Berdasarkan pemetaan matriks IE, Poktan di Megamendung masuk ke dalam sel Kuadran V, yang merupakan strategi hold and maintain, tetapi
nilai tersebut adalah berdasarkan pada penghitungan. Tingkat sensitivitas dari metode ini belum diperhitungkan, sehingga belum diketahui apakah
posisi Poktan seperti keadaan yang sebenarnya. Pada strategi Kuadran V tersebut, selain mempertahankan dan memelihara, kondisi Poktan di
lapangan masih memerlukan pengembangan pasar dan peningkatan mutu maupun produktivitas dari sayuran organik yang dikembangkan.
4.6 Analisis Matriks SWOT
Analisis menggunakan matriks SWOT adalah identifikasi sistematis atas kondisi internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan, serta
lingkungan eksternal yang menjadi peluang dan ancaman yang dihadapi kelompok tani. Tujuan dari tahap pencocokan matriks SWOT adalah
untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak, bukan untuk memilih strategi mana yang terbaik. Tidak semua alternatif strategi yang
dikembangkan dalam matriks SWOT akan dipilih dan diimplementasikan. Dengan analisa ini diharapkan Poktan dapat menyusun strategi
bersaing berdasarkan kombinasi antara faktor- faktor internal dan eksternal yang telah disajikan dalam matriks IFE dan EFE, sehingga pada akhirnya
didapatkan strategi yang sesuai berdasarkan posisi dan kondisi kelompok tani. Strategi ini terdiri dari strategi SO, strategi ST, strategi WO dan
strategi WT. Hasil analisis matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 28.
Tabel 28. Analisis matriks SWOT kelompok tani di Megamendung
Kekuatan Strengths –S
Kelemahan Weakness –W
Faktor Internal
Faktor Eksternal
1. Penjadwalan musim tanam dan panen
2. Dinamika kelompok tani
3. Produk diminati konsumen ramah
lingkungan 4. Ketersediaan bahan
baku pupuk 5. Lokasi geografi
menunjang 6. Sudah menerapkan JIT
dan penjadwalan pengiriman
1. Kemampuan manajerial Petani rendah 2. Sulitnya akses sertifikasi organik
3. Harga tergantung pengumpul, atau mitra
4. Biaya perawatan tanaman tinggi 5. Keterbatasan modal, sulit mengakses
kredit 6. Mutu produk Petani rendah retur
50 7. Arus keuanganpembayaran tertunda
8. Fasilitas risetdemplot Petani kurang memadai
9. Pasokan dan teknologi produksi benih bermutu masih rendah
10. Kapasitas dan kontinuitas produk belum stabil
Peluang Opportunities
–O 1. Dukungan dan
pembinaan PPL 2. Kuota permintaan belum
semua terpenuhi 3. Peningkatan jumlah
penduduk dan kesejahteraan
4. Rintisan pasar sayuran higienis
5. Tingkat harga bersaing 6. Pembinaan teknologi
produksi pestisida nabati 7. Kebijakan pemerintah
mengenai program “Go organik 2010”
8. Loyalitas konsumen organik tinggi
Strategi S –O
1. Inovasi kelembagaan dan restrukturisasi
jaringan rantai pasok S2, O1, O2, O7
2. Peningkatan efektivitas rantai pasok untuk pasar
terstruktur melalui Sub Terminal Agribisnis
STA S1, O4, O8
3. Pengembangan produk sayuran organik
berorientasi pasar S3, O2, O4, O8
Strategi W –O
1. Melakukan perencanaan bersama anggota kelompok dan pasarmitra
pengumpul W1, W8, O1, O6 2. Memperbaiki dan meningkatkan
efektifitas budidaya dengan mengurangi limbah W4, W6, O1
3. Membangun kemampuan dan keahlian Petanipemasok melalui
pelatihan dan penggunaan metode perbaikan berkesinambungan yang
tepat W9, W10, O1, O6
Ancaman Threats
–T 1. Perubahan iklimcuaca
2. Alih fungsi lahan 3. Serangan hama penyakit
tanaman 4. Monopoli oleh
pengusaha besar Strategi S
–T 1. Penguatan fungsi mata
rantai kelembagaan Poktan melalui
pembentukan koperasi sayur organik S2, S3,
S6, T4
2. Perencanaan pola tanam yang lebih baik
untuk menghadapi iklim dan cuaca tidak
menentu. S1, S5, T1
3. Pemetaan lokasi tanam yang strategik S5, T2
Strategi W –T
1. Menyusun SOP produksi benih dan budidaya sayuran organik, serta
menerapkan SL-PHT untuk meningkatkan mutu W6, W9, T3
2. Memperluas akses pasar produk
sayur organik. W3, W7, T4 3.
