28
IV METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan di PT Agro Lestari, Jl. Raya Puncak, Jl. Diklat PLN No. 1, Cibogo Kabupaten Bogor dan kebun petani mitra yang berada di
daerah Cisarua, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja purposive didasarkan pada kondisi wilayah tersebut yang baik untuk produksi
brokoli organik dan adanya kerjasama dengan PT X sebagai pemasar produk organik yang telah memiliki sertifikat organik dan telah memiliki kerjasama
kemitraan dengan pihak supermarket yang berada di daerah Jakarta. Penelitian mengenai manajemen rantai pasokan brokoli organik tersebut dilaksanakan mulai
bulan Mei hingga Juni 2011.
4.2 Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan observasi atau pengamatan langsung, kuesioner dan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait. Jenis data terbagi
menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer didapat dari observasi langsung, kuesioner dan wawancara. Data sekunder diperoleh dari
dokumen-dokumen pihak yang terkait dan studi pustaka. Responden dalam penelitian ini adalah petani brokoli organik yang berada di Desa Cisarua, PT Agro
Lestari, pihak PT X, dan Lotte Mart sebagai perwakilan dari pihak supermarket.
4.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Kajian manajemen rantai pasokan membutuhkan suatu pendekatan metode analisis yang mampu menjabarkan permasalahan secara komprehensif. Penjabaran
permasalahan rantai pasokan meliputi beberapa hal antara lain mengenai rantai pasokan, kinerja rantai pasokan, hambatan yang dihadapi rantai pasokan serta
alternatif kebijakan bagi pengembangan rantai pasokan. Oleh karena itu, dalam penelitian mengenai manajemen rantai pasokan brokoli organik pada PT Agro
Lestari ini akan dilakukan kajian yang meliputi deskripsi model rantai pasokan brokoli organik yang terjadi saat ini. Analisis kinerja rantai pasokan dalam hal
29 kemitraan, serta alternatif kebijakan pengembangan rantai pasokan yang dapat
dilakukan.
4.3.1 Model Rantai Pasokan Brokoli Organik pada Agro Lestari
Model rantai pasokan yang terjadi dibahas dengan analisis deskriptif menggunakan metode pengembangan yang mengikuti kerangka proses Food
Supply Chain Networking FSCN dari Lambert dan Cooper 2000 yang kemudian dimodifikasi oleh Van Der Vorst 2005. Untuk melihat efisiensi
kinerja, maka digunakan metode margin tataniaga serta farmer’s share dan
melihat kinerja kemitraan yang telah ada dengan sebelas atribut kemitraan dan dijelaskan secara deskriptif.
4.3.1.1 Sasaran Rantai 1
Sasaran Pasar
Sasaran pasar memaparkan tentang bagaimana model suatu rantai pasokan berlangsung terhadap produk yang dipasarkan. Dalam hal ini, sasaran pasar dapat
menjelaskan mengenai bagaimana berlangsungnya model suatu rantai pasokan terhadap brokoli organik yang dipasarkan. Tujuan pasar dideskripsikan dengan
jelas, seperti siapa pelanggan produk brokoli organik, apa yang dibutuhkan dan diinginkan pelanggan. Sasaran pasar dalam FSCN dapat diklarifikasikan ke dalam
upaya segmentasi pasar, kualitas yang terintegrasi, optimalisasi rantai, atau kombinasi diantara tiga hal tersebut.
2 Sasaran Pengembangan
Sasaran pengembangan menjelaskan target atau objek dalam rantai pasokan brokoli organik yang hendak dikembangkan oleh beberapa pihak yang
terlibat di dalamnya. Sasaran pengembangan rantai pasokan brokoli organik dirancang bersama-sama oleh pelaku rantai yakni petani mitra, PT Agro Lestari
dan PT X. Bentuk sasaran pengembangan dapat berupa penciptaan koordinasi, kolaborasi, atau pengembangan penggunaan teknologi informasi serta prasarana
lain yang dapat meningkatkan kinerja rantai pasokan.
30
4.3.1.2 Struktur Jaringan
Struktur jaringan menjabarkan mengenai anggota atau pihak-pihak yang terlibat dalam rantai pasokan beserta peranannya masing-masing. Aliran
komoditas mulai dari hulu hingga hilir serta penyebarannya ke berbagai lokasi dijabarkan dan dikaitkan dengan keberadaan anggota rantai pasokan serta bentuk
kerjasama yang terjadi diantara berbagai pihak.
