Tahapan Penelitian Tata Laksana Penelitian

peningkatan total profit rantai pasok dan menjamin kontinuitas pasokan yang stabil. 3. Aktor : merupakan pelaku rantai pasok terdiri dari tingkat petani, tingkat prosesor, tingkat kolektor dan tingkat koperasi yang sekaligus bertindak sebagai eksportir. 4. Alternatif faktor risiko : faktor risiko difokuskan pada faktor risiko pasokan, faktor risiko proses, faktor risiko permintaan dan faktor risiko harga. Faktor risiko terdiri atas beberapa variabel risiko untuk memperjelas deskripsi risiko pada setiap tingkatan pelaku rantai pasok. Risiko standarisasi proses dan budidaya organik difokuskan pada faktor risiko proses dan pasokan. Jenis variabel risiko sebagai bagian faktor risiko dapat dilihat pada Gambar 18. Petani Pengumpul Pedagang pengumpul Kopeasi RISIKO Dari sisi suply : - Penggunaan bibit organik - Sejarah lahan - Sumber air - Degradasi kesuburan lahan Dari sisi proses Budi daya : - Ganguan dan penanganan Hama - Peralatan yang digunakan - penanganan lahan - Proses pemanenan - tempat penyimpanan sementara Dari sisi permintaan demand : - Tidak terpenuhi permintaan - kelebihan pasokan - Pengembalian hasil panen - Kepastian pasar Dari sisi harga pricing : - Harga jual yang sesui - Penurunan harga jual produk - peningkatan harga bahan baku - Kenaikan biaya tenaga kerja - Kenaikan harga input penunjang - kecukupan modal Dari sisi suply : - jumlah pasokan - Kualitas pasokan Dari sisi proses : - Sumber air - Peralatan yang digunakan - penanganan kopi cerri - tempat penyimpanan sementara Dari sisi permintaan demand : - Tidak terpenuhi permintaan - kelebihan pasokan - Pengembalian hasil penjualan Dari sisi harga pricing : - Peningkatan harga beli kopi - peningkatan harga bahan baku - Kenaikan biaya tenaga kerja - Kenaikan harga input penunjang - penurunan harga jual Dari sisi suply : - jumlah pasokan - Kualitas pasokan Dari sisi proses : - Sumber air - Peralatan yang digunakan - penanganan kopi cerri - tempat penyimpanan sementara Dari sisi permintaan demand : - Tidak terpenuhi permintaan - kelebihan pasokan - Pengembalian hasil penjualan Dari sisi harga pricing : - Peningkatan harga beli kopi - peningkatan harga bahan baku - Kenaikan biaya tenaga kerja - Kenaikan harga input penunjang - penurunan harga jual Dari sisi suply : - jumlah pasokan - Kualitas pasokan Dari sisi proses : - Sumber air - Peralatan yang digunakan - penanganan kopi labu - Gudang penyimpanan - Penanganan transportasi - Pengemasan Dari sisi permintaan demand : - Tidak terpenuhi permintaan - kelebihan pasokan - Pengembalian hasil penjualan Dari sisi harga pricing : - Peningkatan harga beli kopi - peningkatan harga bahan baku - Kenaikan biaya tenaga kerja - Kenaikan harga input penunjang - penurunan harga jual - Biaya transportasi Gambar 18 Parameter variabel risiko rantai pasok kopi organik di Aceh Tengah. Dari struktur hirarki kemudian dilakukan perbandingan tingkat kepentingan dengan melibatkan beberapa pengukuran secara kuantitatif terhadap variabel risiko pelaku rantai pasok kopi organik di Aceh Tengah. Berdasarkan tujuan dari manajemen risiko rantai pasok maka dilakukan pendistribusian terhadap variabel risiko yang mempunyai dampak terhadap peningkatan kualitas pasokan, peningkatan profit harga serta peningkatan kuantitas pasokan Tabel 6 Tabel 6 Distribusi risiko untuk setiap tingkatan rantai pasok Aktor Risiko kualitas pasokan Risiko kuantitas pasokan Risiko Harga Petani 68,90 7,75 23,34 Prosesor 0,00 32,50 67,50 Kolektor 37,90 0,00 62,03 Koperasi 28,20 55,90 158,00 Sumber: Data primer 2012 Dari Tabel 4 terlihat bahwa risiko kualitas pasokan mempunyai persentase tertinggi