67 dalam kegiatan produksi ini dapat menunjang kegiatan produksi sehingga mampu
menghasilkan produk yang berkualitas.
6.4.3 Sumberdaya Manusia
Sumberdaya manusia yang dilibatkan dalam kegiatan produksi pada PT Agro Lestari berjumlah 17 orang, yang terdiri atas 1 orang pemilik perusahaan, 1
orang manajer keuangan, 1 orang penangung jawab kebun, 10 pekerja di lahan budidaya dan 4 orang bekerja divisi pemasaran.
Semua pegawai yang dipekerjakan oleh PT Agro Lestari maupun para petani mitranya berasal dari daerah sekitar. Dengan demikian, keberadaan PT
Agro Lestari beserta petani mitranya secara tidak langsung ikut membantu perekonomian warga sekitar dengan menyerap tenaga kerja dari petani sekitar.
6.4.4 Sumberdaya Modal
Aspek permodalan dalam rantai pasokan brokoli organik pada PT Agro Lestari ini dapat dikatankan cukup, meskipun masih sering terjadi keterlambatan
dalam hal pembayaran. Hasil dari pembayaran tersebut biasanya digunakan oleh para petani untuk membiayai budidaya brokoli organik sesuai dengan pesanan.
Selain itu, masih terdapat beberapa petani mitra yang meminjam dana usaha pada koperasi tani. Namun untuk PT Agro Lestari sendiri, menggunakan modal pribadi
dan pinjaman dari keluarga untuk menjalankan usaha ini.
6.5 Proses Bisnis Rantai 6.5.1 Hubungan Proses Bisnis Rantai
Hubungan bisnis antara anggota rantai pasok menjelaskan hubungan keterkaitan yang terjadi di antar pelaku dalam rantai pasokan, serta pengaruhnya
terhadap proses bisnis. Penjelasan meliputi bagaimana pelaku rantai pasokan merespon permintaan dari konsumen atau pasar sasaran. Pembahasan mengenai
hubungan bisnis yang terjadi didalam rantai pasokan brokoli organik ditinjau dari siklus rantai pasok, proses pullpush, dan kekuatan tawar dari masing-masing
anggota rantai.
68 Menurut Chopra dan Meindl 2004 menyatakan bahwa hubungan proses
dalam rantai dapat ditinjau dari sudut pandang siklus serta tinjauan pullpush. Tinjauan siklus membagi proses dalam rantai ke dalam beberapa rangkaian antara
lain customer order, procurement, manufacturing, serta replenishment. Sedangkan pada tinjauan pullpush, proses di dalam rantai pasok dilihat apakah
sebagai upaya untuk merespon permintaan konsumen atau untuk mengantisipasi permintaan konsumen. Pada proses tarik pull, proses dilakukan untuk merespon
permintaan konsumen, sedangkan pada proses dorong push, proses dilakukan untuk mengantisipasi pesanan konsumen yang akan datang.
Siklus procurement merupakan siklus pemesanan bahan baku atau produk dari anggota yang berada pada posisi sebelumnya dalam rantai pasok. Umumnya
di setiap anggota rantai pasok, menjabarkan siklus ini ke dalam tahapan siklus lainnya sesuai dengan kebutuhan. Intinya, terdapat input kebutuhan barang yang
harus dibeli, kemudian terdapat output berupa pesanan pembelian disertai penerimaan barangnya. Siklus replenishment merupakan siklus penambahan
barang dari penjualpemasok ke pembeli. Siklus ini terjadi akibat pembeli menginginkan tambahan suplai barang dari penjual atau pemasok karena barang
yang dikirimkan oleh penjual penjual atau pemasok ada yang rusak atau jumlahnya di bawah pesanan pengirim. Siklus manufacturing atau siklus produksi
hanya terdapat pada petani. Sedangkan siklus customer order pada perusahaan tentu dilakukan dengan baik disertai dengan penataan administrasi yang lebih
rapih, berbeda dengan petani yang melakukan administrasi pesanan dari pembeli yang tidak tertata rapih. Siklus proses rantai pasokan dalam rantai pasokan brokoli
organik dapat dilihat pada Gambar 6.
