Efek Periklanan Teknik Kreativitas Iklan Multi Demension Scale Kruskal Wallis

berbeda, tergantung kerangka acuan mereka. Tantangan bagi biro iklan adalah membuat posisi produk atau iklan sedemikian rupa sehingga terlihat konsisten. 10. Bila semuanya berbeda. Para pengiklan mulai menyadari bahwa iklan tampaknya bisa berfungsi baik kalau mengkomunkasikan manfaat positif atau kalau sebuah merek setidaknya setara dengan merek lain yang ada di pasar. Iklan jarang sekali berhasil kalau merek bersangkutan lebih rendah dibandingkan pesaingnya. 11. Pembalikanbujukan vs penguatan. Efek utama sebuah iklan adalah menguatkan, bukan membujuk. Iklan menguatkan keputusan kita untuk membeli sebuah merek dan meningkatkan kemungkinan kita membelinya lagi. Penguatan merupakan alasan yang membuat beberapa kampanye dari para pengiklan cerdik berbicara kepada konsumen mereka sendiri. 12. Iklan yang berhasil atau iklan yang menyenangkan penghargaan. Perusahaan sering frustasi dengan dengan ketidak mampuannya merancang kampanye yang memiliki dampak terukur pada penjualan dan pangsa pasar. Banyak negara barat yang sekarang memberlakukan penghargaan seperti Effies yang berdasarkan bukti efektifitas iklan melalui pengukuran objektif alih-alih keberhasilan artistik yang berujung memperlakukan mekanisme kajian pasar yang akan membantu mereka menilai berhasil tidaknya iklan. Penayangan iklan yang baik adalah penayangan yang terikat secara unik terhadap merek dengan memaksimalkan efektifitas iklan mengembangkan gaya yang konsisten dan unik.

3.1.11 Efek Periklanan

Periklanan dapat memberikan efek kepada khalayaknya. Konsumen akan melewati tiga tahapan di dalam menanggapi periklanan yaitu : Coginitive Stage Tahap kognitif, pada tahap ini, konsumen melakukan proses berpikir yang dapat menimbulkan kesadaran dan dan pengetahuan atas merek yang diiklankan. Affective Stage Tahap Afektif pada tahap ini, terjadi respon perasaan dan emosional atas merek yang diiklankan dan juga terjadi sikap konsumen atas merek. Conative Stage Tahap Konatif Prilaku pada tahap ini, konsumen mengambil tindakan atas suatu merek yang diiklankan seperti melakukan pembelian Pelsmacker, Geuns., Berg. 2004

3.1.12 Teknik Kreativitas Iklan

Dyer 1996, mengemukakan agar iklan yang dibuat sukses. Perusahaan menggunakan lima cara yaitu: 1. Menampilkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dan rekomendasinya. 2. Menggunakan tampilan hiburan yang dikemas dalam bentuk komedi, tarian, dan musik. 3. Menggunakan artis sebagai endorser untuk produk yang diklankan. Biasanya artis yang digunakan merupakan orang yang dianggap sesuai atau mewakili produk yang diiklankan. 4. Menggunakan karakter kartun yang sedang digemari atau yang populer. Misalnya: menggunakan karakter kartun dari film Walt Disney. 5. Gambaran kehidupan sosial masyarakat sehari-hari.

3.1.13 Endorser Iklan

Menurut Belch dan Belch 2004 mendefinisikan endorser sebagai berikut adalah seorang pendukung yang mengantarkan sebuah pesan dan atau memperagakan sebuah produk atau jasa. Menurut Kertajaya 1997, salah satu cara untuk memaksimalkan suatu iklan dapat ditempuh dengan menggunakan model iklan yang tepat. Hal ini dikarenakan kepribadian model iklan yang dipakai dapat mendukung kepribadian produk yang akan diiklankan. Terdapat sebuah hubungan demografis antara sang bintang dan khalayak sasaran. Hubungan demografis membuktikan bahwa bintang yang berbeda menarik segmen dengan demografis yang beraneka ragam meliputi usia, jenis pekerjaan dan lain-lain. Kulkarni., Gaulkar. 2005

