Analisis Sensitivitas Model Distribusi Risiko Terhadap Pelaku Rantai Pasok

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Mengacu pada tujuan dari penelitian ini dalam mendesain rantai pasok kopi organik di Aceh Tengah untuk optimalisasi Balancing Risk, maka dapat disimpulkan bahwa : a Hasil identifikasi risiko rantai pasok kopi organik di Aceh Tengah diketahui terdapat empat komponen faktor risiko yaitu risiko pasokan, kualitas, permintaan dan harga. Risiko harga dan kualitas merupakan faktor risiko yang paling besar pengaruhnya terhadap keberlanjutan rantai pasok. Total persentase risiko harga dalam jaringan rantai pasok untuk ke empat pelaku adalah 42,18 sementara risiko kualitas 33.77 . Dari hasil evaluasi risiko diketahui pelaku tingkatan petani merupakn pelaku yang paling berisiko dengan bobot sebesar 0.74 diikuti dengan koperasi 0.14. Sementara pelaku tingkatan prosesor dan kolektor relatif menanggung bobot risiko yang kecil masing-masing 0,03 dan 0,09. b Metode penanggulangan risiko dilakukan melalui model distribusi risiko atau RS dengan mekanisme penentuan harga jual optimal untuk setiap pelaku di dalam rantai pasok berdasarkan tingkat pencapaian kinerja dari masing- masing pelaku.. Dari proses pendistribusian profit diketahui model RS berhasil menggeser bobot risiko petani sebesar 0,25 Sementara peningkatan marjin untuk pelaku petani untuk setiap kg penjualan kopi meningkat sebesar Rp 25.432,45. Dari model juga diperoleh pendistribusian risiko bisa dioptimalkan dalam rangka menciptakan penyeimbangan risiko balancing risk antar pelaku rantai pasok. c Perancangan rantai pasok berkelanjutan diperoleh melalui mekanisme model RS dan rancangan struktur kontrak yang terbukti mampu meningkatkan total profit koperasi, petani, prosesor dan kolektor. Peningkatan marjin total koperasi diketahui Rp 2.638.8747.95 untuk 20 orang pelaku rantai pasok. Sementara peningkatan total marjin petani, kolektor dan prosesor bisa dicapai melalui peningkatan kinerja masing-masing pelaku. Melalui model ini secara signifikan terbukti mampu meningkatkan total profit pelaku yang berimplikasi terhadap kesinambungan pasokan sehingga tercipta rantai pasok kopi organik yang berkelanjutan.

5.2. Saran

Penyempurnaan mekanisme aplikasi model distribusi risiko perlu dikaji lebih mendalam, sehingga model bisa bekerja secara maksimal. Adapun saran yang perlu ditindak lanjuti dari penelitian ini adalah : a Diperlukan pemetaan dan perhitungan nilai variabel risiko yang lebih spesifik terhadap gangguan yang dihadapi masing-masing pelaku di dalam sphere sehingga akurasi perolehan bobot risiko setiap stakeholder di dalam jaringan rantai pasok bisa lebih baik. Implikasinya akan menghasilkan proses keputusan yang lebih tepat. b Proses transparansi informasi terutama masalah harga dari koperasi ke pelaku di bagian hulu rantai pasok perlu dikaji lebih mendalam sehingga mekanisme distribusi risiko sesuai dengan harapan. Lebih lanjut analisis terhadap evaluasi periode kontrak diperlukan untuk memberikan akurasi penentuan harga jual optimal bagi setiap pelaku di dalam jaringan rantai pasok. c Diperlukan analisis kelembagaan jaringan rantai pasok dengan pemerintah terkait dengan regulasi proteksi kopi organik di Aceh Tengah sehingga mekanisme distribusi risiko yang terdapat di dalam rancangan struktur kontrak bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan DAFTAR PUSTAKA Bernroider E, Stix V. 2007. A Method Using Weight Restrictions In Data Envelopment Analysis For Ranking And Validity Issues In Decions Making. Elsevier. 