69
Gambar. 6 Siklus-siklus Proses dalam Rantai Pasokan Brokoli Organik pada PT Agro
Lestari
Petani dalam rantai pasokan ini adalah satu-satunya pelaku yang melakukan siklus manufacturing, yakni melakukan kegiatan produksi atau
menghasilkan brokoli organik. Siklus produksi yang dilakukan oleh petani dilakukan berdasarkan jumlah atau ukuran pesanan brokoli organik yang datang
dari PT Agro Lestari, karena rata-rata pesanan yang datang dari PT Agro Lestari mengikuti pesanan yang datang dari PT X dan PT X menerima pesanan
berdasarkan pesanan yang datang dari supermarket. Brokoli organik yang akan dikirimkan oleh petani ke PT Agro Lestari, jumlah dan ukurannya sesuai dengan
pesanan yang diminta. Jadi hubungan proses antara petani dan PT Agro Lestari mengarah pada proses pull. Petani merespon pesanan brokoli baik dalam jumlah
dan ukuran brokoli organik berdasarkan yang dipesan oleh PT Agro Lestari. Begitupun hubungan proses antara PT Agro Lestari dan PT X yang mengarah
pada proses pull. PT Agro Lestari merespon pesanan brokoli organik baik dalam Petani
PT Agro Lestari
PT X
Supermarket
Konsumen Pull
Pull Pull
Push
Push
70 jumlah dan ukuran brokoli organik yang dipesan oleh PT X. PT Agro Lestari
dalam rantai pasokan ini melakukan proses pengadaan brokoli organik dari petani, jadi siklus procurement yang dilakukan PT Agro Lestari adalah dengan cara
memesan brokoli organik kepada petani-petani yang menjadi mitranya, pesanan ini meliputi jumlah brokoli organik dan ukuran brokoli yang dipesan. Proses
pengadaan brokoli organik yang dilakukan oleh PT Agro Lestari ini berdasarkan pesanan dari PT X, namun dalam setiap kali melakukan pemesanan kepada petani,
PT Agro Lestari selalu menambah 10 sampai 15 persen pesanannya dari pesanan yang sebenarnya, tujuannya adalah untuk mengantisipasi adanya pesanan brokoli
organik tambahan atau untuk mengganti brokoli organik yang rusak sewaktu dalam perjalanan, oleh karena itu siklus replenishment dilakukan PT Agro Lestari
saat melakukan pesanan awal kepada petani. Maka selain adanya hubungan pull, hubungan yang terdapat antara PT Agro Lestari dengan PT X yaitu push. Proses
push dilakukan untuk mengantisipasi jumlah pesanan tambahan yang akan datang. Hubungan proses antara PT X dan supermarket adalah pull. Proses pull
dilakukan oleh PT X adalah merespon pesanan yang datang dari supermarket, proses pull tidak hanya jumlah pesanan yang diterima, namun juga informasi
bagaimana brokoli organik yang digemari oleh konsumen akhir dan keluhan tentang brokoli organik yang telah dipasarkan. PT X dalam rantai pasokan ini
melakukan proses pengadaan brokoli organik dari PT Agro lestari untuk supermarket, jadi siklus procurement yang dilakukan PT Xadalah dengan cara
memesan brokoli organik kepada PT Agro Lestari. Proses pengadaan brokoli organik ini yang dilakukan oleh PT X berdasarkan pada pesanan dari
supermarket. Supermarket dalam rantai pasokan ini melakukan kegiatan pengadaan
brokoli organik atau siklus siklus procurement yang dilakukan supermarket adalah dengan cara memesan brokoli organik kepada PT X. Proses pengadaan
brokoli organik ini yang dilakukan oleh supermarket berdasarkan pada pesanan dari konsumen. Brokoli organik yang dipesan jumlah dan ukurannya disesuaikan
dengan kebutuhan dan permintaan dari konsumen. Brokoli organik yang dijual kepada konsumen disediakan dalam lemari pendingin khusus dan supermarket
menyediakan semua brokoli organik yang ada, sehingga konsumen bebas memilih
71 brokoli sesuai dengan kebutuhan mereka. Dalam proses bisnis supermarket
dengan konsumen ini mengarah pada proses push, dimana pihak supermarket menyediakan brokoli organik yang dimiliki untuk dijual kepada konsumen.