3.1.13.1 Celebrity Endorser

Friedman Friedman dalam Kurniawati 2007 Mendefinisikan selebritis yaitu ” A celebrity is a personality actor, entertainer, or athlete who is know to the public for his or her accomplisments in areas other than the product class endorsed” . Shimp 1997 mendefinisikan selebritis adalah seorang pribadi aktor, penghibur atau atlet yang di kenal di masyarakat. Selebritis adalah: Orang-orang yang terkenal oleh masyarakat secara luas baik itu bintang film, penyanyi, pelawak, atlit, model. Selebritis bukan satu-satunya endorser untuk iklan suatu produk, tiga kategori endorser lainnya adalah: Expert endorse r adalah bintang iklan yang memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam bidang tertentu. Lay endorser adalah bintang iklan non selebritis Dead endorser adalah bintang iklan orangtokoh yang telah meninggal dunia 26 3.1.13.2Kriteria Celebrity Endorser Menjadi endorser tidaklah mudah sebab diperlukan karakter khusus yang nantinya dicoba untuk menaikan gengsi produk pada iklannya. Royan, 2005. Arker dalam” Building Strong Brand” membenarkan mudahnya produk yang diterima oleh konsumen jika iklan yang ditayangkan melakukan personifikasi dengan tokoh selebritis. Pasalnya, tokoh atau selebritis ini ditunjuk budaya yang paling diharapkan bisa mendekati target konsumen dengan baik. Sementara Ohainan dalam Royan, 2005 menulis dalam journal of advertising research yang bertajuk” The impact of Celebrity Spokes person pereceive image on intention to purchase” dalam penelitiannya menyatakan bahwa “ hanya selebritis yang dipersepsikan dengan keahlian dibidangnya yang secara signifikan mempengaruhi responden untuk 26 wwwhttp. Amalia.com.definisi.endorser membeli suatu produk atau jasa” dalam penelitian itu, Ohainan membagi tiga faktor penyebab mengapa responden tertarik membeli, antara lain: adanya daya tarik fisik kecantikan, ganteng dan lain sebagainya, dan dapat dipercaya dan adanya expertise. keahlian endorser. Pemilihan bintang iklan termasuk selebritis pun harus disesuaikan dengan karakter yang ingin dibangun. Susanto 2004 Oleh karena itu untuk mengevaluasi penggunaan selebritis sebagai endorser pendukung dapat dilakukan dengan berbagai alternatif salah satunya adalah konsep FRED yaitu : Familiarity, Relevance, Esteem dan Differentiation dengan penjelasan sebagai berikut : 1. Familiarity Familiarity merupakan komponen pertama yang penting dalam celebrity edorsment, berarti khalayak sasaran harus mengenal aware pada sosok yang selebritis dan melihatnya sebagai pribadi yang tulus, menyenangkan Likeable dan bisa dipercaya trustworthy kepopuleran dari selebritis tersebut. Simatupang 2004. Efektifitas sebuah pesan pesan bergantung pada familiarity sumber di mata responden. Semakin familiar seorang endorser, semakin suka khalayak untuk membeli produk yang diiklankan. McGuire,1985. Ohanian, 1990. 2. Relevance Dalam relevance harus ada hubungan yang berarti kecocokan antara selebritis dan image produk yang diiklankan, serta antara selebritis dan target pasar. Dengan demikian, kemilau selebritis tersebut dapat ditrasferkan dengan mudah pada produk yang bersangkutan. Simatupang ,2004 Sebuah teori menyatakan bahwa selebritis adalah wujud nyata dari berbagai image atau asosiasi yang dipikirkan oleh khalayak pada suatu merek. Selain itu, selebritis dapat digunakan sebagai alat yang cepat untuk mewakili segmen pasar yang dibidik Royan, 2005. 3. Esteem Dalam esteem mensyaratkan adanya respek dan kepercayaan yang tinggi dari masyarakat terhadap selebritis kredibel. Khalayak sasaran menghormati selebritis karena memiliki karir yang unggul serta jiwa salesmanship yang tidak dapat dibantah. Kredibilitas ini ditentukan pada dua hal, yaitu keahlian atau pengetahuan selebritis terhadap produk dan kemampuan menarik rasa percaya diri khalayak sasaran. Simatupang, 2004. 4. Differentiation Khalayak yang menjadi target harus melihat endorser sebagai pribadi yang berbeda, unik dan eksklusif atas produk. Hal ini merupakan kontribusi besar bagi efektifitas seorang endorser. Jika tidak punya differensiasi diantara para selebritis, maka strategi tidak akan efektif Simatupang, 2004. Khalayak harus melihat endorser tersebut adalah berbeda dari yang lainya. Apabila tidak ada perbedaan yang dirasakan diantara selebritis-selebritis maka strategi tersebut adalah tidak berguna Miciak Shanklin, 1994 Model mana yang harus diikuti tergantung dari tujuan iklan advertising objective . Menurut Mehta 1994 dalam Astosubroto yang mengembangkan model untuk mengukur efektivitas iklan, yakni dengan Advertising Responce Model ARM yang menghubungkan secara langsung antara iklan dengan minat beli. Salah satunya adalah bahwa iklan dapat dievaluasi dampaknya ke konsumen tidak hanya secara keseluruhan iklan, tetapi termasuk elemen-elemennya seperti pesaan yang berhubungan dengan produkmerek, dan hal-hal yang berhubungan dengan eksekusi iklan dan figur yang digunakan saebagai penyampai pesan. Beberapa variabel yang menjadi kerangka berpikir dalam model ARM tentang pengaruh iklan terhadap minat beli yaitu : 1. Model berdasar pengaruhnya terhadap pembelian responce 2. Model yang memunculkan persuasi iklan pada audiensnya 3. Model yang mendorong keterlibatan involvment audiensnya, dan model yang mendasar kepada salience kepopulerannya.