34: 2637-2647. Bird L, Bounds W. 1997. Stores Demand Squeeze Apparel Companies. Wall Street Journal 15: 3. Borge D. 2001. The Book of Risk. New York. Wiley. Cachon GP. 2003. Supply Chain Coordination with Contracts. Chapter 6, Handbook in OR and MS. Elsevier 11: 229-339. Cachon G, Laviere M. 2001. Contracting to Essure Supply: How to Share Demand Forecasts in A Supply Chain. Management Science 475: 629-646. Chan FTS, Kumar N. 2007. Global Supplier Development Considering Risk Factors Using Fuzzy Extended AHP-Based Approach. Omega 35: 417-431 Chapman RJ. 2006. Enterprise Risk Management :Simple Tools and Techniques. New York: John Wiley Sons, Ltd. . Chen HY, Chen J, Chen YH. 2006. A Coordination Mechanism for Supply Chain with Demand Information Updating. Int J of Production Economics 103: 347-361. Chen YJ, Seshadri S. 2006. Supply Chain Structure and Demand risk. Automatica 4218: 1291-1299. Chopra S, Meindl P. 2007. Supply Chain Management:Strategy, Planning Operations . New Jersey: Pearson Prentice Hall. Christopher M, Peck H. 2004. Building the Resilient Suplly Chain. Int J Logistics Management 15 : 1-13. Choi KK, Kim NH. 2005. Structural Sensitivitys Analisys And Optimization 1: Linier System . New York: Springer Cooper W, Seiford LM, Tone K. 2000. Data envelopment Analysis. New York: Kluwer Academic Publisher Culp, Christopher L. 2002. The art of Risk Management-Alternative risk Transfer, Capital Structure, and the Convergence of Insurance and Capital Markets . New York: John Wiley Sons, Inc. Gunasekaran A, Patel C, Titiroglu E. 2001. Performance Measure and Metrics in Supply Chain Environment. Int J of Production and Operation Management 2112: 71-87 Gunasekaran A, Patel C, McGaughey R. 2004. A Framework for Supply Chain Performance Measurement. Int J of Production Economics 873: 333-48. Halikas J, Virolainen VM, Tuomien M. 2002. Risk Analysis And Assessment In Network Environment. Int journal production economic 90: 47-58. Hallikas JL, Karvonen U, Pulkkinen VM, Virolainen, Tuomine M. 2004. Risk Management Processes in Supplier Networks, Int J Production Economics 78: 45-55. Handfield RB, Mccormack K. 2008. Supply Chain Risk Management:Minimizing Disruption in Global Sourcing, New York: Auerbach publications. He Y, Zhang J. 2008. Random Yield Risk Sharing In A Two Level Supply Chain. International Journal of Production Economics 112 2: 769-781. Hubbard D. 2007. How to Measure anything: Finding The Value of intangibles in Business . New Jersey: John Wiley Sons. Hubbard D. 2009. The Failure of Risk Management:Why its Broken and How to Fix It. New Jersey: John Wiley Sons. Huirne O, Van K. Springer Science Business Media. Bab 2: 13-24. Kersten W., Horath P., Boger M. Year. 2007. An Empirical Approach To Supply Chain Risk Management: Development of A Strategic Framework . In : POMS. Hamburg Kirkpatrick D. 1997. Now Everyone in PC Wants to be Like Mike. Fortune 136 5: 91-92. Klimov RA, Merkuryev YA. 2006. Simulation Model for Supply Chain Reliability Evaluation. Technological and Economic Development of Economy 143: 300-311. Koeppl TV. 2007. Optimal Dynamic Risk Sharing When Enforecement Is a Decision Variable. Journal of Economic Theory 134: 34-60 Kordic V. 2008. Supply Chain Theory and Applications. Croatia : I-Tech Education and Publishing. Kumar SK, Tiwari MK, Babiceanu RF. 2010. Minimisation of Supply Chain Cost With Embedded Risk Using Computational Intelligence Approaches. Int J of Production Research 48: 3717-3739. Laviere M, Porteus. 