yang tinggi akan memberikan nilai tambah dan peningkatan kesejahteraan para Petani.
Berdasarkan identifikasi faktor eksternal, terdapat beberapa ancaman untuk menuju pertanian organik di Megamendung, diantaranya serangan
hama dan penyakit perusak tanaman, iklim dan cuaca yang tidak menentu, tarif ekspor sayuran tinggi, serta konsinyasi harga dari para agen, atau
tengkulak, munculnya pengusaha bermodal yang menguasai dan monopoli pasar.
4.4.3 Analisis Matriks IFE
Berdasarkan hasil analisis faktor internal, maka selanjutnya akan diidentifikasi beberapa hal yang menjadi kekuatan dan kelemahan kelompok
tani. Setelah faktor-faktor strategi internal kelompok tani yang meliputi kekuatan dan kelemahan, maka dilakukan pengisian kuesioner. Penetapan
bobot dan rating melibatkan beberapa pihak antara lain : 1. Ketua Kelompok Tani “Harapan Kita”
2. Ketua Kelompok Tani “Taruna Tani” 3. Manager Produksi “CV. Sirna Galih Abadi Jaya”
4. Ketua Kelompok Tani ”Tunas Tani’
5. Ketua Kelompok Tani ”Mekar Jaya”
6. Asisten Manajer PT. Lion Superindo cabang Cikaret selaku retail sayuran organik
7. Dinas Pertanian dan Kehutanan Distanhut Kabupaten Bogor 8. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
BP4K Kabupaten Bogor Proses pembobotan IFE dapat dilihat pada Lampiran 18
. Berdasarkan
penilaian responden terhadap faktor kunci internal strategi pengembangan rantai pasok produksi sayuran organik di Megamendung, total skor rataan
IFE 2,448, secara rinci disajikan pada Tabel 26. Hal ini dapat diartikan kemampuan kelompok tani untuk memanfaatkan kekuatan yang ada dan
mengatasi kelemahan tergolong rataan.
Tabel 26. Analisis matriks IFE
Faktor - Faktor Internal
Bobot Rating Nilai
Tertimbang Kekuatan
a b
a x b A
Penjadwalan musim tanam dan panen 0,084
3,6 0,303
B
Dinamika kelompok tani 0,061
3,9 0,237
C
Produk diminati konsumen ramah lingkungan 0,074
3,6 0,266
D
Ketersediaan bahan baku pupuk 0,067
3,8 0,254
E
Lokasi geografi menunjang 0,078
3,7 0,290
F
Sudah menerapkan Just In Time JIT dan penjadwalan pengiriman
0,070 3,9
0,271
Kelemahan G
Kemampuan manajerial Petani rendah 0,064
1,2 0,077
H
Sulitnya akses sertifikasi organik 0,058
1,4 0,082
I
Harga tergantung pengumpul, atau mitra 0,060
1,3 0,078
J
Biaya perawatan tanaman tinggi 0,060
1,4 0,085
K
Keterbatasan modal, sulit mengakses kredit 0,066
1,4 0,092
L
Mutu produk Petani rendah retur 50 0,058
1,4 0,081
M
Arus keuanganpembayaran tertunda 0,062
1,4 0,086
N
Fasilitas penelitiandemplot Petani kurang memadai 0,060
1,2 0,073
O
Pasokan dan teknologi produksi benih bermutu masih rendah
0,062 1,5
0,093
P
Kapasitas dan kontinuitas produk belum stabil 0,063
1,3 0,082
Total
1,000
2,448
Pada Tabel 26, hasil perhitungan matriks IFE terlihat bahwa penjadwalan musim tanam dan panen skor 0,303 merupakan kekuatan
utama dalam strategi produksi sayuran organik di Megamendung. Dengan demikian, sistem produksi sayuran yang aman dikonsumsi dapat menjadi
langkah utama menuju pertanian organik murni. Lokasi geografi yang mendukung menempati posisi kedua dengan jumlah skor 0,290. Sudah
menerapkan Just In Time JIT dan penjadwalan pengiriman adalah faktor ketiga dalam kekuatan internal dengan jumlah skor 0,271. Kemudian produk
diminati konsumen ramah lingkungan skor 0,266, ketersediaan bahan baku pupuk skor 0,254, Dinamika kelompok tani skor 0,237 menambah
kekuatan yang dimiliki kelompok tani. Kelemahan utama dari sistem pertanian organik adalah Pasokan dan
teknologi produksi benih bermutu masih rendah skor 0,093. Kelemahan ini didukung oleh Keterbatasan modal, sulit mengakses kredit skor 0,092.
Faktor lain yang menjadi kelemahan adalah Arus keuanganpembayaran tertunda skor 0,086, Biaya perawatan tanaman tinggi skor 0,085,
Sulitnya akses sertifikasi organik 0,082, Kapasitas dan kontinuitas produk belum stabil 0,082, Mutu produk Petani rendah retur 50 0,081, Harga
tergantung pengumpul atau mitra 0,078, Kemampuan manajerial Petani rendah 0,077 dan Fasilitas risetdemplot Petani kurang memadai 0,073.
4.4.4 Analisis Matriks EFE