3.1.13.3 Keuntungan Penggunaan Celebrity Endorser

Terdapat beberapa keuntungan dalam menggunakan selebritis sebagai endorser yaitu : 1. Mempunyai kekuatan” menghentikan.” Selebritis sebagai endorser dapat digunakan untuk menarik perhatian dan membantu menyelesaikanmemecahkan yang dibuat oleh iklan-iklan lainnya. 2. Merupakan figur yang disukai dan dipuja. Perusahaan-perusahaan mengharapkan kebanggaankekaguman audiens terhadap selebritis sebagai endorser akan berpengaruh pula pada produk atau perusahaan mereka sendiri. Sebelum memutuskan memilih seorang selebritis sebagai endorser, perusahaan diharuskan memeriksa dan mengukur popularitas dan daya tarik selebritis tersebut sebagai orang terkenal 3. Mempunyai keunikan karakteristik yang dapat membantu mengkomunikasikan pesan-pesan yang ingin disampaikan 4. Membantu mengkomunikasikan pesan-pesan yang ingin disampaikan kepada audiens. Selebritis sebagai endorser .yang mempunyai kesesuaian karakteristik dengan produk yang diiklankan akan lebih membantu dalam menyampaikan pesan berupa ide, ukuran dan lain-lain dalam sebuah cara yang dramatis. 5. Celebrity endorser dianggap sebagi ahli yang berpengalaman dibidangnya. Maksudnya adalah untuk mengadakan sebuah hubungan yang bersifat relevan antara keahlian yang dimiliki selebritis dengan merek produk yang diiklankan Jewler., Drewniany, 2005.

3.1.14 Multi Demension Scale

Menurut Simamora 2005 Persepsi adalah suatu proses, dimana seseorang menerima, menyeleksi, dan menginterprestasi stimulus untuk membentuk gambaran menyeluruh dan berarti tentang dunia. Proses persepsi berlangsung dalam benak konsumen dan bersifat abstrak. Sekalipun individu persepsi dapat memberikan deskripsi, tetapi persepsi yang ada tidak objektif, melainkan subjektif.