2001. Selling to The Newsvendor An Analysis of Price Only Contracts. Manufacturing and Service Operations Management 34: 293- 305. Lee CC, Chu WH. 2005. Who Should Control Inventory In a Supply Chain. European Journal of Operation Research 164: 158- 172. Li G, Wang S, Yan H, Yu G. 2005. Information Transformation in Supply Chain: a Simulation Study. Int Journal of Computers and Operation Research 32: 707-725 Liang L, Yao C, Feng Y. 2006. A DEA Game Model Approach to Supply Chain Efficiency. Springer Science. 145: 5-13. Luhmann N. 1996. Modern Society Shock by it Risks. Social Science Research centre Occasional Paper 17 Marimin, Maghfiroh N. 2010. Teknik Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Rantai Pasok . Edisi 1. Bogor : IPB Press Meuwissen MPM, Hardaker JB, Huirne RBM, Dijkhuizen AA. 2001. Sharing Risk in Agriculture: Principles and Empirical Result. Netherland Journal of Agricultural Science 49: 343-356 Norman A, Lindroth R. 2004. Chategorization of Supply Chain Risk and Risk Management. In Brindley, C. Ed. Supply Chain Risk. Hamsphire, England: Ashgate Publishing Ltd. Pujawan I N. 2005. Supply Chain Management. Surabaya: Guna Widya. Ragsdale CT. 2008. Spreadsheed Modelling and Decision Analysis: a Practical Introduction to Management Science . Virginia: Thomson South Western Corp. Saltelli A, Tarantola S, Campolongo F, Ratto M. 2004. Sensitivity Analysis in Practice: A guide to Assesing Scientific Models . Chicester: John Wiley Sons, Ltd. Setiawan A. 2009. Studi Peningkatan Kinerja Manajemen Rantai Pasok Sayuran Dataran Tinggi Terpilih Di Jawa Barat. [Tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor Tsay A. 2001. Managing Retail Chanel Overstock: Markdown Money and return Policies. Journal of Retailing 77: 457-492. Vorst JGAJ van der. 2006. Performance Measurement in Agrifood Supply Chain Networks: An Overview. Quantifying the Agrigood Suplly Chain. Ondersteijn AJ, Wijnands R, Wu T, Blackhurst J. 2009. Managing Supply Chain Risk and Vulnerability . London: Springer. Wu T, Blachurst J. 2009. Managing Supply Chain Risk and Vulnerability: Tools and Method for Supply Chain Decision Makers . New York: Springer. Zsidisin GA, Bob R. 2009. Supply Chain Risk: A Hand Book of assessment, management and Performance . New York : Springer. LAMPIRAN KUISIONER PENELITIAN Kuisioner ini digunakan sebagai bahan penyusunan Thesis mengenai Desain rantai pasok agroidustri kopi organik di Aceh tengah untuk optimalisasi balancing risk oleh Arie Saputra F351100041. Mahasiswa Departemen Teknologi Industri Pertanian Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Mohon kesediaan BapakIbusaudara meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini secara lengkap dan jelas. Semua informasi yang diterima dari hasil kuesioner ini diperuntukan untuk keperluan akademis. Atas kerjasama BapakIbusaudara, saya ucapkan terima kasih. Gambaran Umum Manajemen rantai pasok secara umum bisa diartikan sebagai koordinasi dan kolaborasi dari keselurahan jaringan organisasi bisnis yang terlibat dalam menghantar produk akhir kopi beras organik ketangan konsumen dengan tujuan meningkatkan keuntungan pada setiap pelaku bisnis yang berada di dalam jaringan usaha tersebut dan keberlanjutan dari usaha setiap pelaku bisnis anggota rantai pasok di masa yang akan datang. Kinerja dan keuntungan setiap pelaku bisnis rantai pasok diharapkan dapat meningkat jika terdapat perlakuan yang adil bagi setiap anggota yang berada dalam jaringan rantai pasok sesuai dengan proporsi dan perannya dalam menghantarkan