BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Penilaian Umum Responden Terhadap Endorser Iklan Kuku Bima
Ener-G
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, Mbah Marijan memperoleh nilai yang paling tinggi dikenal oleh 59 respoden. Hampir semua responden mengenal
Mbah Marijan pada saat Gunung Merapi akan meletus, dan hampir semua atribut memperoleh nilai yang tinggi. Vega Darwanti, dan Rieke Dyah Pitaloka memperoleh
nilai yang paling rendah karena banyak responden yang tidak mengenal kedua
endorser
tersebut, hal tersebut terjadi karena sebagian besar responden adalah pria dan jarang melihat acara televisi yang menayangkan kedua
endorser
iklan tersebut. Responden menilai penampilan tokoh wanita dengan peran yang tidak terlalu
menarik, tidak sesuai untuk mengkampanyekan pesan dari Kuku Bima Ener-G. Pengetahuan responden terhadap
endorser
iklan Kuku Bima Ener-G di pengaruhi umur responden, bagi responden dengan umur relatif muda 16-33 tahun
lebih banyak mengenal Chris John. Responden dengan kisaran umur 34-50 lebih banyak mengenal sosok Mbah Marijan terutama responden berasal dari suku jawa,
hamper semua responden mengenal Mbah Marijan karena sering tampil di televise pada saat gunung Merapi akan meletus.
Tabel 25. Penilaian Umum Responden Terhadap
Endorser
Iklan Kuku Bima Ener-G Atribut
Mbah Marijan
Doni Kesuma
Chris John
Ade Ray
Vega Darwanti
Rieke Diyah P
Familier
429 145
132 134
86 89
Relevance
147 125
138 132
93 87
Esteem
148 124
131 137
87 93
Differentiation
167 123
116 124
91 93
Responce
125 106
112 119
83
Persuasi
132 116
114 124
89 88
Involvment dan saliance
123 108
122 124
81 84
Total 1271
847 865
894 610
619 Sumber : Data Atribut Diolah, 2009
6.2 Uji Persepsi Konsumen Terhadap Endorser Iklan Kuku Bima Ener-G
Persepsi adalah suatu proses, dimana seseorang menerima, menyeleksi, dan menginterprestasi stimuli untuk membentuk gambaran yang menyeluruh dan berarti
tentang suatu hal. Proses persepsi berlangsung dalam benak konsumen. Jadi sifatnya abstrak. Sekalipun individu memberikan deskripsi, tetapi persepsi yang kita tangkap
tidaklah objektif, melainkan subjektif. Walaupun persepsi sulit diukur secara pasti karena sifatnya yang abstrak, namum saat ini para pakar telah menemukan metode
untuk memperoleh gambaran persepsi seseorang terhadap suatu objek. Objek tersebut bisa berupa produk, merek, toko, orang, partai politik, dan lain-lain. Teknik yang
digunakan adalah
Multi Dimension Scaling
MDS. Sebagai teknik
multivariate
dalam golongan
interdependence technique,
MDS adalah satu prosedur yang digunakan untuk memetakan persepsi dan preferensi para responden secara visual
dalam peta geometri. Peta geometri tersebut, dinamakan spatial map atau
perceptual map
, merupakan penjabaran berbagai dimensi yang berhubungan. Peta ini dibentuk dengan dua dimensi, satu pada sumbu horisontal sumbu X, satunya lagi pada sumbu
vertikal sumbu Y. Setiap dimensi, yaitu X dan Y, sebetulnya mewakili atribut yang terlibat dalam pembentukan persepsi.
Pemetaan atribut terhadap
endorser
iklan dengan
multidimensional scalling
mengindikasikan terdapat dua informasi yaitu posisi setiap setiap
endorser
objek penelitian dengan atribut. Keberadaan atribut tersebut memudahkan dalam
menerjemahkan dimensi-dimensi yang membentuk peta persepsi. Berdasarkan
perceptual map
menggambarkan dua dimensi yang saling bertolak belakang atribut 1
row
1 memiliki arah yang berbeda sendiri, oleh karena itu
familler
dinamakan dimensi sendiri yaitu dimensi
famillier
. Keenam atribut lainnya
row
2-7 cenderung berada pada wilayah yang sama, dan diberi nama dimensi persepsi.
Gambar 5. Pers
Keterangan :
Row
1 :
Fami Row
2 :
Relev Row
3 :
Estee Row
4 :
Differ Row
5 :
Respo Row
6 :
Persu Row
7 :
Involv Output
MDS menempati posisi dim
Pitaloka menjauh da penggunaan artis p
disampaikan oleh Ku sosok yang sesuai de
yang unik dan berh letusan gunung mera
Ener-G. Pemilihan M rseosi responden terhadap
endorser
iklan Kuku
millier levance
eem ferentiation
sponse rsuation
olvment dan Saliance
S menggambarkan bahwa Mbah Maridjan seb dimensi 1 persepsi sedangkan Vega Darwan
dari dimensi 1 bahkan pada posisi negatif, perempuan tidak dapat menyampaikan
Kuku Bima Ener-G. Responden menilai bah dengan
brand image
Kuku Bima Ener-G. Pri rhasil mengundang perhatian masyarakat pa
erapi, adalah pribadi cocok menjadi bintang Mbah Marijan sebagai
endorser
iklan K
Dimensi 1: Persepsi 62
ku Bima Ener-G
ebagai
endorser
yang anti dan Rieke Dyah
, responden menilai pesan yang akan
ahwa Mbah Marijan ribadi Mbah Marijan
pada saat terjadinya ng iklan Kuku Bima
Kuku Bima Ener-G
produsen berharap setiap
endorser
mewakili konsumen yang berbeda dari kelompok masyarakat tertentu yang tengah tumbuh di masayarakat. Mbah Marijan dianggap
sosok yang kuat, sederhana, dan menyejukkan ditengah situasi yang serba sulit akibat berbagai himpitan masalah, produsen memilih Mbah Marijan karena kesantunan dan
kesederhanaanya. Ade Ray, Chris John dan Doni Kesuma berada pada dimensi yang sama yaitu
dimensi
famillier
. Semua responden mengenal ketiga sosok
endorser
iklan tersebut, keberadaan mereka yang sering tampil di televisi menjadikan ketiga sosok tersebut
lebih dikenal oleh responden. Chris John sebagai petinju yang mempunyai prestasi bagus menarik perhatian responden untuk melihat setiap pertandingan yang
ditayangkan di televisi. Ade Ray atlet binaragawan adalah sosok yang selalu diingat oleh responden karena fostur tubuhnya yang menarik khususnya bagi responden yang
menginginkan tubuh kuat dan berotot. Doni Kesuma yang awalnya seorang atlet yang sekarang lebih banyak berperan sebagai seorang artis sering tampil pada acara
komedian, menjadi MC atau sinetron.
6.2. Analisis`Perbandingan Kinerja Endorser Iklan Kuku Bima Ener-G