Potensi Tegakan A. crassicarpa Tingkat Dekomposisi atau Kematangan Gambut

lebih tinggi. Tingginya volume tersebut disebabkan operator chainsaw tidak memiliki keterampilan saat menebang sehingga dihasilkan volume limbah sortimen, cabang dan batang atas yang tinggi. Tabel 20 Persentase volume limbah ha terhadap volume sebelum pemanenan Petak Volume pohon sebelum pemanenan Volume limbah Total Nha m 3 m phn 3 Tunggak ha Sortimen Cabang Batang atas I 692 0,25 173,69 9,68 0,43 1,69 0,33 12,13 II 803 0,32 256,15 4,70 0,29 1,46 0,18 6,63 III 741 0,37 271,20 6,14 0,47 1,39 0,28 8,29 Rata- Rata 745 0,31 233,69 6,84 0,39 1,51 0,27 9,02 Pada Tabel 19 dan Tabel 20 menunjukkan bahwa rata-rata volume limbah tunggak lebih tinggi daripada volume limbah lain yaitu sebesar 15,18 m 3 ha 6,84 dengan rata-rata total volume limbah keseluruhan pada areal penelitian adalah sebesar 20,19 m 3 ha 9,02. Hal ini disebabkan karena rata-rata tingginya tunggak yang ditinggalkan diatas 5 cm. Tingginya tunggak yang dihasilkan pada saat penelitian dikarenakan kurang terampilnya operator chainsaw. Keterampilan operator dapat mempengaruhi terhadap tinggi tunggak yang dihasilkan. Tunggak berada pada bagian bawah pohon yang berada di bawah takik rebah dan takik balas. Penebang lebih memilih membuat takik balas yang tinggi untuk kenyamanan pada saat menebang.

5.12 Potensi Tegakan A. crassicarpa

Potensi tegakan A. crassicarpa umur 2,3,4,5 tahun di areal HTI Kayu Serat PT RAPP sektor Pelalawan sebelum pemanenan kayu dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21 Potensi volume tegakan A. crassicarpa KU thn Petak ukur N phnha V m 3 Potensi volume m pohon 3 ha 2 I 1049 0,0087 9,20 II 1028 0,020 20,97 III 1052 0,043 45,44 Jumlah 3129 0,072 75,61 rata-rata 1043 0,024 25,21 3 I 879 0,058 50,63 II 934 0,074 69,02 III 903 0,11 94,82 Jumlah 2716 0,24 214,47 rata-rata 905 0,079 71,49 4 I 796 0,13 105,87 II 812 0,16 129,92 III 853 0,23 195,34 Jumlah 2461 0,52 431,13 rata-rata 820 0,17 143,71 5 I 692 0,25 173,69 II 803 0,32 256,16 III 741 0,37 271,21 Jumlah 2236 0,94 701,06 rata-rata 745 0,31 233,69 Volume tegakan berdiri menggambarkan besarnya volume pohon berdiri persatuan luasan dari masing-masing kelas umur dimana besarnya volume tegakan tersebut dapat dihitung dengan mengalikan volume pohon berdiri setiap kelas umur dengan jumlah pohon perhektar. Rata-rata potensi volume tegakan pada kelas umur 5 tahun lebih tinggi daripada kelas umur yang lain yaitu 233,69 m 3 ha. Hal ini dikarenakan pada kelas umur 5 tahun memiliki rata-rata diameter lebih besar daripada kelas umur 2,3 dan 4 tahun. Besar kecilnya potensi tegakan dipengaruhi oleh diameter dan tinggi pohon. Semakin besar diameter pohon akan memiliki volume yang besar pula.

5.13 Tingkat Dekomposisi atau Kematangan Gambut

Berdasarkan tingkat dekomposisinya, gambut dibedakan menjadi tiga jenis yaitu gambut fibrik, hemik dan saprik. Gambut fibrik adalah bahan tanah gambut masih tergolong mentah, gambut hemik adalah bahan tanah gambut yang sudah mengalami perombakan dan bersifat separuh matang dan gambut saprik adalah bahan tanah gambut yang sudah mengalami perombakan sangat lanjut dan bersifat matang. Kematangan gambut memiliki tingkat kematangan bervariasi karena dibentuk dari bahan, kondisi lingkungan dan waktu yang berbeda. Gambut yang telah matang tipe saprik akan cenderung lebih halus dan lebih subur. Sebaliknya yang belum matang tipe fibrik banyak mengandung serat kasar dan kurang subur. Najiyati et al 2005. Hasil pengamatan tingkat dekomposisi dengan metode penetapan cepat di lapangan menunjukkan adanya perbedaan pada setiap kedalaman gambut dan umur tanaman. Ringkasan kisaran terhadap analisis tingkat dekomposisi gambut disajikan pada Tabel 22. Tabel 22 Tingkat dekomposisi gambut pada masing-masing kelas umur tegakan Kelas umur tegakan thn Kisaran kedalaman gambut m Rata-rata kedalaman gambut m Tingkat dekomposisi Penggolongan kedalaman gambut 2 2,82-4,27 3,46 0,5-1 m = saprik 1,5-2,5m= hemik 2,5 m = fibrik sedang sd sangat dalam 3 2,18-4,28 3,68 0,5-1 m = saprik 1,5-3 m = hemik 3 m = fibrik sedang sd sangat dalam 4 2,48-3,19 2,76 0,5-1 m = saprik 1,5-2 m = hemik 2 m = fibrik Sedang sd sangat dalam 5 2,19-3,46 2,69 0,5-1 m = saprik 1,5-2 m = hemik 2 m = fibrik Sedang sd sangat dalam 2,22-3,40 2,60 0,5-1,5m =saprik 2 m = hemik 2 m = fibrik Sedang sd sangat dalam Dari Tabel 22 menunjukkan bahwa kedalaman gambut antara 0,5-1,5 m pada kelas umur 2,3,4,5,0 tahun memiliki tingkat kematangan saprik. Hal ini disebabkan karena pada lapisan tersebut sudah mengalami tingkat perombakan lebih lanjut akibat dari kondisi lebih oksidatif aerob ketersediaan O 2 tinggi sehingga dekomposisi yang terjadi berjalan cepat akibatnya aktivitas mikroorganisme pendekomposisi lebih besar daripada lapisan gambut di bawahnya. Sedangkan kondisi yang lebih reduktif anaerob terjadi pada lapisan gambut di atas lebih 1,5 m kematangan hemik dan fibrik dimana dekomposisi berlangsung lambat terutama pada kematangan fibrik. Proses penghancuran bahan tanaman atau dekomposisi hanya dapat berlangsung jika tersedia cukup oksigen, air serta bakteri dan jasad rendah. Dekomposisi dilakukan oleh jenis bakteri aerob, yang untuk hidupnya membutuhkan oksigen. Jika oksigen tidak tersedia maka dekomposisi bahan tanaman tidak dapat berlangsung. Air yang menutupi masuknya udara ke tubuh tanah akan menghalangi atau menghambat hidupnya bakteri-bakteri aerob Wirjodihardjo 1962.

5.14 Kadar Air Gambut