produk akhir. Aspek resiko yang ditanggung oleh setiap organisasi pelaku bisnis adalah parameter utama dalam menilai kinerja, keuntungan, dan perlakuan yang adil bagi setiap anggota rantai pasok sehingga keberlanjutan bisnis dapat dicapai. Oleh karena itu penelitian ini ditekankan pada bagaimana mengidentifikasi resiko yang muncul di setiap level pelaku rantai pasok. Kemudian dilanjutkan dengan menghitung besaran resiko yang sebenarnya ditanggung serta bagaimana mendistribusikan resiko tersebut secara merata dan adil berdasarkan bobot dan peran dari masing-masing anggota pelaku dalam rantai pasok sendiri. Bentuk distribusi resiko itu sendiri nantinya akan dituangkan dalm bentuk kontrak kerjasama yang akan mengikat setiap pelaku bisnis dalam rantai pasok demi tercapainya keuntungan bersama dan keberlanjutan usaha dimasa yanga akan datang. Keseluruhan model identifikasi dan pengukuran kinerja resiko tersebut pada akhirnya akan disusun dalam sebuah portofolio kinerja dan resiko rantai pasok produk kopi organik. Diharapkan dengan adanya portofolio tersebut dapat dijadikan pedoman untuk membangun suatu rantai pasok yang tahan robust terhadap gangguan. Tahapan penelitian Tahap 1. Idetifikasi resiko Pada tahapan ini dilakukan pengklasteran pelaku dengan harapan bisa diketahui interaksi parameter-parmeter yang dianggap berpengaruh terhadap resiko yang nantinya akan timbul. Selanjutnya akan dilakukan identifikasi resiko di setiap elemen level rantai pasok ditinjau dari sisi pasokan supply side, sisi proses process side dan sisi permintaan demand side dan harga pricing. Rincian dari setiap kategori akan dituangkan dalam bentuk variabel yang dapat menimbulkan resiko karena kinerja efisiensi yang diinginkan tidak tercapai Probabilitas kegagalan. Selanjutnya diidentifikasi variabel nilai tambah yang diberikan pelaku. Semua variabel tadi akan dirincikan melaui kuisioner untuk setiap pelaku rantai pasok. Tahap

2. Penilaian resiko

Nilai probabilitas kegagalan dan nilai tambah akan menjadi acuan dalam perhitungan indeks resiko di masing-masing level rantai pasok dan untuk selanjutnya menjadi dasar untuk pembagian resiko risk Sharing Tahap 3. Distribusi resiko risk sharing balancing risk Distribusi risiko berfungsi membagi risiko secara adil berdasarkan bobot dan proporsi dari masing-masing pelaku yang berada dalam setiap sphere rantai pasok. Konsep ini akan mewujudkan capaian tujuan dari rantai pasok untuk meningkatkan keuntungan bagi setiap pelaku sehingga keberlanjutan dari rantai pasok akan tercipta dengan sendirinya. Tahap 4 Rancangan kontrak farming Kontrak farming adalah salah satu bentuk cara dalam mengikat setiap pelaku yang berada didalam rantai pasok agar selalu mematuhi aturan-aturan yang disepakati sebelumnya terutama sekali dalam konsep pemikiran yang sekarang ini dalam hal pembagian risiko. Penalti dan hukuman akan berlaku bagi setiap pelaku yang tidak mematuhi aturan yang telah disepakati sebelumnya yang akan mengancam kontinuitas dan profitabilitas rantai pasok. Sangsi dan uturan yang dibuat dan disepakati akan dituangkan dalam bentuk kontrak farming yang bertujuan untuk menguntungkan kedua belah pihak dalam hal ini petani dan agroindustri. KUISIONER UNTUK PETANI KOMODITAS KOPI ORGANIK Identitas responden 1. Nama :………………………………………………………………. 2. Jenis kelamin : 3. Usia :………………………………………………………………. 4. Pendidikan : a. Formal [ ] Tidak sekolah [ ] D-3 [ ] SD [ ] S-1 [ ] SLTP Tsanawiyah [ ] lain-lain, sebutkan……………………….. [ ] SMU MTSN b. Non Formal : [ ] pernah [ ] Tidak pernah