Lahan gambut menyimpan karbon yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tanah mineral. Di daerah tropis karbon yang disimpan tanah dan tanaman pada lahan
gambut bisa lebih dari 10 kali karbon yang disimpan oleh tanah dan tanaman pada tanah mineral Tabel 1.
Tabel 1 Kandungan karbon di atas permukaan tanah dalam biomassa tanaman dan di bawah permukaan tanah pada hutan gambut dan hutan tanah mineral ton ha
Komponen hutan Hutan gambut
Hutan primer tanah mineral Atas permukaan
150-200 200-350
Bawah permukaan tanah 300-6.000
30-300
Sumber : Agus dan Subiksa 2008
Perbedaan kandungan karbon yang sangat menonjol ditentukan oleh luasan dan kedalaman gambut. Jika suatu daerah memiliki jenis gambut dalam dan luas, dapat
dipastikan memiliki kandungan karbon tinggi. Kandungan karbon, memiliki kecendrungan menurun seiring dengan menurunnya luasan lahan gambut, baik terjadi
secara alami oleh pelapukan dan tingkat kematangan gambut maupun oleh adanya percepatan pemanfaatan gambut oleh aktivitas manusia seperti reklamasi dan
pembukaan lahan gambut Wahyunto et al. 2005.
2.6 Persamaan Alometrik
Persamaan alometrik dapat digunakan untuk menaksir besarnya biomasa atau kandungan karbon suatu tegakan hutan. Dalam pelaksanaannya, pohon-pohon sampel
yang akan digunakan untuk pengukuran biomassa ditebang dan dilakukan pengukuran secara intensif pada bagian organ pohon, seperti akar, batang, cabangdahan dan daun.
Hubungan antar setiap variabel bergantung dengan variabel bebas tersebut akan membentuk sebuah persamaan yang dikenal dengan persamaan alometrik. Persamaan
alometrik digambarkan dalam suatu sumbu XY, dengan variabel bebas diletakkan pada sumbu X dan variabel bergantung pada sumbu Y. Secara umum, bentuk persamaan
alometrik dituliskan sebagai berikut: Y = a X
b
dimana : Y = Variabel bergantung dalam hal ini berupa biomassa atau karbon X = Variabel bebas diameter batang dan tinggi pohon
a dan b = konstanta Dalam penyusunan model penduga karbon, digunakan satu atau dua peubah
bebas, apabila nilai korelasi dari diameter dan tinggi pohon menunjukkan keeratan yang
tinggi, maka hanya digunakan satu peubah bebas yaitu diameter karena nilai tinggi sudah dapat dijelaskan oleh nilai diameter dan pengukuran diameter dianggap lebih
mudah dan praktis untuk di peroleh di lapangan. Namun apabila korelasi antara diameter dan tinggi kecil maka digunakan dua peubah bebas yaitu diameter setinggi
dada dan tinggi pohon. Model yang digunakan untuk menyusun sebuah model penduga massa karbon
menurut Brown, et al 1989 adalah : Model dengan satu peubah bebas
W = aD C = aD
b
Model dengan dua peubah bebas
b
a. W = aD
b
Hbc b. W = aD
c b
Htot c. C = aD
c b
Hbc d. C = aD
c b
Htot Keterangan : W = Biomassa kg, C = Massa karbon kg, D = Diameter setinggi dada
cm, Hbc = Tinggi pohon bebas cabang m, Htot = Tinggi pohon total m dan a,b,c = Konstanta
c
Untuk memperoleh model yang baik, maka perlu pengujian menggunakan nilai simpangan baku s, koefisien determinasi R
2
, dan koefisien determinasi yang disesuaikan R
2
adjusted , dan PRESS Predicted residual sum of square. Kriteria
model yang baik adalah model yang memiliki nilai s terkecil, nilai R
2
dan R
2
adjusted yang terbesar dan PRESS paling kecil. Draper dan Smith 1992.
BAB III KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN