sebagai kebijakan strategis perusahaan. Para manajer senior menyadari bahwa keunggulan daya saing perlu didukung oleh aliran barang dari hulu
dalam hal ini pemasok hingga hilir dalam hal ini pengguna akhir secara e
fisien dan efektif. Tentunya secara bersamaan akan mengalir pula infommsi. Ada beberapa tahapan yang harus dilalui oleh aliran barang dari
hulu hingga hilir, yaitu pemasok, pabrik, distribusi, ritel dan konsumen akhir. Hal ini dapat diilustrasikan dalam Gambar 3 .
Pengelolaan rantai pasok ini dikenal dengan istilah manajemen rantai pasok. Manajemen rantai pasok adalah keterpaduan antara perencanaan,
koordinasi dan kendali seluruh proses dan aktivitas bisnis dalam rantai pasok untuk menghantarkan nilai superior dari konsumen dengan biaya
termurah kepada pelanggan. Menurut Van der Vorst dalam Setiawan 2009, rantai pasok lebih ditekankan pada seri aliran bahan dan informasi,
sedangkan manajemen rantai pasok menekankan pada upaya memadukan kumpulan rantai pasok. Pada tingkat agroindustri, manajemen rantai pasok
memberikan perhatian pada pasokan, persediaan dan transportasi pendistribusian. Hal ini sejalan dengan yang dinyatakan oleh Marimin dan
Maghfiroh 2010 bahwa manajemen rantai pasok supply chain management produk pertanian mewakili manajemen keseluruhan proses
produksi secara keseluruhan dari kegiatan pengolahan, distribusi dan pemasaran, hingga produk yang diinginkan sampai ke tangan konsumen,
maka dapat didefinisikan bahwa sistem manajemen rantai pasok adalah satu kesatuan sistem pemasaran terpadu, yang mencakup keterpaduan produk dan
pelaku, guna memberikan kepuasan pada pelanggan.
2.8.2 Struktur Rantai Pasok
Ada beberapa pemain utama yang memiliki kepentingan dalam manajemen rantai pasok pertanian, yaitu petanipemasok supplier,
agroindustri pengolah, distributor, konsumenpelanggan Van der Vorst dalam Setiawan, 2009. Menurut Indrajit dan Djokopranoto 2002,
hubungan organisasi dalam rantai pasok adalah : a. Rantai 1 adalah Supplier, merupakan sumber penyedia bahan pertama,
mata rantai penyaluran barang akan dimulai.
b. Rantai 1-2 adalah Supplier Manufacturer. Manufaktur yang melakukan pekerjaan membuat, mempabrikasi, merangkai, merakit,
mengonversikan, ataupun menyelesaikan barang. c. Rantai 1-2-3 adalah Supplier Manufacturer Distributor. Barang
yang sudah jadi dari manufaktur disalurkan kepada pelanggan. d. Rantai 1-2-3-4 adalah Supplier Manufacturer Distributor Retail.
Pedagang besar biasanya mempunyai fasilitas gedung sendiri, atau dapat menyewa dari pabrik lain.
e. Rantai 1-2-3-4-5 adalah Supplier Manufacturer Distributor Retail Pelanggan. Pengecer menawarkan barangnya kepada
pelanggan, atau pembeli.
2.8.3 Mekanisme Rantai Pasok
Mekanisme rantai pasok produk pertanian secara alami dibentuk oleh para pelaku rantai pasok itu sendiri. Mekanisme ini dapat bersifat
tradisional, ataupun modern. Mekanisme tradisional adalah Petani menjual produknya langsung ke pasar atau lewat tengkulak dan tengkulak yang
akan menjualnya ke pasar Tradisional dan pasar Swalayan. Sedangkan mekanisme rantai pasok modern terbentuk oleh beberapa hal, antara lain
mengatasi kelemahan karakteristik dari produk pertanian, meningkatkan kesejahteraan petani dari sisi ekonomi dan sosial, meningkatkan
permintaan kebutuhan pelanggan akan produk yang bermutu, dan memperluas pangsa pasar yang ada Marimin dan Maghfiroh, 2010.
Menurut Jaffee et al 2008 rantai pasok pertanian modern adalah jaringan yang biasanya mendukung tiga aliran utama: 1 arus produk
fisik, yang merupakan gerakan produk fisik dari pemasok input ke produsen untuk pembeli kepada konsumen akhir; 2 arus keuangan,
berupa syarat-syarat kredit dan pinjaman, jadwal pembayaran dan pelunasan, tabungan dan pengaturan asuransi; 3 arus informasi, berupa
koordinasi produk fisik dan arus keuangan. Menurut Siagian 2005, struktur manajemen rantai pasokan
dijabarkan seperti pada Gambar 3.
Gambar 3. Struktur manajemen rantai pasokan Siagian, 2005
2.8.4 Kelembagaan Rantai Pasok