Aspek hubungan bisnis rantai juga dapat menjelaskan sistem penjajakan dalam rantai pasokan brokoli organik. Sistem brokoli organik dalam rantai pasok
memungkinkan anggota rantai untuk menelusuri penyebab terjadinya risiko kerugian pada rantai pasokan brokoli organik. Hal tersebut sangat terkait dengan
karakteristik sayuran yang mudah rusak, sehingga perlu perhatian khusus dalam hal penanganan pasca panen brokoli organik dalam kegiatan rantai pasok ini. Jika
terjadi salah penanganan yang berdampak penurunan kualitas, maka penelusuran penyebab penurunan kualitas brokoli organik tersebut dapat dilakukan melalui
sistem bersama, terkait hubungan proses bisnis rantai dengan memperhatikan aspek treceability atau penjejakan tersebut, dengan demikian hal tersebut dapat
meminimalisir risiko kerugian yang mungkin terjadi di dalam rantai. Dalam rantai pasokan ini, sistem penjejakan yang dilakukan dimulai dari supermarket hingga
petani. Brokoli organik yang kualitasnya tidak sesuai pesanan pada saat sampai ke tangan supermarket, akan ditelusuri penyebabnya oleh petani, PT Agro Lestari,
PT X dan supermarket. Penyebabnya cukup beragam, diantaranya kerusakan pada saat perjalanan, kesalahan penanganan pada saat pengemasan, atau kesalahan
petani pada saat produksi brokoli organik. Hubungan proses bisnis dalam rantai pasokan brokoli organik ditentukan
pula oleh kekuatan posisi tawar bargaining position antara pelaku rantai pasokan. Said et al 2006 menyatakan bahwa Supply Chain Management SCM
adalah permainan posisi daya tawar dan kekuatan. Perusahaan yang sukses adalah perusahaan yang dapat menjaga keseimbangan daya tawar dan kekuatan yang ada
dalam kemitraan seluruh rantai pasok. Posisi tawar sangat menentukan dalam hal mekanisme penentuan harga produk brokoli organik maupun harga input yang
digunakan dalam rantai pasokan. Posisi kekuatan tawar tersebut ditentukan dari pihak mana yang lebih kuat dan lebih mampu menetapkan harga jual produknya.
Hal penting terkait posisi tawar pada salah satu pihak dalam rantai pasokan brokoli organik adalah menyangkut perolehan keuntungan. Pihak dengan posisi
tawar yang lebih kuat memungkinkan mendapatkan keuntungan yang relatif lebih
72 tinggi. Kondisi tersebut menciptakan dominasi pihak dengan posisi tawar yang
lebih kuat sehingga pada akhirnya menimbulkan kecenderungan bahwa pihak tersebut dapat menciptakan role play dalam proses bisnis rantai pasokan brokoli
organik. Penentuan harga produk brokoli organik di tingkat petani dilakukan
berdasarkan kesepakatan antara petani dengan PT Agro Lestari. Kedua belah pihak telah terlibat kerjasama kemitraan untuk pemasaran brokoli organik. Harga
jual brokoli organik ditentukan oleh harga jual brokoli organik di pasaran. Pada dasarnya petani mitra membutuhkan kerjasama dengan PT Agro Lestari untuk
memasarkan brokoli yang mereka panen, karena mereka tidak perlu mencari pasar untuk produk organik mereka. Brokoli yang di panen langsung dibeli oleh PT
Agro Lestari, sehingga petani tidak perlu mengeluarkan biaya untuk penyimpanan. Untuk PT Agro Lestari, kerjasama ini sangat dibutuhkan untuk
memenuhi pesanan yang datang dari PT X. PT Agro Lestari membutuhkan pasokan brokoli organik yang berkesinambungan, karena tidak semua petani
memiliki kemampuan menghasilkan brokoli organik yang sama kualitasnya. PT X juga membutuhkan kerjasama ini, karena PT Agro Lestari dapat memasok brokoli
organik sesuai dengan kualitas dan pesanan dari pihak supermarket. Hubungan saling ketergantungan tersebut membuat posisi tawar kedua belah pihak dapat
dikatakan seimbang. Posisi tawar dengan PT X dengan supermarket menjadi hal yang sangat
penting dalam rantai pasokan. Hal tersebut dikarenakan PT X merupakan pihak yang menjadi perwakilan dari petani brokoli organik dan PT Agro Lestari yang
sangat berkepentingan terhadap keberlangsungan rantai pasokan brokoli organik. PT X memiliki standar harga brokoli organik yang mereka jual, harga jual ini
berdasarkan pada biaya produksi yang sudah ditambahkan dengan keuntungan yang diinginkan. Harga jual ini yang akan ditawarkan kepada supermarket dalam
menentukan harga yang akan disepakati. Harga jual brokoli organik yang ditawarkan oleh PT X kepada supermarket juga melihat harga pasar yang berlaku.