4.3.1.3 Manajemen Rantai
Manajemen rantai menjelaskan konfigurasi hubungan yang terjadi dalam jaringan MRP yang memfasilitasi proses pengambilan keputusan secara cepat
oleh pelaku rantai pasokan dengan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki dalam rantai pasokan guna meningkatkan kinerja rantai pasokan. Tujuannya
adalah untuk mengetahui pihak mana bertindak sebagai pengatur dan pelaku utama di dalam rantai pasokan. Pihak yang menjadi pelaku utama adalah pihak
yang melakukan sebagian besar aktivitas di dalam rantai pasokan dan memiliki kepemilikan penuh terhadap asset yang dimilikinya. Terdapat beberapa aspek
khusus yang harus dikelola dengan baik agar tidak menghambat kinerja MRP secara keseluruhan. Beberapa hal yang akan dikaji dalam manajemen rantai antara
lain :
1 Pemilihan Mitra
Dijelaskan mengenai bagaimana proses kemitraan itu terbentuk, kriteria- kriteria apa saja yang digunakan untuk memilih mitra kerjasama dan bagaimana
praktek di lapangan.
2 Kesepakatan Kontraktual dan Sistem Transaksi
Dijelaskan mengenai bentuk kesepakatan kontraktual yang disepakati dalam membangun hubungan kerjasama disertai dengan sistem transaksi yang
dilakukan diantara berbagai pihak yang bekerjasama.
31
3 Kolaborasi Rantai
Dijelaskan mengenai koordinasi kerjasama dalam suatu rantai pasokan yang dipaparkan secara lengkap meliputi tindakan kolaboratif, perencanaan
kolaboratif serta proses trust building.
4.3.1.4 Sumberdaya Rantai
Hal yang penting untuk mengetahui potensi-potensi yang dapat mendukung upaya pengembangan rantai pasokan yaitu meninjau sumberdaya
yang dimiliki oleh anggota rantai pasokan. Beberapa komponen yang dapat dikategorikan sebagai sumberdaya rantai antara lain mencakup aspek sumberdaya
fisik, sumberdaya manusia, teknologi, sistem informasi dan permodalan.
4.3.1.5 Proses Bisnis Rantai
Proses bisnis rantai menjelaskan proses-proses yang terjadi di dalam rantai pasokan untuk mengetahui apakah keseluruhan alur rantai pasokan yang mapan
dan terintegrasi. Proses bisnis ditinjau berdasarkan aspek hubungan proses bisnis antara anggota rantai pasokan, pola distribusi produk, modal, dan informasi,
serta jaminan identitas merek.
4.3.2 Analisis Kinerja Rantai Pasokan
Setelah melakukan pengkajian dari aspek-aspek yang sebelumnya telah dijelaskan, kemudian menilai rantai pasokan berdasarkan kinerjanya dalam
memenuhi permintaan konsumen serta memuaskan anggota rantai pasokan yang terkait. Pengukuran kinerja rantai pasokan brokoli organik menggunakan
beberapa pendekatan yakni terkait kinerja efisiensi rantai pasokan serta kinerja kemitraan.
4.3.2.1 Kinerja Kemitraan
Kemitraan menjadi aspek yang sangat penting dalam kerangka pengembangan manajemen rantai pasokan suatu produk. Kemitraan yang terjalin
akan sangat mendukung terjadinya koordinasi dan kolaborasi dari rantai pasokan
32 secara terintegrasi. Oleh karena itu, kinerja kemitraan dari suatu rantai pasokan
sangat penting untuk dievaluasi secara berkelanjutan guna perbaikan kinerja rantai pasokan.
Pelaksanaan kemitraan antara pelaku dalam rantai pasokan brokoli organik diukur dengan melihat kepuasan setiap pelaku rantai pasokan terhadap
pelaksanaan kemitraan. Dalam hal ini yaitu petani, PT Agro Lestari, PT X, supermarket. Analisis yang dilakukan menggunakan metode analisis kesesuaian
atribut. Dari nilai atribut yang diperoleh, maka hasilnya dapat dijelaskan secara deskriptif.
