3.3.2 Ukuran Sampel
Penentuan jumlah sampel n yang diambil sebagai responden menggunakan Rumus Slovin. Adapun cara penentuan jumlah sampel dengan Rumus Slovin
1960 yang dikutip oleh Seivilla 1993 adalah sebagai berikut:
Keterangan : n : Ukuran Sampel
N : Ukuran Populasi e : Nilai kritis Batas ketelitian yang diinginkan
Oleh karena populasi penelitian sejumlah 231 keluarga dan ketidaktelitian dalam pengambilan sampel adalah 10 persen, maka dengan menggunakan Rumus
Slovin ukuran sampel yang digunakan adalah 70 keluarga. Subyek yang diteliti adalah salah satu anggota keluarga sampel yang melakukan migrasi ke Bogor.
3.4 Teknik Pemilihan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik pengambilan sampel random sederhana simple random sampling, yaitu setiap unsur populasi mempunyai
kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Sampel dipilih dengan menggunakan program pada excel 2007.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan jenis data primer dan data sekunder. Data primer yang diperlukan diperoleh langsung dari responden, sedangkan data
sekunder diperoleh melalui artikel, penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini.
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara kepada responden. Wawancara dilakukan dengan panduan kuesioner yang disusun secara terstruktur
structured questionnaire. Jenis pertanyaan yang digunakan merupakan pertanyaan tertutup terstruktur dan terbuka non-terstruktur. Pertanyaan tertutup
adalah pertanyaan yang dibuat sedemikian rupa sehingga responden dibatasi untuk memberi jawaban kepada beberapa alternatif jawaban tertentu Nazir, 1998.
Beberapa jawaban pertanyaan terstruktur dalam kuesioner dibuat berdasarkan skala scaled response question. Kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 1.
3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data 3.6.1
Analisis Deskriptif
Data yang terkumpul meliputi data kuantitatif dan data kualitatif. Dalam proses pengolahan data, analisis deskriptif dimaksudkan untuk mengubah
kumpulan data mentah menjadi informasi yang lebih ringkas sehingga mudah dipahami. Dengan demikian, tujuan dari analisis deskriptif adalah untuk
menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diintepretasikan. Analisis deskriptif terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah
melakukan tabulasi data mengenai responden, dan tahap kedua adalah menginterpretasikan data hasil tabulasi tersebut. Analisis deskriptif pada
penelitian ini digunakan untuk menyederhanakan data faktor-faktor penyebab migran Batak melakukan migrasi ke Kota Bogor dan proses interaksi sosial yang
dijalin oleh migran Batak di Kota Bogor.
Gambar 2. Tangga Skala Perubahan
10 9
8 7
6 5
4 3
2 1
Untuk mengukur perubahan ekonomi dan sosial migran dari sebelum migrasi hingga, awal migrasi, saat penelitian berlangsung dan harapan lima tahun
mendatang sangatlah sulit. Untuk itu digunakan tangga seperti pada Gambar 2 untuk mengukur perubahan tersebut. Tangga Skala Perubahan tersebut bersifat
sangat subyektif. Oleh karena itu, perubahan yang terjadi antar individu yang diteliti tidak dapat distandardisasi antara satu responden dengan responden lain.
Perubahan yang terjadi berbeda-beda bagi setiap responden yang diteliti, sesuai dengan penilaian responden terhadap perubahan yang terjadi pada diri responden
sendiri.
3.6.2 Crosstabs
Perintah Crosstabs digunakan untuk menampilkan tabulasi silang yang menunjukkan suatu distribusi bersama, deskripsi statistik bivariat dan pengujian
terhadap dua variabel atau lebih, terutama variabel dalam bentuk kategori. Uji Crosstabs dilakukan untuk mendeskripsikan karakteristik individu dengan proses
interaksi sosial serta melihat hubungan antara karakteristik individu dengan proses interaksi sosial.