Supermarket memiliki posisi tawar yang lebih kuat dibandingkan dengan PT X. Apabila PT X tidak mampu memenuhi permintaan brokoli organik dalam
jumlah dan ukuran yang telah ditentukan, maka pihak supermarket dapat menolak
73 pasokan brokoli organik. Hal tersebut mengindikasikan bahwa posisi tawar
supermarket lebih kuat. Posisi tawar anggota rantai pasokan brokoli organik pada PT Agro Lestari dapat dilihat pada Gambar 7.
Keterangan : berarti pembeli memiliki kekuatan melebihi pemasok berarti pemasok memiliki kekuatan melebihi pembeli
= berarti terdapat saling ketergantungan
Gambar 7. Posisi Tawar Anggota Rantai Pasokan Brokoli Organik pada PT Agro
Lestari
6.5.2 Pola Distribusi
Pola distribusi dalam rantai pasokan brokoli organik menjabarkan tiga komponen utama, yakni aliran produk brokoli organik, aliran uang, dan aliran
informasi. Proses penyampaian tiga komponen tersebut penting diketahui agar dapat dianalisis apakah aliran distribusi dalam rantai pasokan sudah berjalan
lancar atau masih terkendala.
6.5.2.1 Aliran Produk
Produk yang didistribusikan dalam rantai pasokan adalah brokoli organik dengan kualitas baik. Proses distribusi brokoli organik diawali dari kegiatan
pemanenan brokoli organik di kebun petani mitra PT Agro Lestari. Pengangkutan brokoli organik dari petani ke lokasi pengemasan milik PT Agro Lestari dilakukan
oleh masing-masing petani pada pagi hari, sekitar pukul 09.00 - 10.00 WIB. Petani mengirim langsung brokoli organik dengan menggunakan keranjang plastik
dan diantarkan langsung dengan sepeda motor. Apabila brokoli organik yang diantarkan lebih dari kapasitas kemampuan petani dalam mengantarkan barang
dengan menggunakan motor, maka hasil panen brokoli organik diambil oleh pihak PT Agro Lestari dengan menggunakan mobil. Setelah brokoli organik tiba di
PT Agro Lestari
PT X Supermarket
Petani Mitra
=
74 lokasi pengemasan PT Agro Lestari, brokoli organik kemudian dibersihkan lalu
dilakukan sortasi. Brokoli organik yang telah dibersihkan dan disortasi kemudian ditimbang dan dilakukan pencatatan, setelah itu brokoli organik dimasukkan ke
dalam keranjang plastik milik PT Agro Lestari. Brokoli organik yang telah disimpan di dalam keranjang plastik milik PT
Agro Lestari kemudian dikemas sesuai dengan permintaan, yaitu menggunakan plastik wrapping. Untuk ujung batangnya, ditutup dengan tisu terlebih dahulu
sebelum proses wrapping. Setelah dikemas dan diberikan merek dan barcode dari PT X, Brokoli organik tersebut dimasukkan ke dalam keranjang plastik dan
ditimbang kembali berdasarkan pesanan. Brokoli yang telah siap untuk dikirim, dijemput oleh PT X. Pengiriman brokoli organik dilakukan pada pukul 17.00-
18.00 WIB dan langsung dibawa ke gudang milik PT X yang berlokasi di daerah Parung. Namun terkadang PT X terlambat menjemput karena beberapa kendala
yang terjadi selama perjalanan menuju PT Agro Lestari. Pengangkutan brokoli organik dari PT Agro Lestari dilakukan oleh PT X.