Hasil dari penelitian terhadap kepentingan dan kinerja setiap atribut kemitraan tersebut dibandingkan untuk kemudian dilakukan penarikan
kesimpulan secara umum apakah kemitraan yang selama ini berjalan telah memberikan kepuasan bagi anggota rantai pasokan. Sebagai pedoman
pengambilan data dan sebagai fokus pembahasan penilaian kinerja kemitraan. Atribut-atribut tersebut diperoleh berdasarkan kerangka kerja FSCN dan kondisi
nyata terjadi di lapangan. Sebelum menetapkan atribut kemitraan, penulis mendiskusikan terlebih dahulu dengan pihak PT Agro Lestari untuk
menyempurnakan hasil penelitian. Keberhasilan pelaksanaan kemitraan dinilai meliputi 11 atribut. Secara lengkap atribut kemitraan yang akan dinilai dapat
dilihat dari Tabel 5.
Tabel 5. Atribut Kemitraan dalam Rantai Pasokan Brokoli Organik pada PT
Agro Lestari
No Atribut Kemitraan
1. Komitmen dalam kerjasama
2. Keterbukaan informasi
3. Tingkat keuntungan
4. Akses permodalan
5. Efisiensi biaya transaksi dan pemasaran
6. Kualitas produk
7. Penerapan standar budidaya
8. Tingkat penjualan
9. Harga jual produk
10. Penanggungan risiko secara adil 11. Upaya peningkatan keterampilan
33
4.3.2.2 Efisiensi Rantai Pasokan
Beberapa tujuan yang ingin dicapai dari suatu pengelolaan rantai pasokan secara terintegrasi antara lain agar mampu menjamin produk diterima konsumen
dengan harga yang bersaing, cepat, berkualitas, dan mudah diakses. Salah satu hal yang dapat dijadikan indikator bagi keberhasilan rantai pasokan brokoli organik
adalah efisiensi biaya disepanjang rantai pasokan, sehingga harga produk di tingkat konsumen menjadi kompetitif. Oleh karena itu, proses penyaluran produk
brokoli organik dari petani hingga konsumen akhir harus mampu dilakukan dengan biaya yang efisien. Efisiensi biaya transaksi atau pemasaran di dalam
rantai pasokan brokoli organik tersebut akan meningkatkan profitabilitas rantai pasokan. Efisiensi tersebut juga berarti bahwa walaupun harga di tingkat
konsumen akhir kompetitif, tetapi setiap pelaku rantai pasokan memperoleh keuntungan secara wajar sesuai dengan peranannya masing-masing.
Konsep tataniaga pertanian yang digunakan untuk menilai kondisi efisiensi dalam rantai pasokan brokoli organik meliputi perhitungan margin pemasaran
brokoli organik serta farmer’s share. Marjin tataniaga brokoli organik digunakan
untuk melihat perbedaan harga di berbagai tingkat anggota rantai pasokan yang terlibat. Perhitungan marjin meliputi beberapa pelaku rantai yakni dari tingkat
petani, PT Agro Lestari, PT X, dan supermarket. Perhitungan margin diperoleh dari pengurangan biaya penjualan dengan pembelian pada setiap tingkat anggota
rantai pasokan brokoli organik. Secara matematis hubungan antara marjin tataniaga yang diperoleh pelaku rantai pasokan dapat dituliskan sebagai berikut :
Keterangan : M
i
= Marjin tataniaga pada pasar tingkat ke-i Rpkg H
ji
= Harga penjualan brokoli organik pada pasar tingkat ke-i Rpkg H
bi
= Harga pembelian brokoli organik pada pasar tingkat ke-i Rpkg i
= 1,2,3,.....n M
i
= H
ji
– H
bi
34 Bagian yang diterima petani dari harga yang dibayar oleh konsumen akhir
farmer’s share juga menjadi hal yang dianalisis guna mengetahui kinerja efisiensi rantai pasokan brokoli organik. Konsumen akhir brokoli organik yang dibahas
adalah pembeli yang membeli brokoli organik di supermarket, sedangkan harga di tingkat konsumen akhir diasumsikan merupakan harga yang ditetapkan oleh
supermarket. Analisis farmer’s share merupakan analisis yang menggunakan
penyebaran marjin tataniaga yang dapat dilihat berdasarkan bagian yang diperoleh masing-masing pelaku rantai pasok dengan keterlibatan dalam proses
transpormasi output. F armer’s share memiliki hubungan negatif dengan marjin
tataniaga, dimana semakin tinggi nilai marjin tataniaga brokoli organik maka nilai farmer’s share akan semakin rendah. Secara matematis farmer’s share dapat
dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :
Keterangan : FS = F
armer’s share FP = Harga di tingkat petani Rpkg
CP = Harga di tingkat konsumen akhir Rpkg
FS
FP CP
x 100
=
35
V Gambaran Umum Perusahaan
5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan