaran menandakan bahwa bisnis sayuran organik memiliki potensi dan peluang yang baik untuk dikembangkan, sehingga dapat mendorong pertanian organik menjadi berdaya saing dan berkelanjutan. Selain memiliki peluang dalam bisnis, pertanian sayuran organik juga membantu untuk meningkatkan mutu hidup masyarakat, kelestarian lingkungan dan ketahanan pangan. Hal ini merupakan peluang bagi para petani, khususnya petani sayuran di Jawa Barat yang merupakan salah satu provinsi sentra pertanian sayuran terbesar di Indonesia untuk dapat mengubah secara bertahap pola pertanian konvensional ke pertanian organik. Pertanian organik, khususnya usahatani sayuran di Kecamatan Megamendung diharapkan memberikan nilai tambah tinggi bagi petani, sehingga mampu mendongkrak perekonomian petani menuju sejahtera. Oleh karena itu, diperlukan kajian mengenai kelayakan usahatani sayuran organik. Peningkatan daya tahan dan daya saing sangat penting dan merupakan faktor kunci untuk mengembangkan usaha sayuran di Indonesia mengingat persaingan yang ketat produk sayuran organik di pasar domestik. Hal ini erat kaitannya dengan produk sayuran dataran tinggi masih berkendala dalam jaminan kesinambungan atas mutu produk, minimnya jumlah pasokan dan ketepatan waktu pengiriman. Oleh karena itu, perlu strategi manajemen rantai pasok yang menguntungkan bagi petani, memiliki kepastian jaminan pasar dan meningkatkan produktivitas sayuran organik bernilai tambah tinggi berbasis petani.

1.2. Perumusan Permasalahan