Setelah mobil cold box milik PT X datang untuk menjemput, brokoli organik mulai ditimbang dan di masukkan ke keranjang plastik milik PT X. Kapasitas satu
unit kendaraan dalam setiap kali pengiriman brokoli organik mencapai 100 kg, namun brokoli organik yang dibawa dalam pengiriman jumlahnya tergantung
pada pesanan. Setelah Brokoli organik tiba di gudang penyimpanan PT X, brokoli organik kembali mengalami proses sortasi oleh pihak PT X. Kegiatan sortasi oleh
pihak PT X dilakukan untuk menentukan jumlah brokoli organik yang masuk standar kualitas supermarket, brokoli yang dianggap tidak memenuhi kriteria akan
dibawa kembali ke PT Agro Lestari sebagai brokoli tolakan. Lalu brokoli organik dikirim ke supermarket mulai dari 03.00 WIB. Penyortiran brokoli organik oleh
pihak PT X dirasa tidak efisien karena dari setiap pengiriman masih selalu terdapat penolakan yang ternyata pada saat di sortir oleh pihak supermarket,
brokoli yang dianggap tidak sesuai oleh pihak PT X, malah masuk dalam kriteria brokoli yang sesuai oleh pihak supermarket.
Brokoli organik tiba di gudang penyimpanan supermarket pada pagi hari, brokoli organik kembali mengalami proses sortasi oleh pihak supermarket.
Kegiatan sortasi oleh pihak supermarket dilakukan untuk menentukan jumlah
75 brokoli organik yang masuk standar kualitas supermarket. Brokoli organik yang
telah melalui tahap sortasi kemudian disimpan ke dalam keranjang milik supermarket dan ditimbang, jumlah yang telah memenuhi standar merupakan
jumlah yang dihitung oleh pihak supermarket, brokoli organik tersebut kemudian disimpan ke gudang pendingin untuk menjaga kesegaran brokoli organik sebelum
dijual kepada konsumen. Pengiriman brokoli organik dilakukan setiap seminggu tiga kali sesuai dengan kesepakatan.
Berdasarkan Gambar 8. dapat dilihat bahwa aliran produk berjalan lancar, mulai dari petani mitra hingga ke konsumen akhir.
Berikut merupakan alur distribusi produk rantai pasokan brokoli organik.
Keterangan : Aliran produk lancar
Gambar 8. Alur Distribusi Produk Rantai Pasokan Brokoli Organik
6.5.2.2 Aliran Uang
Modal merupakan salah satu komponen penting dalam rantai pasokan brokoli organik yang digunakan untuk kegiatan budidaya serta pembelian brokoli
organik dari petani mitra. Modal usaha untuk kegiatan pemeliharaan seperti pembelian bibit, pupuk organik dan upah tenaga kerja selama ini menggunakan
modal sendiri serta pinjaman dari pihak PT Agro Lestari. Sebagian besar, petani mitra menjadikan usaha ini sebagai mata pencaharian utama mereka. Brokoli
organik dijual kepada PT Agro Lestari dan dibayarkan setiap bulan. Petani mitra mendapatkan uang untuk kegiatan budidaya berikutnya dari transaksi yang
dilakukan.
PT Agro Lestari dalam melakukan kegiatan produksinya menggunakan modal pribadi, hingga saat ini usahanya berkembang tetap dengan modal sendiri.
PT Agro Lestari melakukan transaksi dengan PT X dan pembayaran juga dilakukan sebulan sekali. Sedangkan pihak supermarket membayar sejumlah
pesanan brokoli organik setiap dua minggu sekali. Supermarket memberikan faktur kepada pihak PT X dan pihak PT X menukarkan faktur tersebut dengan
PT Agro Lestari
PT X Supermarket
Konsumen Petani
Mitra
76 sejumlah uang yang telah disepakati. Aliran uang yang terjadi dalam rantai
pasokan ini dimulai dari konsumen sampai kepada petani mitra PT Agro Lestari. Aliran distribusi uang dalam rantai pasokan brokoli organik dapat dilihat pada
Gambar 9.
Keterangan : Alur distribusi uang lancar Alur distribusi uang kurang lancar
Alur distribusi uang tidak lancar
Gambar 9. Alur Distribusi Uang dalam Rantai Pasokan Brokoli Organik
Pada Gambar 9. dapat dilihat bahwa alur distribusi uang dari mulai konsumen berjalan lancar, karena konsumen membayar brokoli organik secara
tunai kepada supermarket, sedangkan supermarket membayar dua minggu sekali kepada PT X. Namun, PT X membayar sebulan sekali kepada pihak PT Agro
Lestari sehingga alur distribusi uang antara PT Agro Lestari dengan petani mitra mengalami hambatan. PT Agro Lestari tidak dapat membayar petani secara
langsung karena adanya keterbatasan modal. Hal ini menyebabkan hambatan dalam hal pembiayaan produksi brokoli organik, karena petani mengandalkan
dana dari transaksi tersebut untuk proses produksi. Jadi agar proses produksi tetap terus bejalan, sebagian dari petani mencari pinjaman modal untuk menutupi biaya
produksi.
