Sub Model Distribusi Risiko

IV. ANALISIS RISIKO RANTAI PASOK

4.1. Struktur Rantai Pasok Kopi Organik Aceh Tengah

Struktur Rantai pasok kopi organik di Aceh tengah terdiri atas beberapa tingkatan pelaku mulai dari petani, prosesor, kolektor, koperasi dan eksportir. Sebagian koperasi langsung bertindak sebagai eksportir kopi organik. Keberadaan prosesor tergantung dari konsentrasi petani di dalam suatu wilayah serta produktifitas dan jumlah pasokan kopi organik yang sanggup di hasilkan petani. Artinya, tidak semua wilayah sentra produksi kopi organik mempunyai jaringan rantai pasok yang melibatkan prosesor dalam pendistribusian kopi. Dalam melakukan pengawasan mutu terhadap standarisasi kualitas kopi organik maka dibentuk suatu lembaga independen yaitu ICS Internal Control System yang bertugas mengevaluasi proses sertifikasi yang telah diperoleh. Koperasi Baburrayyan di Aceh Tengah bekerjasama dengan NCBA National Corporative Business Association dalam melakukan proses sertifikasi organik terhadap komunitas petani yang berada di bawah naungan koperasi ini. Tetapi secara keseluruhan Struktur rantai pasok kopi organik di Aceh tengah terdiri atas empat pelaku yaitu : petani, prosesor, kolektor dan koperasi Gambar 17. Sistem koordinasi melalui mekanisme kontrak hanya terdapat antara pelaku koperasi eksportir dengan importir di luar negri. Hal ini membuat jaringan rantai pasok kopi organik di Aceh Tengah rentan terhadap berbagai gangguan dan risiko. Kerentanan ini dipicu oleh tidak adanya koordinasi dari koperasi sebagai distributor kopi organik dengan pelaku bagian hulu upstream rantai pasok sehingga proteksi terhadap jalur pasokan dan berbagai risiko yang terdapat di sepanjang jalur rantai pasokan tidak bisa diantisipasi dan ditanggulangi dengan baik. Ketidakseimbangan antara risiko yang ditanggung pelaku terutama petani dengan profit yang diperolehnya mengakibatkan gangguan terhadap jalur pasokan semakin tinggi. Koperasi Baburrayyan sebagai distributor kopi organik di Aceh Tengah tidak melakukan transparansi informasi dengan baik dari hilir sampai ke hulu jalur rantai pasokan kopi organik sehingga mekanisme pengaturan harga jual tidak transparan. Petani Pengumpul kopi Koperasi Eksportir Pengumpul besar kopi Importir Masa tanam dan perawatan kopi Packaging goni Proses panen kopi Proses kopi Packaging goni Proses pengeringan kopi Asosiasi kopi AEKI APKI LSM Pemerintah dinas perkebunan Mendukung usaha tani Penyuluhan, pengembangan verietas, pemberian bibit, dll Up down loading Transportasi penggudangan Proses pengeringan kopi Sertifikasi  Organik  Fair Trade Kerjasama perusahaan pemasaran Dokumen, transportasi, packaging, kontainer Proses pengeringan kopi Sertifikasi  Organik  Fair Trade Kerjasama perusahaan pemasaran Dokumen, transportasi, packaging, kontainer Bea dan cukai Transportasi penggudangan Transportasi penggudangan Asosiasi kopi AEKI APKI LSM Mendukung pemasaran kopi Memberi informasi, perkembangan harga Dan keadaan pasar ICS Internal Control System Esternal control Sertifikasi sesuai negara tujuan Pemerintah dinas perkebunan Kontrol kualitas produk organik Gambar 17 Struktur rantai pasok kopi organik di Aceh Tengah