Mengembangkan kemitraan dengan pasar Swalayan, menuju standar mutu
di pasar terdiversifikasi W2, W5, T4
1. Strategi S
–O Strengths–Opportunities
Strategi S –O adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal
perusahaan dengan memanfaatkan peluang eksternal. Inovasi kelembagaan dan restrukturisasi jaringan rantai pasok di Megamendung
perlu dilakukan untuk mendukung tercapainya kuota permintaan terhadap produk sayuran organik. Tersebarluasnya pasar dan jaringan
rantai pemasaran dapat mendukung program pemerintah “Go Organik”.
Selama ini produk dan pasar sayuran organik di Megamendung masih belum stabil. Hal ini disebabkan mutu, kuantitas dan kontinuitas produk
masih belum optimal. Ketidakstabilan mutu, kuantitas dan kontinuitas membuat pelaku pasar enggan untuk membina kontrak kerjasama
dengan para Petani. Dalam pertanian organik, yang menjadi perhatian utama adalah
proses, yaitu bahan-bahan yang digunakan harus bebas dari kontaminasi bahan kimia. Kemudian pola tanam yang terencana dan teratur
diperlukan untuk menjaga kuantitas pasokan permintaan konsumen. Ketersediaan produk secara kontinyu akan membuat konsumen semakin
loyal demi meningkatkan mutu hidup. 2. Strategi W
–O Weakness–Opportunities Strategi W
–O merupakan strategi yang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang eksternal.
Strategi yang diusulkan untuk produksi dan rantai pasok sayuran organik di Megamendung adalah :
a. Melakukan perencanaan bersama anggota kelompok dan pasarmitra pengumpul.
b. Memperbaiki dan meningkatkan efektifitas budidaya dengan mengurangi limbah
c. Membangun kemampuan dan keahlian Petanipemasok melalui
pelatihan dan penggunaan metode perbaikan berkesinambungan yang tepat
3. Strategi S –T Strengths–Threats
Strategi S-T merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk meminimalisasi ancaman eksternal. Penguatan mata
rantai melalui kelembagaan Petani dan perencanaan pola tanam yang lebih baik untuk menghadapi iklim dan cuaca yang tidak menentu,
merupakan strategi yang dapat dikembangkan. Pola tanam adalah usaha yang dilakukan dengan melaksanakan penanaman pada sebidang lahan
dengan mengatur susunan tata letak dari tanaman dan tata urutan tanaman selama periode tertentu, termasuk masa pengolahan tanah.
Penerapan pola tanam harus dilaksanakan dengan sistem yang benar dan sesuai dengan kondisi lahan yang akan dijadikan sebagai media
tanam. Pola tanam yang baik dapat menyediakan produk sesuai dengan kebutuhan atau permintaan dari konsumen.
Strategi lain yang dapat dilakukan oleh kelompok tani di Megamendung yaitu membangun dan memperkuat daerah pemasaran
yang sudah ada. Keberadaan pasar mempunyai fungsi yang sangat penting. Bagi kelompok tani, pasar menjadi tempat untuk
mempermudah proses
penyaluran produk
kepada konsumen.
Memanfaatkan pasar yang sudah ada dapat dijadikan sebagai peluang, mengingat daerah pemasaran produk sayuran organik di
Megamendung saat ini masih terbatas. Saat ini pasar yang paling dekat dan paling mudah diakses oleh kelompok tani untuk memasarkan
sayuran organik adalah PT. Agato dan CV. Sirna Galih Abadi Jaya. 4. Strategi W
–T Weakness–Threats Strategi W-T adalah taktik defensif yang diarahkan pada
pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Strategi yang dapat diterapkan oleh kelompok tani adalah melakukan
riset pasar untuk memantau perkembangan pemasaran produk, harga dan tingkat persaingan. Memperkenalkan dan menginformasikan
produk sayuran organik perlu dilakukan untuk menarik minat konsumen. Promosi dapat dapat dilakukan dengan berbagai cara antara
lain melalui pameran, iklan media massa maupun cetak, menyebarkan brosur, dan sebagainya.
Strategi lain yang dapat dilakukan oleh Poktan adalah memperluas akses pasar produk sayuran organik. Selama ini akses pasar merupakan
salah satu kelemahan yang dihadapi oleh para Petani, maupun Poktan di Megamendung. Kelompok tani di Megamendung belum memiliki
informasi yang lengkap, atau rinci terkait pasar yang akan ditembus bila memasarkan produk. Padahal kemampuan mengakses pasar merupakan
salah satu kunci pokok dalam bersaing. Kemudian posisi produsen Petani perlu diperkuat agar memiliki daya tawar, serta akses
konsumen ke Petani diperluas, agar rantai distribusi lebih efisien. Ketidakstabilan harga merupakan ancaman bagi para Petani untuk
memasarkan produknya. Mengingat harga merupakan unsur yang sangat sensitif bagi Petani, maka dibutuhkan akses pasar yang lebih
luas. Dengan demikian perluasan akses pasar akan memberi nilai tambah bagi Petani, terutama dalam menghadapi persaingan harga dan
memudahkan konsumen untuk mendapatkan produk.
4.7 Tahap Keputusan Matriks QSPM