6.5.2.3 Aliran Informasi
Aliran distribusi informasi merupakan komponen yang sangat penting untuk diperhatikan guna pencapaian tujuan dari rantai pasokan. Distribusi
informasi yang baik diantara pelaku rantai pasokan dapat menciptakan suatu hubungan yang baik dan transparan sehingga mampu meningkatkan kepercayaan
serta komitmen dalam menjalankan hubungan kerjasama. Aliran informasi antara pelaku harus dikelola dengan baik secara bersama untuk menghindari asymetric
PT Agro Lestari
PT X Supermarket
Konsumen Petani
Mitra
77 information yang akan menghambat efektivitas serta berpotensi menimbulkan
kecurangan dalam suatu kemitraan. Aliran informasi dalam rantai pasokan brokoli organik pada PT Agro
Lestari terdiri dari informasi pasar, informasi teknis budidaya, serta informasi penanganan pasca panen. Informasi pasar meliputi siapa pasar sasaran akhir
konsumen, bagaimana perilaku dan preferensi konsumen, serta kualitas produk apa yang diinginkan konsumen. Informasi pasar diperoleh dari pihak supermarket
yang kemudian disampaikan kepada perwakilan pihak PT X, komunikasi mengenai informasi pasar ini biasanya berlangsung pada saat pengiriman brokoli
organik. Salah satu hal penting mengenai informasi pasar dari konsumen akhir adalah menyangkut standar kualitas, tampilan brokoli organik yang digemari dan
keamanan produk brokoli organik. Informasi pasar dari konsumen dapat pula berupa keluhan mengenai produk baik secara kuantitas maupun kualitas. Pihak
supermarket mengkomunikasikan informasi pasar dengan jelas kepada para pemasoknya termasuk PT X. Informasi yang didapatkan PT X dari supermarket,
langsung disampaikan lagi kepada pihak PT Agro Lestari. Namun dalam kenyataannya, pihak PT X tidak menjelaskan secara detail mengenai produk
brokoli yang dianggap tidak sesuai dengan kriteria supermarket. Dalam setiap pengiriman, selalu terdapat tolakan yang menurut PT Agro Lestari tidak sesuai
dengan brokoli yang telah dikirim, seperti terdapat minyak pada plastik wrapping. PT X tidak menjelaskan secara rinci mengenai produk yang menjadi tolakan
sehingga PT Agro Lestari hanya melakukan evaluasi dengan para petani. Oleh karena itu, informasi yang terjalin antara PT Agro Lestari dengan PT X dapat
dikatakan kurang lancar. PT Agro Lestari menyampaikan informasi terkait pasar sasaran kepada
para petani. Pihak PT Agro Lestari biasanya mendiskusikan dengan petani mitranya untuk pemecahan permasalahan terkait informasi pasar seperti upaya-
upaya peningkatan kualitas brokoli organik, sertifikasi lahan, maupun perbaikan sistem budidaya. Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi keinginan konsumen
akhir brokoli organik. Pihak PT Agro Lestari memberikan informasi mengenai kegiatan budidaya brokoli organik sesuai standar yang mereka tetapkan dan
pelatihan teknik penanganan pasca panen yang baik kepada petani mitra brokoli
78 organik PT Agro Lestari. Aliran distribusi informasi dalam rantai pasokan brokoli
organik dapat dilihat pada Gambar 10.