3.1.15 Kruskal Wallis

Uji Kruskal-Wallis, disebut juga uji H Kruskal-Wallis, merupakan generalisasi uji dua contoh Wilcoxon untuk k 2. Uji ini untuk menguji hipotesis nol Ho bahwa k contoh bebas itu berasal dari populasi yang identik. Uji nonparametrik ini merupakan alternatif bagi uji F untuk pengujian kesamaan beberapa nilai tengah dalam analisis ragam bila kita ingin menghindar dari asumsi bahwa contoh diambil dari populasi yang sama Walpole, 1995 . Uji Kruskal-Wallis juga sama dengan ANOVA namun hanya memerlukan skala ordinal atau peringkat, dan data berperingkat inilah yang digunakan untuk uji varian. Uji Kruskal- Wallis tidak memerlukan asumsi atau syarat sebagaimana analisis varians. 1 3 1 12 2 2 2 2 1 2 1 + − + + + = N n R n R n R N N H k k Dimana : H = Nilai statistik Kruskal-Wallis N = Jumlah total sampel R 1 = Jumlah peringkat sampel 1 R k = Jumlah peringkat sampai ke-k n 1 = Jumlah sampel 1 n k = Jumlah sampel ke-k Suharyadi dan S.K Purwanto, 20004

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Persaingan pada industri minuman energi semakin ketat, kondisi tersebut diperkuat dengan banyaknya merek minuman energi baik yang lama maupun yang baru seperti : Ektra Joss, Hemaviton, Kuku Bima Ener-G, Krating Daeng, M-150, Nature Gold dan Ena’O. Extra Joss sebagai merupakan market leader dalam pasar minuman energi namun dalam beberapa tahun ini mengalami penurunan penjualan, bahkan dibeberapa daerah Kuku Bima Ener-G berhasil menggeser posisi Extra Joss. Kuku Bima Ener-G selaku pemain baru dalam bisnis minuman energi telah berhasil

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Harga, Rasa Dan Kemasan Terhadap Keputusan Pembelian Minuman Kuku Bima Ener-G Pada Masyarakat Di Kelurahan Bagan Nibung Kec.Simpang Kanan Kab.Rokan Hilir Riau

7 123 111

Iklan Pond’s White Beauty Dan Keputusan Membeli (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Iklan Pond’s White Beauty di Televisi Terhadap Keputusan Membeli pada Mahasiswi FISIP USU)

0 65 131

Analisis Pengaruh Iklan Televisi, Celebrity Endorser, Kualitas Produk dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian pada Produk Kosmetik Berlabel "Wardah" (Studi Kasus pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

1 19 179

Analisi pengaruh celebrity endorser, brand image,dan persepsi konsumen terhadap keputusan produk sabun lux :studi kasus mahasiswa uin syarif hidayatullah

1 11 122

(Studi Deskriptif Kuantitatif Persepsi Konsumen Terhadap Celebrity Endorsement Kuku Bima Ener-G Pada Karyawan Pabrik Ambassador Garmindo) Celebrity Endorsement Kuku Bima Ener-G (Studi Deskriptif Kuantitatif Persepsi Konsumen Terhadap Celebrity Endorsemen

0 1 10

PENDAHULUAN Celebrity Endorsement Kuku Bima Ener-G (Studi Deskriptif Kuantitatif Persepsi Konsumen Terhadap Celebrity Endorsement Kuku Bima Ener-G Pada Karyawan Pabrik Ambassador Garmindo).

0 5 49

Pengaruh Celebrity Endorser (Mbah Maridjan) terhadap Minat Beli Konsumen pada Produk Kuku Bima Ener-G.

0 0 23

PENGARUH CELEBRITY ENDORSER DALAM IKLAN TELEVISI DENGAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN.

0 1 2

PEMBAHASAN IKLAN CETAK KUKU BIMA ENER G

0 2 5

HEGEMONI MASKULINITAS DALAM IKLAN MINUMAN BERENERGI (ANALISIS SEMIOTIKA TVC EXTRA JOSS DAN KUKU BIMA ENER-G)

0 0 8