4.2. Identifikasi Risiko Rantai Pasok Kopi Organik

Berdasarkan hasil studi literatur Halikas et al., 2004 serta interview mendalam dengan beberapa pakar yang mengetahui dengan baik permasalahan pelaku rantai pasok, maka diperoleh struktur hirarki dari proses identifikasi risiko rantai pasok kopi organik di Aceh Tengah. Pengelolaan risiko jaringan rantai pasok pada penelitan ini difokuskan pada prinsip membangun rantai pasok yang bersifat leanness sehingga parameter perbaikan pada sisi mutu dan biaya menjadi fokus proses mitigasi risiko. Struktur hirarki yang diperoleh terdiri atas empat level yaitu : 1. Tujuan goal : identifikasi faktor risiko pada setiap tingkatan rantai pasok kopi organik di Aceh Tengah. 2. Tujuan manajemen risiko rantai pasok : penetapan tujuan manajemen risiko ranai pasok dilakukan berdasarkan prinsip leanness dengan fokus perhatian pada peningkatan kualitas pasokan, peningkatan kuantitas pasokan, peningkatan total profit rantai pasok dan menjamin kontinuitas pasokan yang stabil. 3. Aktor : merupakan pelaku rantai pasok terdiri dari tingkat petani, tingkat prosesor, tingkat kolektor dan tingkat koperasi yang sekaligus bertindak sebagai eksportir. 4. Alternatif faktor risiko : faktor risiko difokuskan pada faktor risiko pasokan, faktor risiko proses, faktor risiko permintaan dan faktor risiko harga. Faktor risiko terdiri atas beberapa variabel risiko untuk memperjelas deskripsi risiko pada setiap tingkatan pelaku rantai pasok. Risiko standarisasi proses dan budidaya organik difokuskan pada faktor risiko proses dan pasokan. Jenis variabel risiko sebagai bagian faktor risiko dapat dilihat pada Gambar 18. Petani Pengumpul Pedagang pengumpul Kopeasi RISIKO Dari sisi suply : - Penggunaan bibit organik - Sejarah lahan - Sumber air - Degradasi kesuburan lahan Dari sisi proses Budi daya : - Ganguan dan penanganan Hama - Peralatan yang digunakan - penanganan lahan - Proses pemanenan - tempat penyimpanan sementara Dari sisi permintaan demand : - Tidak terpenuhi permintaan - kelebihan pasokan - Pengembalian hasil panen - Kepastian pasar Dari sisi harga pricing : - Harga jual yang sesui - Penurunan harga jual produk - peningkatan harga bahan baku - Kenaikan biaya tenaga kerja - Kenaikan harga input penunjang - kecukupan modal Dari sisi suply : - jumlah pasokan - Kualitas pasokan Dari sisi proses : - Sumber air - Peralatan yang digunakan - penanganan kopi cerri - tempat penyimpanan sementara Dari sisi permintaan demand : - Tidak terpenuhi permintaan - kelebihan pasokan - Pengembalian hasil penjualan Dari sisi harga pricing : - Peningkatan harga beli kopi - peningkatan harga bahan baku - Kenaikan biaya tenaga kerja - Kenaikan harga input penunjang - penurunan harga jual Dari sisi suply : - jumlah pasokan - Kualitas pasokan Dari sisi proses : - Sumber air - Peralatan yang digunakan - penanganan kopi cerri - tempat penyimpanan sementara Dari sisi permintaan demand : - Tidak terpenuhi permintaan - kelebihan pasokan - Pengembalian hasil penjualan Dari sisi harga pricing : - Peningkatan harga beli kopi - peningkatan harga bahan baku - Kenaikan biaya tenaga kerja - Kenaikan harga input penunjang - penurunan harga jual Dari sisi suply : - jumlah pasokan - Kualitas pasokan Dari sisi proses : - Sumber air - Peralatan yang digunakan - penanganan kopi labu - Gudang penyimpanan - Penanganan transportasi - Pengemasan Dari sisi permintaan demand : - Tidak terpenuhi permintaan - kelebihan pasokan - Pengembalian hasil penjualan Dari sisi harga pricing : - Peningkatan harga beli kopi - peningkatan harga bahan baku - Kenaikan biaya tenaga kerja - Kenaikan harga input penunjang - penurunan harga jual - Biaya transportasi Gambar 18 Parameter variabel risiko rantai pasok kopi organik di Aceh Tengah. Dari struktur hirarki kemudian dilakukan perbandingan tingkat kepentingan dengan melibatkan beberapa pengukuran secara kuantitatif terhadap variabel risiko pelaku rantai pasok kopi organik di Aceh Tengah. Berdasarkan tujuan dari