Keterangan : Alur distribusi informasi lancar Alur distribusi informasi kurang lancar
Gambar 10. Alur Distribusi Uang dalam Rantai Pasokan Brokoli Organik
6.5.3 Keragaan Manajemen Rantai Pasokan
Keragaan rantai pasokan brokoli organik di PT Agro Lestari dapat dilihat secara lengkap pada Gambar 11. Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa aliran
produk yang terjadi di PT Agro Lestari berjalan lancar, mulai dari petani yang mengirimkan langsung produk brokoli organik ke PT Agro Lestari sesuai dengan
jadwal pengiriman yang telah disepakati, begitupun pengiriman yang dilakukan PT Agro Lestari kepada PT X, pengiriman yang dilakukan PT X ke supermarket,
sehingga produk sampai konsumen tepat pada waktunya. Aliran distribusi uang dari mulai konsumen berjalan lancar, karena konsumen membayar brokoli organik
secara tunai kepada supermarket, sedangkan supermarket membayar dua minggu sekali kepada PT X. Namun, PT X membayar sebulan sekali kepada pihak PT
Agro Lestari sehingga alur distribusi uang antara PT Agro Lestari dengan petani mitra dinilai kurang lancar. PT Agro Lestari tidak dapat membayar petani secara
langsung karena adanya keterbatasan modal. Aliran informasi yang terjadi antara PT X dengan supermarket telah berjalan lancar. Informasi yang didapatkan PT X
dari supermarket, langsung disampaikan lagi kepada pihak PT Agro Lestari. Namun dalam kenyataannya, pihak PT X tidak menjelaskan secara detail
mengenai produk brokoli yang dianggap tidak sesuai dengan kriteria supermarket, sehingga arus informasi dari PT X ke PT Agro Lestari berjalan kurang lancar,
yang mengakibatkan selalu terdapat tolakan pada setiap pengiriman. Arus informasi yang terjalin antara PT Agro Lestari dengan petani mitranya berjalan
PT Agro Lestari
PT X Supermarket
Konsumen Petani
Mitra
79 dengan lancar, PT Agro Lestari menyampaikan informasi terkait pasar sasaran
kepada para petani.
Keterangan : Aliran Produk Alur kurang lancar
Aliran uang Alur tidak lancar
Aliran informasi Alur lancar
Gambar 11
. Keragaan Manajemen Rantai Pasokan Brokoli Organik pada PT Agro Lestari
6.5.4 Jaminan Identitas Merek
Identitas merek dari suatu produk menjadi salah satu hal yang penting bagi konsumen ataupun produsen. Merek dari suatu produk menjadi pembeda dari
produk lainnya sehingga dapat dipersepsikan atau diasosiasikan karakteristik maupun kinerjanya oleh konsumen. Bahkan merek bisa dijadikan pencitraan dari
sebuah produk yang penting bagi konsumen ataupun produsen. Merek dari suatu produk menjadi pembeda dari produk lainnya sehingga dapat dipersepsikan atau
diasosiasikan karakteristik maupun kinerjanya oleh konsumen. Bahkan merek bisa dijadikan pencitraan dari sebuah produk. Pada sektor pertanian, produk yang
diperdagangkan dapat berupa produk segar atau produk olahan. Pemberian merek pada produk hortikultura segar, biasanya dilakukan oleh perusahaan berskala
besar. Hasil panen brokoli organik dari petani tidak diberikan merek. Petani
menjual hasil panennya kepada PT Agro Lestari dengan curah dan tanpa merek. Merek baru diberikan setelah brokoli organik di sortir, ditimbang dan dikemas
dengan menggunakan plastik wrapping. Merek ditempelkan bersama barcode untuk produk brokoli organik. Merek yang digunakan oleh PT Agro Lestari yaitu
merek PT X karena merek tersebut telah memiliki pencitraan yang baik terhadap produk hortikultura khususnya produk organik, selain itu PT X telah memiliki
sertifikat yang telah dicantumkan dalam merek tersebut. Sehingga konsumen yakin bahwa produk tersebut merupakan produk yang benar organik.
PT Agro Lestari
PT X Supermarket
Konsumen Petani
Mitra
80 Pemberian merek penting bagi konsumen, karena konsumen akan
mengetahui asal dari perusahaan yang memproduksi produk tersebut. Dengan demikian, apabila terjadi sesuatu maka konsumen akan dengan mudah
memberikan keluhan kepada pihak supermarket. Apabila brokoli organik yang dikonsumsi memuaskan konsumen, maka konsumen akan mencari sayuran
dengan merek yang mereka percaya, dimanapun sayuran itu berada. Selain itu, pemberian merek juga dapat memudahkan pihak supermarket untuk membedakan
produk dan menyampaikan keluhan konsumen terhadap produk tersebut. Untuk membedakan produk PT Agro Lestari dengan produk dari perusahaan pengumpul
yang lainnya terletak pada peletakan barcode. Untuk produk dari PT Agro Lestari, meletakkan barcode tepat di bawah merek, hal tersebut untuk mempermudah PT
X dalam mengukur kinerja PT Agro Lestari.
6.6 Kinerja Rantai 6.6.1 Kinerja Kemitraan