Evaluasi risiko rantai pasok
Tabel 15 Rekapitulasi total biaya pelaku rantai pasok lanjutan DMU
Petani Rphathn
Prosesor Rphathn
Kolektor Rphathn
13 10.360.000,00 2.800.000,00
- 14 10.360.000,00
3.040.000,00 -
15 10.560.000,00 2.640.000,00
- 16 10.560.000,00
3.120.000,00 -
17 11.560.000,00 2.320.000,00
- 18 11.360.000,00
2.560.000,00 -
19 10.960.000,00 2.160.000,00
- 20 10.610.000,00
2.720.000,00 -
Sumber : Data primer 2012 5.1.3.Siklus Pemenuhan Pesanan
Siklus pemenuhan pesanan adalah periode kemampuan pelaku untuk bisa memenuhi pasokan kepada pelaku berikutnya minimal dengan kuantitas
tertentu.Kemampuanpemenuhan pesanan untuk setiap pelaku rantai pasok berbeda-beda tergantung dari jumlah pekerja yang digunakan, kondisi cuaca,
tingkat kadar air jumlah pasokan dan jarak lokasi bahan baku. Untuk memudahkan penentuan siklus periode pemesanan maka kuantitas pasokan setiap
pelaku digeneralisir ke dalam satuan jumlah yang sama sehingga bisa diketahui kecepatan setiap pelaku dalam memenuhi pesanan. Detail siklus pemenuhan
pesanan setiap pelaku rantai pasok dapat dilihat dari Tabel 16. Tabel 16 Rekapitulasi siklus pemenuhan pesanan pelaku rantai pasok
DMU Petani jamha Prosesor hari
Kolektor hari 1 69,44
3 4
2 30,89 3
4 3 54,38
3 4
4 148,15 3
4 5 106,82
5 4
6 49,48 4
- 7 100,00
4 -
8 21,25 4
- 9 22,99
2 -
10 20,95 3
- 11 27,87
3 -
12 62,50 1
- 13 45,00
2 -
Tabel 16 Rekapitulasi siklus pemenuhan pesanan pelaku rantai pasok lanjutan DMU
Petani jamha Prosesor hari
Kolektor hari 14
46,67 2
- 15
93,75 2
- 16
95,92 2
- 17
156,25 3
- 18
144,00 2
- 19
38,46 3
- 20
50,00 2
- Sumber : Data primer 2012 periode waktu ketika buah kopi selesai dipetik
Kuantitas dari siklus pemenuhan pesanan petani dihitung berdasarkan kuantitas pemetikan satu hari yang sanggup dipenuhi berdasarkan jumlah pekerja yang
dibayar. Sementara untuk prosesor dan kolektor kuantitas dari siklus pemenuhan pesanan dihitung berdasarkan standar minimal pengiriman yaitu 500 kg biji kopi.
5.1.4.Harga Produk
Harga jual produk kopi berbeda beda untuk setiap pelaku dalam sphere rantai pasok tergantung dari kualitas, ketinggian tempat, jarak lokasi Tabel 17.
Petani yang mempunyai lahan pada ketinggian diatas 1400 diatas permukaan laut Dpl secara umum memiliki rata-rata kualitas produk yang cukup baik. Semakin
tinggi lokasi areal pertanian maka biji kopi yang dihasilkan semakin besar dan tingkat terase juga semakin rendah.
Terase adalah cacat pada biji kopi yang diakibatkan hama penggerek buah, proses pulper yang tidak baik, cacat pada biji kopi dan proses fermentasi yang
tidak sempurna. Pada umumnya lahan dengan ketinggian diatas 1400 Dpl berada jauh dari areal koperasi sehingga distributor harus mengeluarkan biaya
transportasi yang dibebankan kepada harga jual produk terhadap koperasi. Sebagian biaya transportasi bisa dinegosiasikan agar ditanggung koperasi jika
kualitas produk secara umum dapat diterima oleh koperasi. Tabel 17 Rekapitulasi harga jual produk pelaku rantai pasok.
