Risiko kuantitas pasokan
Risiko kualitas pasokan
Risiko harga Pelaku
rantai pasok Fullfil order
kualitas siklus pemenuhan
pesanan biaya total
harga Indeks risiko
Jumlah pasokan
Faktor risiko permintaan
Faktor risiko pasokan
Faktor risiko proses
Faktor risiko kesesuaian
harga
Nilai efisiensi relatif DEA pelaku rantai pasok tidak efisien
Pembayaran tetap insentif
Harga jual optimal pelaku rantai pasok
kompetisi Nilai efisiensi relatif optimal
DEA pelaku rantai pasok
Sub model analisis risiko
Sub model pengukuran kinerja DEA
Sub model distribusi risiko
Peningkatan profit pelaku rantai pasok
Gambar 15 Fungsi sub model DEA dalam meningkatkan profit pelaku rantai pasok dalam model RS
3.2.3. Sub Model Distribusi Risiko
Model distribusi risiko Risk Sharing mengambil ide model intermediasi risiko yang diusulkan oleh Wu dan Blackhurst 2009. Penyempurnaan pada
model intermediasi risiko dititik beratkan pada pengaturan mekanisme penetapan harga jual berdasarkan risiko spesifik pelanggan. Pada penelitian ini,
penyempurnaan model di lakukan dengan menambahkan parameter kinerja ke dalam fungsi insentif dalam penetapan harga. Parameter kinerja diambil dari
model pengukuran kinerja melalui pendekatan Data Envelopment Analysis DEA. Pelaku dikelompokkan berdasarkan struktur rancangan menu kontrak
yaitu : 1. Pelaku bebas risiko ditinjau dari sisi kontrak, dimana nilai harga jual yang
didapatkannya adalah nilai tertinggi yang bisa diberikan struktur menu dari kontrak.
2. Pelaku berisiko, dimana nilai harga jual yang didapatkannya masih belum optimal FP
yi
sehingga masih terdapat sejumlah risiko yang harus
dinetralisir oeh pelaku ini ρ
i
untuk mendapatkan keuntungan maksimal dari rancangan struktur menu kontrak.
Mekanisme harga jual diberikan melalui dua cara yaitu : 1. Sejumlah pembayaran tetap F
yi
yang akan selalu diterima pelaku rantai pasok ketika memberikan pasokan untuk setiap satuan unit barang.
Pembayaran tetap ini sama nilainya dengan r
i
pelaku rantai pasok. 2. Insentif diberikan berdasarkan capaian kinerja
θ
i
pelaku dengan nilai maksimal sama dengan nilai pembayaran tetap yang diterima pelaku untuk
setiap satuan unit produk kg. Asumsi model, keberlakuan kondisi saat ini excisting condition serta
tujuan model merupakan tahapan dalam akusisi pengetahuan dilapangan untuk mendapatkan model yang tepat serta mewakili permasalahan rantai pasok kopi
organik di Aceh Tengah. Fungsi harga pembayaran tetap F
yi
diperoleh berdasarkan excisting condition model terkait jumlah pasokan atau produktifitas
rata-rata petani kopi organik di Aceh Tengah. Faktor efisiensi θ menjadi
parameter penentu untuk mendapatkan insentif paling optimal yang bisa ditawarkan menu kontrak. Sehingga, nilai harga jual pelaku rantai pasok FP
yi
akan optimal ketika pelaku bisa memaksimalkan nilai efisiensi θ
i
melalui peningkatan kinerja untuk mendapatkan jumlah insentif tertinggi. Rincian tahapan
proses pemodelan distribusi risiko dapat dilihat pada Gambar 16.
Bobot risiko pelaku di dalam rantai pasok
Kinerja pelaku rantai pasok
Insentif maksimal Efisiensi pelaku
Rancangan struktur kontrak
=1 Penentuan harga
Jual optimal
START
STOP
Nilai harga jual Asumsi model risk
sharing dan kontrak
Fixed payment Insentif
i
Koofisien risk aversion i
Nilai harga insentif =
Insentif belum maksimal
1
yi
FP
yi
F
yi
F
Gambar 16 Tahapan pemodelan distribusi risiko rantai pasok kopi organik