Analisis Data .1 Uji Persamaan Alometrik
A = Luas areal penelitian 1 ha
4.7 Analisis Data 4.7.1 Uji Persamaan Alometrik
Persamaan alometrik yang dihasilkan merupakan persamaan yang menggambarkan hubungan antara dua variabel, yaitu variabel bebas independent
variable dan variabel terikat dependent variable. Pada penelitian ini persamaan
alometrik menggambarkan hubungan antara diameter setinggi dada 1,3 m dengan massa karbon seluruh bagian pohon, dan hubungan diameter setinggi dada dan tinggi
pohon sampai cabang utama dan total dengan massa karbon seluruh bagian pohon. Model yang digunakan untuk menyusun sebuah model penduga karbon menurut
Brown, et al 1989 adalah : Model dengan satu peubah bebas
W = aD C = aD
b
Model dengan dua peubah bebas
b
a. W = aD
b
Hbc b. W = aD
c b
Htot c. C = aD
c b
Hbc d. C = aD
c b
Htot Keterangan :
c
W = biomassa kg C = karbon kg
D = diameter setinggi dada cm Hbc = tinggi pohon bebas cabang m
Htot = tinggi pohon total m a,b,c = konstanta
Pengujian kecermatan hasil perhitungan terhadap persamaan alometrik digunakan pedoman berupa nilai simpangan baku s, koefisien determinasi R
2
, dan koefisien determinasi yang disesuaikan R
2
adjusted dan PRESS Predicted
residual sum of square . Kriteria model yang baik adalah model yang memiliki nilai
s terkecil, nilai R
2
dan R
2
a. Perhitungan simpangan baku s adjusted yang terbesar dan PRESS yang paling kecil.
Simpangan baku merupakan ukuran besarnya penyimpangan nilai dugaan terhadap nilai sebenarnya. Nilai s terkecil menunjukkan bahwa nilai dugaan
berdasarkan model yang disusun mendekati nilai actual. Semakin kecil nilai s maka semakin tepat nilai dugaan yang diperoleh. Nilai s ditentukan dengan rumus :
S = ΣYa – Yi
n – p ……………………………Draper dan Smith 1992
2
Keterangan : s = simpangan baku Ya = nilai biomassa sesungguhnya
Yi = nilai biomassa dugaan n-p = derajat bebas sisa
b. Perhitungan koefisien determinasi R
2
Koefisien determinasi adalah nilai yang mencerminkan seberapa besar keragaman peubah tak bebas Y dapat dijelaskan oleh suatu peubah bebas X. Nilai R
2
dinyatakan dalam persen yang berkisar antara 0 sampai 100. Semakin tinggi nilai R
2
, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi keragaman peubah tak bebas Y dapat dijelaskan oleh peubah bebas X. Nilai R
2
JK karena regresi ditentukan dengan
rumus : R
2
JK total terkoreksi untuk rataan Y =
………Draper dan Smith 1992 Keterangan : R
2
JK = Jumlah Kuadrat = koefisien determinasi
c. Perhitungan koefisien determinasi yang disesuaikan R
2
Koefisien determinasi yang disesuaikan adalah nilai koefisien determinasi yang disesuaikan terhadap derajat bebas bebas JKS dan JKTT. Kriteria statistik pada R
adjusted
2
adjusted sama dengan R
2
, dimana semakin tinggi R
2
adjusted maka semakin tinggi pula keeratan hubungan antara peubah tak bebas Y dan peubah bebas X. Nilai R
2
JKS n-p adjusted
ditentukan dengan rumus : Ra
2
JKTTn-1 = 1 -
……………………………Draper dan Smith 1992 Keterangan : Ra
2
= R
2
JKS = Jumlah Kuadrat Sisa adjusted
JKTT = Jumlah Kuadrat Total Terkoreksi n-p = derajat bebas sisa
n-s = derajat bebas total d. PRESS Predicted Residual Sum of Square
Setelah beberapa persamaan yang memenuhi syarat ditetapkan, maka akan sangat baik kalau dilakukan uji validasi. Uji validasi tersebut untuk memilih
persamaan terbaik pada setiap keadaan. Dan uji tersebut menggunakan nilai PRESS dari masing-masing persamaan yang dibuat.
n PRESS =
Σ Yi – Yip
2
i = 1 ……………………Draper dan Smith 1992
Keterangan : Yi = nilai Y pada pengamatan ke-1 Yip = nilai Yi dugaan persamaan regresi tanpa mengikut
sertakan pengamatan ke-i Persamaan terbaik adalah persamaan yang memiliki nilai PRESS paling kecil.
Untuk mengetahui perbedaan potensi karbon pada setiap kelas umur tegakan A. Crassicarpa
dan potensi karbon bawah lahan gambut di analisis menggunakan uji beda nilai tengah uji t menggunakan software SPSS 15. Parameter yang diuji adalah
perbedaan massa karbon pada umur tegakan 2 tahun, 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun dan 0 tahun di atas dan di bawah tanah gambut.