Jika Nilai RC 1, artinya setiap tambahan biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan yang lebih besar daripada
tambahan biaya, atau dapat dikatakan kegiatan usahatani tersebut menguntungkan dan layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya, bila nilai RC
1, berarti kegiatan usahatani tersebut tidak menguntungkan dan tidak layak untuk dilaksanakan. Jika RC = 1, maka kegiatan usahatani tersebut berada
pada kondisi keuntungan normal.
2.5 Analisis Lingkungan Eksternal
Tujuan dilakukannya analisis eksternal adalah untuk mengembangkan sebuah daftar terbatas dari peluang yang dapat menguntungkan sebuah
perusahaan dan berbagai ancaman yang harus dihindari. Peluang dan ancaman eksternal ini meliputi berbagai tren dan kejadian ekonomi, sosial, budaya,
demografis, lingkungan hidup, politik, hukum, pemerintahan, teknologi dan kompetitif yang dapat secara nyata menguntungkan, atau merugikan suatu
organisasi di masa mendatang David, 2010. Hubungan antara kekuatan-kekuatan eksternal utama dengan organisasi
dapat dilihat di Gambar 2.
Gambar 2. Hubungan antara kekuatan-kekuatan eksternal utama dengan organisasi
Kekuatan Ekonomi Kekuatan sosial,
budaya, demografi dan lingkungan
Kekuatan politik, pemerintahan dan
hukum Kekuatan teknologi
Kekuatan kompetitif Pesaing
Pemasok Distributor
Kreditor Konsumen
Karyawan Masyarakat
Manajer Para pemangku kepentingan
Serikat buruh Pemerintah
Asosiasi dagang Kelompok kepentingan
khusus Produk
PELUANG DAN
ANCAMAN SUATU
ORGANISASI
2.6 Analisis Lingkungan Internal
Analisis internal adalah kegiatan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan organisasi atau perusahaan dalam rangka memanfaatkan peluang
dan mengatasi ancaman. Hal ini menjelaskan analisis internal sangat berkaitan erat dengan penilaian terhadap sumber daya organisasi Wheelen and Hunger,
2010. Kekuatan dan kelemahan internal menurut David 2010 merupakan
aktivitas terkontrol suatu organisasi yang mampu dijalankan dengan sangat baik atau buruk. Hal tersebut muncul dalam manajemen, pemasaran,
keuanganakuntansi, produksioperasi, penelitian dan pengembangan dan aktivitas sistem informasi manajemen SIM suatu bisnis. Faktor-faktor
internal dapat ditentukan dengan sejumlah cara termasuk menghitung rasio, mengukur kinerja, membandingkan dengan pencapaian masa lalu dan rataan
industri.
2.7 Perumusan Strategi
Teknik-teknik perumusan strategi yang penting menurut David 2010 dapat diintegrasikan ke dalam kerangka pengambilan keputusan tiga 3 tahap,
yaitu : 1 Tahap Input
Tahap ini terdiri dari : a. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal EFE atau External Factor
Evaluation. Matriks ini digunakan untuk mengetahui faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman bagi perusahaan
b. Matriks Evaluasi Faktor Internal IFE atau Internal Factor Evaluation. Matriks ini digunakan untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki perusahaan. 2 Tahap Pencocokan
Tahap pencocokan dari kerangka perumusan strategi terdiri atas : a. Matriks Strength, Weaknesses, Opportunities and Threats SWOT.
Matriks ini merupakan sebuah alat pencocokan yang penting yang membantu manajer mengembangkan empat 4 jenis strategi : 1
Strategi SO kekuatan-peluang memanfaatkan kekuatan internal
perusahaan untuk menarik keuntungan dari peluang eksternal; 2 Strategi WO kelemahan-peluang bertujuan untuk memperbaiki
kelemahan internal dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal; 3 Strategi ST kekuatan-ancaman menggunakan kekuatan
sebuah perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal; 4 Strategi WT kelemahan-ancaman merupakan
taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal.
b. Matriks Internal-Eksternal IE. Matriks ini memosisikan berbagai divisi suatu organisasi dalam tampilan sembilan 9 sel yang
didasarkan pada dua dimensi kunci: skor bobot IFE total pada sumbu x dan skor bobot EFE total pada sumbu y. Matriks IE dapat dibagi
menjadi tiga 3 bagian besar yang mempunyai implikasi strategik berbeda-beda: 1 Divisi-divisi yang masuk dalam sel I, II, atau IV
dapat digambarkan sebagai Tumbuh dan Membangun grow and build, 2 Divisi-divisi yang masuk ke dalam sel III, V, atau VII dapat
ditangani dengan baik melalui strategi Menjaga dan Mempertahankan hold and maintain, 3 Divisi yang masuk ke dalam sel VI, VIII, atau
IX adalah Panen atau Divestasi harvest or divest. 3 Tahap Keputusan
Tahap ini hanya melibatkan satu teknik, yaitu Matriks Perencanaaan Strategik Kuantitatif atau Quantitative Strategic Planning Matrix QSPM.
Matriks QSP menggunakan informasi input dari Tahap 1 untuk secara obyektif mengevaluasi strategi-strategi alternatif yang diidentifikasi dalam
Tahap 2. QSPM menunjukkan daya tarik relatif berbagai strategi alternatif dan memberikan landasan obyektif bagi pemilihan strategi alternatif.
2.8 Sistem Manajemen Rantai Pasok Pertanian 2.8.1 Rantai Pasok Pertanian