4. Gambut sangat dalam adalah lahan gambut yang mempunyai ketebalan lapisan bahan organik 300 cm.
2.2 Sifat dan Karakteristik Gambut
Bulk Density BD tanah gambut sangat rendah jika dibandingkan dengan tanah
mineral. BD tanah gambut beragam antara 0,01 grcm
3
-0,20 grcm
3
, tergantung pada kematangan bahan gambut penyusunnya Noor 2001. BD yang rendah pada tanah
gambut menyebabkan rendahnya daya tumpu tanah gambut. Umumnya BD tanah gambut semakin dalam akan semakin kecil. BD dari hutan rawa campuran di lapisan
atas berkisar antara 0,10 grcm
3
-0,15 grcm
3
, sedangkan lapisan bawah berkisar 0,05 grcm
3
-0,10 grcm
3
Tingkat dekomposisi menjadi acuan dalam klasifikasi tanah. Soil Survey Staff 1998 tanah gambut atau histosol mengklasifikasikan kedalam empat sub ordo
berdasarkan tingkatan dekomposisinya yaitu : Driessen dan Sudjadi 1984. Makin rendah kematangan gambut,
maka nilai BD semakin rendah.
1. Folist : bahan organik belum terdekomposisi di atas batu-batuan. 2. Fibrist : bahan organik fibrik dengan BD 0,1 grcm
3
3. Hemists : bahan organik hemik dengan BD 0,1-0,2 grcm .
3
4. Saprists : bahan organik saprik dengan BD 0,2 grcm .
3
Tingkat kematangan gambut dapat mempengaruhi beberapa sifat fisik gambut. Semakin matang gambut, semakin meningkat kerapatan bongkahnya berarti semakin
tinggi bulkdensity. Semakin matang gambut maka kandungan bahan mineral tanah organik semakin meningkat Pohan et al. 1991.
.
Gambut memiliki porositas yang tingi sehingga memiliki daya menyerap air yang sangat besar. Apabila jenuh, gambut saprik, hemik dan fibrik dapat menampung
air berturut-turut sebesar 450, 450-850 dan lebih dari 850 dari bobot keringnya atau hingga 90 dari volumenya Najiyati et al. 2005.
Sedangkan menurut Andriesse 1988 diacu dalam Barchia 2006 Kapasitas mengikat air maksimum untuk gambut
fibrik 850-3000, gambut hemik 450-850 dan gambut saprik 450. Sama seperti yang ditulis oleh Andriesse et al. 2007 bahwa kandungan air dalam bahan fibrik
selalu nampak lebih tinggi dari bahan saprik. Kadar abu pada tanah gambut dapat dijadikan gambaran kesuburan tanah
gambut. Kadar abu dan kadar bahan organik memiliki hubungan dengan tingkat
kematangan gambut. Makin tinggi kadar abu, menunjukkan makin tingginya bahan mineral yang terkandung pada gambut. Semakin dalam ketebalan gambut, maka kadar
abu akan semakin rendah Noor 2001. Andriesse 2007 menyebutkan bahwa kandungan karbon organik gambut dapat
bervariasi dari 12-60. Kisaran yang besar tersebut menunjukkan jenis bahan organik, tahap dekomposisi. Sedangkan untuk kadar abu pada gambut yang berkualitas baik
adalah 1-7. Hasil penelitian Kanapathy 1976, diacu dalam Andriesse 2007 menunjukkan bahwa tanah-tanah gambut di Malaysia memiliki nilai berkisar 58 di
tanah permukaan sampai 25 di tanah lapisan bawah, kandungan karbon yang lebih tinggi di sampel permukaan juga menunjukkan dekomposisi, sedangkan hasil penelitian
Lim et al. 1991 di Serawak menunjukkan suatu kisaran sebesar 20-38 sedangkan nilai 50 diberikan untuk Indonesia. Dari kedua penelitian tersebut menunjukkan
kandungan karbon organik yang lebih tinggi di horizon permukaan tanah gambut dalam dibandingkan yang di tanah gambut dangkal.
2.3 Pengertian Biomassa dan Karbon Dalam Hutan