3.6.3 Paired Sample t-
tes
Uji ini dilakukan untuk melakukan pengujian terhadap 2 sampel yang saling berhubunganberkorelasi atau disebut ”sampel berpasangan” yang berasal dari
populasi yang memiliki rata-rata sama. Uji ini dilakukan untuk melihat ada tidaknya perbedaan nyata kondisi ekonomi migran sebelum migrasi dan pada awal
migrasi, awal migrasi dan pada saat penelitian berlangsung, saat penelitian berlangsung dan harapan pada lima tahun mendatang, ada tidaknya perbedaan
nyata partisipasi migran dalam mengikuti kegiatan adat sebelum migrasi dan pada awal migrasi, awal migrasi dan pada saat penelitian berlangsung, saat penelitian
berlangsung dan harapan pada lima tahun mendatang, ada tidaknya perbedaan nyata partisipasi migran dalam mengikuti kegiatan lingkungan sebelum migrasi
dan pada awal migrasi, awal migrasi dan pada saat penelitian berlangsung, saat penelitian berlangsung dan harapan pada lima tahun mendatang, ada tidaknya
perbedaan nyata partisipasi migran dalam mengikuti kegiatan parsahutaon
sebelum migrasi dan pada awal migrasi, awal migrasi dan pada saat penelitian berlangsung, saat penelitian berlangsung dan harapan pada lima tahun mendatang,
ada tidaknya perbedaan nyata partisipasi migran dalam mengikuti kegiatan keagamaan sebelum migrasi dan pada awal migrasi, awal migrasi dan pada saat
penelitian berlangsung, saat penelitian berlangsung dan harapan pada lima tahun mendatang.
BAB IV GAMBARAN UMUM PARSADAAN POMPARAN TOGA
SINAGA DOHOT BORU PPTSB CABANG BOGOR DAN RESPONDEN PENELITIAN
4.1 Bogor Sebagai Daerah Tujuan Migrasi
Penelitian ini dilakukan pada anggota PPTSB Cabang Bogor yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Lokasi Bogor yang
sangat dekat dengan Ibukota Negara, merupakan potensi yang strategis bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dan jasa, pusat kegiatan nasional untuk
industri, perdagangan, transportasi, komunikasi, dan pariwisata. Sejak Tahun 1930-an di Bogor telah berdiri berbagai lembaga pendidikan
dan penelitian pertanian. Hal tersebut menjadi daya tarik migran untuk bersekolah dan kemudian bekerja di sana, tak terkecuali orang Batak. Seperti telah
digambarkan di atas, ada dua faktor yang menarik migran Batak datang ke Kota Bogor. Faktor pertama adalah lembaga pendidikan yang ada di Bogor. Ada yang
datang sebagai mahasiswa di Fakultas Pertanian dan Kedokteran Hewan, Universitas Indonesia yang ada di Bogor. Ada pula yang mendaftar ke beberapa
akademi, yaitu Akademi Pertanian, Akademi Gizi, Akademi Dinas Pengawas Keuangan, serta Akademi Kimia Analisis. Selain itu, ada pula yang memasuki
sekolah lanjutan atas, seperti Sekolah Pertanian Menengah Atas, Sekolah Polisi di Lido, Sekolah Analisis Kimia Atas SAKMA dan sebagainya. Sekolah-sekolah
ini menjadi magnet penarik datangnya pemuda Batak ke Bogor. Banyak pula di antaranya yang kemudian bekerja di berbagai lembaga penelitian pertanian milik
pemerintah. Faktor kedua adalah orang Batak yang datang ke Bogor untuk bekerja. Pada awalnya, pendatang pertama ke Bogor pada umumnya adalah para
profesional dokter, arsitek atau pegawai kantor pemerintah. Sejak tahun 1980- an, selain para profesional dan pegawai kantor pemerintah, banyak juga pendatang
ke Bogor sebagai pekerja dan wiraswasta serta yang di sektor jasa perdagangan dan pengangkutan Lubis, 2011.
4.2 Gambaran Umum PPTSB Cabang Bogor