DMU Petani Rpkg
Prosesor Rpkg Kolektor Rpkg
1 25.000
25.500 47.000
2 26.000
26.500 48.500
3 25.500
26.000 49.000
Tabel 17 Rekapitulasi harga jual produk pelaku rantai pasok lanjutan. DMU
Petani Rpkg Prosesor Rpkg
Kolektor Rpkg 4
26.000 26.500
50.000 5
26.000 26.500
63.000 6
25.000 25.500
- 7
24.000 24.500
- 8
27.000 27.500
- 9
26.000 26.500
- 10
27.000 27.500
- 11
26.000 26.500
- 12
28.000 28.500
- 13
28.000 28.500
- 14
28.000 28.500
- 15
26.000 26.500
- 16
27.000 27.500
- 17
29.000 29.700
- 18
29.000 29.700
- 19
29.000 29.700
- 20
28.000 28.700
- Sumber : Data primer 2012
5.1.5.Kualitas
Kualitas pasokan dari kopi organik sangat ditentukan oleh pelaku tingkat petani dan sebagian kecil lagi oleh kolektor dan koperasi yang melakukan
pengolahan lebih lanjut. Penentuan kualitas produk yang di hasilkan oleh setiap tingkatan pelaku rantai pasok dilakukan melalui proses agregasi terhadap
beberapa variabel risiko yang telah dijustifikasi pada tahapan sebelumnya. Pemilihan variabel risiko ditentukan berdasarkan dampak yang terjadi terhadap
kualitas produk. Konsentrasi variabel risiko yang mempunyai dampak terhadap kualitas
produk kopi organik terdapat pada faktor risiko pasokan, faktor risiko proses dan sebagian kecil pada faktor risiko permintaan. Tabel 18 menjelaskan secara rinci
dari persentase kualitas produk pada setiap tingkatan pelaku rantai pasok. Tabel 18 Rekapitulasi kualitas produk pelaku rantai pasok.
DMU Petani
Prosesor Kolektor
1 21,00
30,00 40,38
2 10,00
14,48 43,21
3 21,00
20,22 41,24
Tabel 18 Rekapitulasi kualitas produk pelaku rantai pasok lanjutan. DMU
Petani Prosesor
Kolektor 4
14,00 15,14
42,11 5
11,00 16,54
60,32 6
12,00 17,00
- 7
13,00 29,47
- 8
15,00 18,07
- 9
81,00 19,88
- 10
8,80 14,05
- 11
8,00 13,79
- 12
9,00 14,24
- 13
8,90 14,03
- 14
8,60 13,74
- 15
8,50 13,55
- 16
7,20 13,47
- 17
14,00 17,55
- 18
16,00 13,27
- 19
19,00 13,27
- 20
29,00 35,12
- Sumber : Data primer 2012
Berdasarkan rincian kualitas produk pada Tabel 17 terlihat bahwa nilai kualitas produk dari petani sangat rendah. Rendahnya kualitas produk ini disebabkan oleh
petani tidak mampu melaksanakan budidaya pertanian organik sesuai dengan standar dan panduan yang telah ditetapkan.
5.1.6.
Fulfill Order
Persentase pemenuhan pesanan fulfill order dilihat dari kemampuan pelaku dalam memenuhi pesanan produk dari koperasi. Nilai patok dalam
menentukan besarnya kuantitas pasokan yang harus dipenuhi oleh pelaku mulai dari petani sampai kolektor ditentukan berdasarkan rasio antara produktifitas
lahan petani yang sebenarnya dengan data prediksi koperasi. Karena petani merupakan pelaku kunci dalam memenuhi jumlah pasokan yang diinginkan, maka
persentase pemenuhan pesanan dari petani akan berimbas terhadap prosesor dan kolektor dalam memenuhi pesanan terhadap koperasi. Data pada Tabel 19
memberikan rincian persentase pemenuhan pesanan pada setiap pelaku rantai pasok.