yaitu 68.9 yang disusul dengan risiko kuantitas pasokan 55.9 . Faktor risiko ini mendominasi hampir pada semua tingkatan pelaku rantai pasok. Risiko harga harga sebagai faktor dalam peningkatan total profit pelaku rantai pasok turut mendominasi dan mempunyai bobot yang cukup tinggi pada beberapa tingkatan pelaku rantai pasok. Ketika dikaji secara lebih mendalam terlihat bahwa persentase risiko yang tinggi pada setiap tingkatan rantai pasok berada pada level strategis berdasarkan peranan pelaku di dalam rantai pasok. Di tingkat petani terlihat nyata dari persentase keseluruhan risiko, nilai risiko tertinggi terdapat pada kualitas pasokan. Faktor ini disebabkan tidak terjadinya pendistribusian total profit rantai pasok yang baik ke petani sehingga kemampuan untuk melakukan budidaya pertanian organik tidak sanggup dipenuhi oleh petani. Penyebab utamanya terdapat pada faktor biaya operasional budidaya kopi organik yang lebih tinggi dari budidaya kopi konvensional. Penurunan kualitas sebenarnya diikuti dengan penurunan terhadap produktifitas petani dalam menghasilkan kopi organik atau bahan baku bagi koperasi sebagai distributor dan pelaku kunci dalam menentukan besar profit yang akan diperoleh pelaku dibawahnya. Sehingga dampak penurunan kuantitas pasokan baru terlihat di tingkat koperasi sebagai eksportir produk kopi organik yaitu 55.9 . Dari total keseluruhan nilai persentase risiko koperasi ternyata konsentrasi dari variabel risiko terletak di risiko kuantitas pasokan dari petani sebagai pemasok utama bahan baku. Sementara dari sisi harga yang mempengaruhi perolehan profit koperasi, terlihat bobot risiko sangat rendah. Hal ini membuktikan bahwa koperasi sebagai pelaku yang mempunyai peranan penting dalam menentukan total profit pelaku rantai pasok tidak mendistribusikan profit dengan baik ke pelaku di bawahnya downstream. Sebaliknya, efek ini langsung terasa ketika produktifitas petani menurun sehingga jumlah pasokan merosot secara tajam. Sementara dua pelaku rantai pasok lainnya hanya yaitu prosesor dan kolektor faktor risiko terbesar ada pada risiko harga sebagai akibat pendistribusian marjin profit yang tidak baik dari koperasi. Ditingkat prosesor risiko kualitas sama sekali tidak ada karena memang terjadi proses pemberian nilai tambah pengolahan di tingkat pelaku ini. Sementara pelaku berikutnya yaitu kolektor selain risiko yang paling tinggi berada di harga, serta risiko pada kualitas pasokan karena adanya proses pemberian nilai tambah pengolahan. Faktor lainnya yang akan diuraikan secara lebih mendalam pada pembahasan identifikasi risiko dibawah ini. Distribusi risiko pelaku untuk setiap sphere bisa ditabulasikan dalam bentuk risiko pelaku dalam jaringan rantai pasok secara umum. Hasil ini bisa memberikan pemahaman yang jelas berkaitan dengan risiko pelaku ketika dikaji dalam konsep rantai pasok secara lebih umum Tabel 7. Tabel 7 Distribusi risiko pelaku dalam jaringan rantai pasok Aktor Risiko kualitas pasokan Risiko kuantitas pasokan Risiko harga Petani 17,23 1,94 5,84 Prosesor 0,00 8,13 16,88 Kolektor 9,48 0,00 15,52 Koperasi 7,06 13,99 3,95 Total risiko dalam jaringan rantai pasok 33,77 24,05 42,18 Sumber : Data primer 2012 Pada Tabel 7 terlihat bahwa variabel risiko harga mempunyai bobot yang paling besar di dalam jaringan rantai pasok. Hal ini sesuai dengan hasil tabulasi pada tabel 6 bahwa semua pelaku rantai pasok menanggung beban risiko terhadap mekanisme pengaturan harga di dalam jaringan rantai pasok kopi organik di Aceh Tengah. Dari proses identifikasi risiko jaringan rantai pasok ini terlihat bahwa beban risiko yang ditanggung oleh pelaku lebih dominan disebabkan tidak